"Please Dinda" bisik Bayu sambil senyum manis.... dan mengeluarkan cincin putih dari kotak mungil berwarna merah muda.
Aku pun tersenyum semanis mungkin sambil mengangguk pelan. Aku ga tahu apa orang-orang di meja melihat anggukanku. Tapi aku yakin Bayu melihatnya. Soalnya Bayu tersenyum semakin lebar dan matanya bersinar memandangku. Tak berapa lama Bayu pun tersadar dan menjulurkan tangannya yang memegang cincin. Tangan satunya menarik tanganku untuk menyematkan cincin itu dijari manisku.
Lalu tak terasa Bayu sudah mencium keningku.
Hangat dan manis....
Kulirik Om Darwis merangkul Tante Siska sambil tersenyum.
Sementara Bunda .. oh... sepertinya ada bulir-bulir kecil di pipi Bunda.
Ayah memegang tangan Bunda sambil melihatku bangga.
What a happy family.
"Berarti aku udah boleh minta cium tunanganku dong.." seru Bayu iseng lagi.
"Kan tadi sudah cium kening Dinda, jangan minta lebih dong Bayu...kasian tuh Dinda malu"
Memang mukaku terasa panas seperti kepiting rebus.
Dadaku juga berdesir dan berdegup kencang.
Gak nyangka Bayu yang dulu kuidamkan jadi tunanganku sekarang. Cepet banget...
Gak nyangka juga Bayu ternyata punya perasaan ke aku meski kita udah berpisah 5 tahun.
Ku lirik cincin di jari manisku. Sederhana tapi manis banget.
My seventeen party jadi hari tunanganku dengan Bayu.
Tante Siska berkata sebelum kami berpisah malam itu "Sekarang Dinda boleh panggil Tante, Mami. Kan Dinda udah jadi anak Mami juga..."
"Iya Tan... eh Mami Siska" balasku dengan senyum.
Kami pun berpisah dengan keluarga Bayu.
...
Apa yang akan aku ceritakan ke Silvi sobatku di kelas XII IPA 8.
Gak nyangka... pokoknya... gak nyangka
Aku sudah siap untuk berangkat pagi ini ke sekolah.
Dua bulan lagi aku akan UN. Bunda bilang aku konsentrasi UN dulu saja jangan berpikir yang macam-macam dulu.
"Beneran lo dilamar semalam? eh HBD ya Din" Teriak Siska waktu aku mulai cerita soal tunangan semalam. Ah
"Ceritain yang lengkap ya Nek... kayanya seru ya acara semalam"
....
Siska senyum-senyum mendengar ceritaku.
"Selamat ya Din atas pertunangan lu. Tapi gimana kelanjutannya nih?"
Aku menengok ke arah Siska yang masih bingung...
"Iya makasih. Maksud lo?"
"Biasanya kan abis tunangan, ga lama lagi bakal ada janur kuning dong?"
"Hush... belum tahu Sis... aku juga baru ketemu lagi sama Bayu semalam"
kataku berbisik takut kedengaran anak-anak yang barusan lewat di dekat kami.
Padahal aku dan Siska sengaja duduk agak jauh dari keramaian anak-anak.
Abis kan ga enak mau cerita soal tunangan padahal aku kan masih SMU, belum lulus sekolah lagi.
"Bunda sih bilang masih lama, yang penting aku belajar buat UN dulu."
Siska manggut-manggut eh angguk-angguk.
"Tul... kita harus siapin UN dulu nih. 2 bulan lagi. Nanti siang juga ada pendalaman materi kan."
"Konsen dulu"
"Omong-omong kamu punya foto Bayu ga... penasaran nih seganteng apa sih calon misua nih..."
Siska masih menggoda.
"Ada deh...." balasku menggoda. Padahal aku ga punya foto Bayu yang sekarang. Masak aku kasih liat foto dia masih SMP. Jadi ingat Bayu belum kasih tahu nomor HPnya. Gimana kita bisa komunikasi yah... baru nyadar.
Eits .. emang mau telponin sekarang. UN dulu ah..."Eh kita balik yu ke kelas. Udah bel ding dong tuh"
Aku pun menarik Siska kembali ke kelas.
Kembali belajar seperti biasa... aku ga boleh kendur semangat belajarku. Ga mungkin aku mau kalah dari Armein. Cowok yang terus bersaing sejak aku duduk di SMU.
Gini-gini aku kan selalu juara umum dari kelas X. Armein tuh selalu ngekor.
....
Bunda atau Ayah ga pernah ngebahas soal tunangan di rumah.
Sepertinya mereka ga mau aku terganggu persiapan UNnya.
....
UN terakhir hari ini. Aku sudah menyelesaikan mengisi lembar jawaban komputer pelajaran IPA.
Tinggal kuperiksa sekali lagi. Apa masih ada yang kelewat atau tidak.
Beres... semua sudah terisi. Aku yakin 90% sudah terisi dengan benar. Sepuluh persen aku ga yakin jawabannya.
"Waktu habis, silahkan tinggalkan lembar jawaban di meja masing-masing. Kalian boleh keluar sekarang" Kata pengawas ujian hari ini.
Uhh... leganya... sudah selesai UNnya. Akupun segera membawa alat tulis dan mengambil tasku yang dikumpulkan di dekat pintu kelas.
Aku melirik ke arah Siska, dia juga sudah bangkit. Dan menuju ke arahku.
"Wah lumayan susah ya soal IPAnya"
Aku mengangguk.
"Aku juga sepertinya cuma 90% saja"
"Bohong ah.... lu kan juara umum sekolah pasti lebih dari itu"
Aku cuma tertawa.
Eh mau kemana kita hari ini...
"Langsung pulang atau jalan-jalan dulu ya?"
Siska mengajakku jalan-jalan. "Setuju"
"Tapi kita mampir dulu ke bimbel yuk liat pengumuman."
"Cape ah belajar mulu. Kita telpon saja Mbak Ayu soal pengumuman" Kata Siska ga sabar.
Ya ya... akupun setuju...
Akhirnya aku dan Siska naik angkot di depan sekolah ke tempat makan favorit kita dekat sekolah.
....
"Ganteng bener Bayu waktu SMP ya... bener lu ga punya fotonya yang baru... penasaran nih"
Angguk-angguk kaya boneka Pinky.
"Ih pelit nih Dinda ga mau berbagi yang cakep-cakep"
"Idih... kaya makanan aja bagi-bagi...Eh gimana kabarnya Topi Sis?"
Kataku sambil mengalihkan topik pembicaraan.
"Taufan ... Dinda. Masa cowoku disamain ama Topi...jahat ih"
Aku tertawa jahil ke Dinda.
...
to be continued..
AN
vomments ya ... penginnya nulis terus nih
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinda (Completed)
RomancePertunangan Dinda dan Bayu berlangsung beberapa bulan sebelum Dinda menyandang status mahasiswi. Dinda tidak menyangka satu kampus dengan Bayu. Meski cuma beberapa bulan. Dinda berharap pertunangan mereka tidak mengganggu kuliahnya. Pertunangan mere...