Hari pertama masuk kampus baru.
Yeyyy.....hari ini aku mulai jadi anak mahasiswa. Gak terasa sudah lulus SMU dan sudah masuk perguruan tinggi saja.
Aku pilih perguruan tinggi negeri favorit di Jakarta. Sedangkan Silvi sobatku, lanjutin sekolah di negeri Singa. Jadi deh kita ga bisa bareng-bareng lagi. Silvi janji akan tetap kirim kabar via sosmed atau email. Seminggu lalu Silvi berangkat ke negeri seberang. Aku sempat mengantar dia di bandara. Sedih sih bakal berpisah sama sahabat yang tau banyak tentang aku dan rahasia kecilku.
Tapi kita berdua bukan anak cengeng jadi ga ada acara hujan air mata segala. Cuma pelukan sambil cengengesan.
Biasa baru masuk kampus baru, kita mahasiswa baru diharuskan mengikuti kegiatan orientasi penerimaan mahasiswa baru.
Hari pertama kita diharuskan memakai baju putih-putih dengan name tag dari karton bertuliskan nick name yang diberikan panitia dan jurusan. Tasnya pake tas karung terigu. Pake topi dari karton dihiasi kertas emas. Dan pake kaos kaki dua warna, merah dan putih.
Satu lagi khusus anak perempuan rambutnya dikucir 5. Merepotkan sekali. Pagi-pagi Bunda sudah membantu aku. Dan Ayah sudah mengantarku ke kampus agar tidak terlambat. Karena acara hari ini dimulai pukul 06.30.
Jarak rumah lumayan jauh dari Kampus sekitar 45 menit. Ayah pun sudah bersiap dari sehabis subuh. Karena berlawanan arah orang pergi bekerja, jalanan terasa sedikit lengang. Tapi ketika mendekati daerah kampus cukup padat juga. Banyak juga yang diantar orang tua atau kakaknya.
Di kampus sudah banyak mahasiswa baru yang berseragam sama denganku berkumpul. Setelah pamit pada Ayah, aku segera mencari barisan kelompokku sesuai daftar yang kemarin dibagikan.
Aku dapat kelompok Merah 72. Dan posisi barisan sudah ditentukan dan diberi bendera.
Akhirnya aku menemukan barisan kelompok ku. Di belakang bendera merah diberi angka 72.
"Hai, gue Mirna lo?" seorang cewek dari kelompokku mengulurkan tangannya berkenalan denganku ketika aku memasuki barisan kelompok.
"Hai juga, Dinda." sambutku dengan tersenyum.
Kamipun berkenalan dengan seluruh anggota kelompok Merah 72 yang terdiri dari 12 anak cewek dan 8 anak cowok.
Tidak lama panitia mengumumkan agar seluruh barisan bersiap dan acara akan segera dimulai.
Udara terasa hangat karena masih pagi dan matahari belum menampakkan kegarangannya.
Lumayan, mudah-mudahan semuanya lancar.
Pidato dari Rektor menyambut mahasiswa-i baru cukup 15 menit saja. Dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya dan Doa.
Tak lama Pidato dari Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa-i baru.
Aku coba menghafalkan nama teman-teman sekelompokku. " Silahkan Kak Bayu untuk berpidato."
Hah.... Mataku membelalak melihat seseorang yang dipanggil Kak Bayu naik ke atas podium.
Itu kan Bayu, anak Tante Siska dan Om Bayu.
Ku lihat mahasiswi-mahasiswi berkasak kusuk mengagumi kegantengan Bayu.
Hatiku jadi ga karuan.
Iya sih sejak acara pertunangan itu, aku belum pernah bertemu lagi dengan Bayu. Cuma sekali Bayu meneleponku saat pengumuman kelulusan. Itupun pakai telepon rumah. Jadi aku belum tahu nomor HP Bayu.
"Selamat ya Dinda sayang, sori ya Bayu ga bisa datang di acara prom kamu. Lagi UAS nih. Padahal kamu pasti cantik deh " goda Bayu di seberang telepon.
"Ga papa, rajin belajar ya biar nilainya bagus terus"
"Aduh aku kangen banget pingin ketemu kamu lho"
"Gombal"
"Ih boleh dong kangen sama calon istri ... hehehe..."
"Salam buat Bundamu ya Sayang." Celetuk Tante Siska di belakang.
"Oh iya Mami, pasti disampein." jawabku. Bayu pun mengulang ucapanku agar didengar Tante Siska.
....
Ternyata aku tidak mendengarkan pidato 'Kak Bayu' barusan.
"Eh itu Kak Bayu yang jago itu ya."
"Kudengar dia sebentar lagi akan lulus."
Masa sih beda umurku dengan Bayu kan cuma 1 tahun lebih. Jadi baru tingkat 2 atau tingkat 3.
Tapi Bayu memang terkenal Pintar sejak dulu.
Bisa jadi. Aku kan ga begitu hapal sekolahnya selama ini.
Dasar aneh... tunangan macam apa kok ga tau siapa tunangannya..
Hush... jangan salahkan aku. Kan, Bayu sendiri yang ga pernah cerita-cerita. Telpon aja jarang.
Nanti deh kalau ketemu aku interogasi.
Ketemu di kampus, emang ga malu tuh kecil-kecil sudah tunangan.
....
Saking sibuknya mengikuti orientasi, aku ga sempat melirik-lirik Bayu. Banyak banget tugasnya.
Tapi semua lancar.
Ini hari terakhir orientasi. Dan sebentar lagi acara bebas sepertinya.
Kulihat Bayu sedang mengobrol dengan salah seorang panitia cewek dengan serius di salah satu pojok.
Aku dan Mirna sedang berjalan di dekat panitia mau mengambil nasi kotak yang ada di salah satu meja.
"Dindin dan Murdoch kemari." Teriak salah satu panitia cewek.
"Eh itu nickname kita ya... ada apa ya" tanya Mirna.
"Ya udah kita dekatin saja, kan kita ga ada salah apa-apa, ga mungkin dihukum" kataku menenangkan.
Kamipun mendekati panitia yang berambut sebahu dan bertubuh kecil. Namanya Dewi.
"Siap Kak Dewi, bisa kami bantu?" Sahut kami berbarengan.
"Eh kalian jurusan FA kan?"
"Siap Kak Dewi!"
"Nanti setelah acara selesai, jangan lupa kumpul ya didekat jurusan. Itu saja"
"Siap Kak Dewi!"
Ku kira ada apa... ternyata cuma pengumuman kegiatan jurusan.
Oya Mirna ternyata satu jurusan dengan ku.
Setelah pamit kami pun kembali menuju meja tempat nasi kotak.
Ku lirik... 'Kak Bayu' menengok ke arah kami sambil mengernyitkan wajahnya.
Aku cuma tersenyum.
Mulutnya terbuka seperti menyebut namaku "Din-da" tanpa suara.
Aku mengangguk pelan.
Tak lama... 'Kak Bayu' tersenyum dan mengerling jahil.
Ku lihat cewek di depan Kak Bayu menarik lengan baju 'Kak Bayu' karena merasa tidak diperhatikan omongannya.
Siapa ya dia?
Nanti aku benar-benar interogasi Bayu.
Sedikit cemburu terlintas di hatiku.
AN
Gimana ceritanya guys? Seru ga ? Bikin penasaran ga?
Vommentnya dong...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda (Completed)
RomancePertunangan Dinda dan Bayu berlangsung beberapa bulan sebelum Dinda menyandang status mahasiswi. Dinda tidak menyangka satu kampus dengan Bayu. Meski cuma beberapa bulan. Dinda berharap pertunangan mereka tidak mengganggu kuliahnya. Pertunangan mere...