Need Spirit

4.6K 175 1
                                    

Tiga Setengah Tahun Kemudian

"Mirna, gimana sudah ketemu Pak Charles?" tanya Dinda melihat tampang Mirna yang agak ditekuk.

"Gitu deh masih revisi. Kalo lo gimana revisi lagi?" balas Mirna.

Dinda malah angkat bahu.

"Ga jelas lo... malah cuma pake basa isyarat." diseruputnya ice cappucino.

"Halo nona-nona manis, kok lesu nih?"

Kedua gadis yang sedang galau ini melirik malas kedatangan Al  yang tambah ganteng aja dengan setelan kemeja biru muda dan celana kain warna biru dongkernya. Di lengannya disampirkan tux senada dengan celananya.

"Ada cowok ganteng kok dianggurin sih? Gimana kalo kita nonton di bioskop abis ini. Gua traktir deh." tawar Al menghibur kedua gadis di depannya yang benar-benar seperti mayat hidup.

Eits, keduanya masih bungkam malah dilihatnya gadisnya malah menelungkupkan kepalanya di atas tumpukan draft skripski di atas meja. Al pun mendekati gadisnya dan mengelus kepalanya. Kasihan juga gadisnya dan sahabat gadisnya ini masih berkutat dengan revisi skripsinya. Sementara ia sudah selesai sidang tugas akhir dan dinyatakan lulus. Alhamdulillah.

"Sayang, nanti gue bantu edit deh skripsinya. Masa kabar gue ga ditanyain nih? Kalian kejam!"

"No...no... no...lo kan ga ngerti materinya... bisa kacau nanti." sergah Mirna menolak bantuan cowoknya.

"Ya udah tar bantuin doa aja ama semangatin deh....gimana...gimana?"

"Dinda.... ayo semangat! Lo kan yang paling rajin masak cuma disuruh revisi dikit aja... loyo? Apa perlu nih gue telpon Kak Bayu sekarang liat kelakuan tunangannya yang males-malesan gini?"

"Berisik deh Al.... Apa hubungannya Kak Bayu ama skripsi gue. Daripada lu brisik.... jadi ga traktir nontonnya? Sekalian traktir makan malam ya A..." Begitu nama Bayu disebut Dinda langsung menyambar tawaran Al nonton bareng.

"Dasar Din Din maunya gretongan. Ga solider ama sobat lu. Masih ngantuk gue semalam ngedit nih skripsi." 

"Makanya biar lebih semangat.... kita nonton yuk sayang." elus Al lagi.

"Mmmmm emang gimana sidangnya Al? Lulus?" tanya Mirna kemudian.

"Iya lah Al gitu lho. Masak ga bisa naklukin dosen-dosen killer. Makanya mau ga ditraktir buat rayain gue?"

"Eh...selamet ya Al. Mau deh ditraktirnya... masa gue ga perhatian gini ya.....tapi kita naik apa nih? Kan mau ajak Dinda?"

"Gampang, hari ini gue bawa mobil bokap. Kalo masih ngantuk bisa tidur dulu di mobil selama perjalanan."

Mirna dan Dinda pun membereskan dokumennya dan bangkit dari kemalasannya.

"Gitu dong nona-nona." seloroh Al serasa raja minyak dikelilingi oleh dua puteri cantik. Begitulah mereka bertiga selalu terlihat bersama. Dinda selalu mengikuti mereka berdua sejak kejadian tidak mengenakkan. Pasangan itu jadi guardian Dinda selama di kampus. Maklum tunangannya kan sibuk kerja dan sudah tidak jadi mahasiswa di kampus itu.

Flashback on

Dipeluknya Dinda yang masih gemetar karena shock. Untunglah tunangannya ini tidak lecet sedikitpun karena kasus penculikan yang didalangi oleh Fadli.

"Kamu akan baik-baik saja Dinda. Polisi sudah mengurus masalah ini."

"Aduh Dinda sayang.... kamu ga papa kan ? Gue khawatir banget waktu liat Fadli menarik kamu ke mobilnya dan mobilnya ngebut keluar dari kampus." kata Mirna sambil memeluk sahabatnya Dinda.

Untunglah ketika Mirna melihat kejadian itu dia sedang berdua dengan Al, hingga Mirna dan Al membuntuti mobil Fadli yang membawa Dinda.  Karena takut kenapa-napa dengan Dinda.

"Gu--gu-- e  ga papa Mirna. Terima kasih ya udah selametin gue. Terima kasih juga Al." demi dilihatnya Al juga ada di belakang Mirna.

Bayu sedikit lega karena Dinda sudah bisa berkomunikasi dengan sahabat-sahabatnya. Begitu mendapat telepon dari Al tentang kejadian yang menimpa tunangannya. Bayu segera menelepon teman polisinya. Dan menyusul ke tempat yang disebutkan oleh Al.

Sejak kejadian itu Bayu menitipkan Dinda pada Al dan Mirna di kampus.

Flashback off

Saking padatnya kegiatan kuliah dan praktikum Dinda tidak terlalu memikirkan kejadian tidak mengenakkan yang menimpanya. Dinda berhasil mengatasi traumanya dibawa tiba-tiba oleh Fadli dengan paksa. Fadli ternyata sedang di bawah pengaruh obat-obatan hingga memaksa Dinda ikut mobilnya dan mengebut di jalanan dengan kecepatan tinggi. Dinda hanya berdoa di dalam hati agar diberi perlindungan. Syukurlah doanya dikabulkan oleh Allah.

Hanya setiap malming Dinda bisa ketemu dengan Bayu, karena kesibukan Bayu di kantornya. Hal itu tidak dimasalahkan Dinda toh ia harus fokus kuliah dulu biar cepat lulus seperti cita-citanya.

Bayu pun memaklumi fokus Dinda pada kuliahnya dan tidak mau terlalu memaksakan keinginannya yang ingin cepat menikah. Ia pun fokus pada karirnya. Hingga kini dia sudah memperoleh jabatan lumayan tinggi di kantornya. Mereka pun menjalani pertunangan ini selama hampir empat tahun dengan santai.

Dinda, Mirna dan Al pun pergi ke bioskop dan menonton film Star Wars terbaru.
Setelah menonton dilanjut makan-makan di sebuah restoran yang ada di mall yang sama.

"Hai sayang, masih asyik ya." sapa Bayu sambil mengecup puncak kepala Dinda yang sedang duduk menikmati hidangan di restoran itu.

"Hai Mas Bayu. Iya nih ditraktir Al yang lulus sidang hari ini." jawab Dinda dengan senyum manisnya.

"Wah, selamat ya Al sudah lulus nih." Bayu pun menyalami Al.

"Makasih Kak. Langsung pesan saja Kak , Al traktir nih." jawab Al gembira.

"Oke." Bayu pun duduk di sebelah Dinda dan melambaikan tangan memanggil pelayan.

Akhirnya kedua pasangan pun merayakan kelulusan Al di restoran itu sambil bercanda ria.

"Semoga nona-nona kita segera menyusul Al ya..." kata Al

"Huuuu....ngeledek...." seru Mirna

"Amin" kata Bayu

"Amiiiinnnn." lanjut Mirna dan Dinda berbarengan.

Betul juga kata Al, kedua gadis itu butuh semangat biar cepat lulus.

Malam pun menuju puncaknya. Bayu dan Dinda berpamitan pada Mirna dan Al. Bayu mengantar Dinda pulang ke rumahnya.

"Kamu harus semangat ya Dinda...biar cepat lulus." pesan Bayu sebelum mereka berpisah.

"Siiiiippppp !" jawab Dinda sambil mengacungkan kedua jempolnya.


TBC







Dinda (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang