Masih malas bangun sebenarnya pagi ini. Hari pertama kuliah masa bolos. Kupaksa kubuka mataku dan mengambil baju ganti dan segera masuk ke kamar mandi. Lima belas menit kemudian kutatap wajahku di cermin. 'Hmmm tipis saja, aku kan bukan tante-tante.'
Kuoleskan lipgloss dan beres.***
"Pagi Bun, sarapannya enak nih. Sarapan dulu ah."
Kusendokan nasi goreng spesial bikinan Bunda yang pasti super duper lezat. Bunda tersenyum melihat aku yang sedang menyantap sarapanku.
"Bunda, aku bekal nasi goreng ya buat makan siang di kampus, biar hemat" kataku sambil memasang puppy eyes.
"Emang kamu kuliah sampe jam berapa Din?"
Karena mulutku masih penuh, aku cuma mengangkat tiga jariku.
"Ya sudah, sekarang Bunda siapkan."
Kupeluk Bunda ketika melewati tempat dudukku.
"Thank you Bun, I love you," bisikku.
"Love you too. Udah cepat habiskan sarapan. Tuh sudah jam 7."
"Siiip!"***
Jam 14.45 kuliah hari ini selesai. Mirna mengajakku ke kantin borju. Katanya dia mau bertemu temannya yang beda jurusan. Aku setuju saja sekalian cuci mata. He he he.
Menu kantin ini ternyata wah ya, pantes nama kantinnya borju(is). Aku cuma pesan roti bakar dan segelas hot milo. Mirna pesan spagheti dan choco float.
"Dinda lihat tuh ada cogan di pojok sana, ternyata banyak penggemarnya. Kayaknya ga ada kesempatan kita nih"
"Cogan? Maksud lu?" kuputar pandanganku ke arah yang dimakdud Mirna.
"Oh." Komentarku pendek. Mirna bingung.
"Masa lu ga tertarik sama cogan itu, populer lagi. Gila lu! Apa lu udah punya gebetan ya....?" Tanya Mirna sambil mencolek lenganku sambil menggodaku.
"Biasa aja lagi."
"Wah gue nyerah deh. Lu kayanya anti cowok ya? Setiap gue tunjukin cogan-cogan di kampus, reaksi mu dingin gitu. Ampun deh gua."
Aku cuma ketawa mendengar komentar Mirna.
Padahal dalam hati perasaanku ga karuan karena cogan yang dimaksud Mirna itu Bayu dengan cewek yang sama.
"Siapa sih dia, lengket banget."
Ga lama kudengar seseorang menyapa Mirna.
"Wah lagi ngapain, udah pada pesen ya. Ah aku pesen dulu deh. Bang Borju 1 pake roti!" Teriak teman Mirna seperti pake TOA.
Semua pengunjung kantin menengok ke arah meja kami.
"Malu-maluin lu. Emang di pasar nih? Dasar cogil loh!"
Seru Mirna sambil mencubit perut temannya.
"Eh, kenalin dong gue Al cowoknya Mirna." Kata cowok itu sambil menyodorkan tangannya ke aku.
"Oh hai, gue Dinda temen jurusannya. Lo jurusan apa?"
"Elektro." Jawab Al sambil ngelirik Mirna yang bibirnya mengerucut, kesal kelihatannya.
"Ai si, eh Mir lho ko ga pernah cerita lu udh punya cowok. Pinter, ganteng lagi" godaku.
"Apaan si Din? Dia itu.."
Jawaban Mirna menggantung.
Kulirik Al ternyata gantian manyun.
Aku tertawa melihat kelakuan mereka berdua.
Lalu burjo pesanan Al datang dan kamipun menyantapnya sambil bercerita macam-macam.***
"Halo sayang, kamu udah pulang kuliah atau masih di kampus?" Terdengar suara di seberang telepon ketika kami masih mengobrol.
Jadi Bayu ga melihat aku ada di kantin borju sama dengannya. Mungkin karena posisi dudukku membelakangi dia.
Ku lirik, Bayu memang sedang menelepon. Tapi cewek tadi sudah tidak ada di kursinya tadi. Kuedarkan pandanganku mencari sosok cewek itu. Sudah tidak ada di kantin ini.
"Kok ga jawab yang" terdengar suara Bayu lagi.
"Masih ngobrol sama Mirna nih."
"Jadi masih di kampus? Kujemput ya, posisinya di mana sekarang Din?"
Dia ternyata ga ngeliat aku di kantin.
"Di kantin borju."
Jawabku penasaran mau lihatt reaksi dia.
Giliran Bayu mencari seseorang di kantin.
Aku sengaja menunduk agar tidak dikenali.
"Beneran, di mana ya? Aku juga di kantin borju."
"Eh telponan ama siapa lu?" Tanya Al kepo.
Berisik bener ya suara cowok ini."Gotcha, oh kamu lagi duduk sama Al anak baru jurusan elektro ya."
"Yoi!"
"Jadi boleh ga, aku jemput sekarang?"
"Nanti aja ya, belum selesai nih."
"OK deh miss jaim"
Telponpun terputus.
Al yang masih penasaran sama lawan bicaraku di telpon langsung nanya lagi. "Pacar lu, Din?"
Aku cuma senyum jengah.
"Mir temen lu ko ga jawab. Sedihnya hatiku seperti disayat sembilu. Obati aku dong darling."
"Cih, lebay amat lu Al." Jawab Mirna pura-pura jijik.
Aku ketawa geli melihat tingkah mereka berdua. Gombal abis.
Gak lama ku dengar suara seseorang di belakangku.
"Kamu Al ya tingkat 1, boleh gu duduk di meja sini."
"Duduk aja kak Bayu." Yang jawab malah Mirna senang.
Gila nih anak kayanya terpesona sama tunanganku. Ganjen. Aku pun melotot. Ups, kan Mirna ga tahu pertunanganku. Jadi aku ga boleh kesel.
"Thanks ya Mirna. " Jawab Bayu sambil duduk di sebelahku.
Deg.
Deg.
Deg.
"Hai Din".
What kenapa kok Bayu nyebut namaku, aduh bisa bocor rahasiaku.
"Wah kak Bayu tau nama kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda (Completed)
RomantizmPertunangan Dinda dan Bayu berlangsung beberapa bulan sebelum Dinda menyandang status mahasiswi. Dinda tidak menyangka satu kampus dengan Bayu. Meski cuma beberapa bulan. Dinda berharap pertunangan mereka tidak mengganggu kuliahnya. Pertunangan mere...