Stranger

4.4K 184 0
                                    

Menjelang akhir tahun Asrijaya mengucapkan Selamat Tinggal Tahun 2015.

Dan untuk menyambut tahun Baru 2016 update cerita Dinda dulu ah....

Pendek aja ya.

***

Pekan UTS sudah selesai hari ini, sekarang waktunya meregangkan otot.

Dinda merapikan perlengkapan tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas selempangnya. Semalam Ia begadang mengulang materi yang akan diujikan hari ini. Syukurlah tidak sia-sia SKS nya. Sekarang tinggal menguap. Dinda sudah membayangkan akan terkapar di kasur empuknya memeluk guling dan bermimpi indah.

Ketika Dinda baru melewati koridor, tidak sengaja Dinda berpapasan dengan Fadli dan seorang teman perempuan jurusannya. Terlihat dari jaket jurusan yang dikenakan keduanya. Fadli tersenyum sekilas pada Dinda. Dinda pun hanya membalas dengan senyum tipis.

"Ganteng juga Fadli." batin Dinda sambil terus melangkah ke arah kantin borju. Setelah memesan lemon tea dan pancake. Dinda bergabung dengan Mirna dan Al yang sudah duduk di bangku paling pojok.

"Hai Mir, Al."

"Hai Dindin. Lo kok lemes gitu?"

"Abis begadang semalaman. Hehehe.." jawab Dinda sambil nyengir kuda.

"Sama gue juga ngantuk banget nih. Ini udah gelas kedua kopi gue. Kalo Al ketiga ya Babe?"

"Yoi." sahut Al sambil menyeruput kopi di tangannya.

"Habis ini lo mau ke mana Din?" tanya Mirna.

"Mau cari pacar... hehehe..." canda Dinda.

"Weitsss dah... mulai gatel nih Dindin." Mirna tertawa mendengar jawaban Dinda itu.

"Bayu mau dikemanain Dinda cantik?"

Dinda memutar bola matanya dan berseloroh lagi.

"Lagi bosen nih pengen liat yang seger-seger."

"LOL" seru Mirna sambil menoyor kepala Dinda.

"Kayaknya Dinda lagi anget nih. Coba kasih obat tuh anak. Makin ngaco jawabannya." Timpal Al.

Dinda mengangkat kedua tangannya menyerah sambil menggelengkan kepalanya.

Tiga orang yang sedang melepas kepenatan otak sehabis perang tanding mengerjakan soal-soal UTS.

Tidak jauh dari tempat duduk mereka, ada seorang laki-laki memandang dan mendengarkan pembicaraan mereka dari tempat duduknya yang berjauhan.

Laki-laki itu terus memperhatikan Dinda yang sedang berkelakar dengan kedua temannya.

Senyum smirk terpoles di bibirnya dan wajahnya yang lumayan tampan tak luput dari perhatiaan mahasiswi-mahasiswi yang berseliweran di kantin itu. Sesekali mereka melirik malu-malu. Ada juga yang tersenyum mencoba menarik perhatian laki-laki tampan itu.

Dinda yang menjadi objek pengamatan laki-laki itu terus tertawa dan bercanda dengan teman sebangkunya.

Tak lama kemudian Dinda merogoh tas selempangnya dan mengambil sesuatu darinya. Handphone.

Dinda membaca, sepertinya menerima pesan. Dinda tersenyum lalu berkata kepada kedua temannya. Entahlah. Sepertinya dia berpamitan dan bersegera meninggalkan kedua temannya setelah cipika-cipiki denan teman perempuannya. Tentu tidak dengan teman laki-laki. Yang sepertinya kekasih teman perempuannya.

Dinda pun meninggalkan bangku di pojokan itu menuju kasir dan membayar pesanannya.

Laki-laki tadi masih mengamati punggung Dinda sampai hilang dibelokan koridor itu. Laki-laki itu bangkit dari bangkunya lalu berjalan mengikuti kemana arah Dinda pergi.

Tak jauh dari parkiran gedung Perpustakaan, Dinda naik ke salah satu motor yang terparkir di situ. "Sudah dijemput rupanya. Siapa cowok itu ya. Apa pacarnya ya?"

Jelas saja wajah cowok di motor itu tidak terlihat. Karena cowok itu tidak melepaskan helmnya dari tadi.

Tangan laki-laki itu terkepal di samping tubuhnya. Rahangnya mengeras. Seperti akan meledak saja.

Dinda pun dilihatnya sudah pergi dari parkiran bersama cowok berhelm itu. Akhirnya laki-laki yang membuntuti Dinda berbalik dan mengambil handphonenya.

Diketiknya "Cari siapa cowok Dinda. Kasih info secepatnya."

Dan dikliknya tombol send.


Dinda (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang