Romance in the Air

4.3K 169 0
                                    

HBD for me

HBD for me

HBD for author

HBD for me

<3

#Narsisdulu

Ada yang mau kirim kado ga... japri

***

"Sori Fadli, gue cabut dulu. Thanks udah nemenin." Aku pun bangkit dari dudukku dan melangkah ke arah pintu lift tanpa menunggu jawaban Fadli.

Samar-samar kudengar Fadli berucap menunggu jawaban dariku. Kurasa dia masih memandangi punggungku dan aku tak berani menengok ke belakang lagi. Hingga pintu lift tertutup dan membawaku ke lantai dasar. Jantungku masih berdebar mengingat obrolanku dengan Fadli tadi. Ada rasa gembira, ada rasa takut dan ada rasa bersalah. Nano-nano deh.

Kupukul-pukul dadaku untuk menenangkan diriku sendiri dan mengembalikan keseimbanganku.

Tentu pelan saja. Aku bukan sakit jantung kok. Cuma jantungan....hmmm...

***

"Hai sayang. Kirain kamu sudah pulang ke rumah. Langsung yuk."

"OK."

Aku duduk di kursi samping pengemudi.

Dan mobil putih ini meluncur melewati jalanan kampus menuju entah kenapa. Aku cuma duduk manis mengikuti kemana pengemudi membawa mobil ini. Dan tidak ada yang ingin aku tanyakan. Sesekali aku tersenyum kepada pengemudi disampingku. Sesekali tanganku pun digenggamnya.

Jalanan ibukota yang macet tidak kami pedulikan. Sepertinya dunia berhenti di tempat. Waktu pun berjalan lambat sekali. Musik dari mobil yang terdengar pun menambah suasana romantis di dalam mobil itu. Kubiarkan hatiku mengikuti alur cerita sore ini.

Akhirnya kami sampai disebuah butik. Tidak lama setelah mengambil pesanan mobil ini pun meluncur lagi. Berakhir di tempat makan tak jauh dari butik tadi.

Suasana romantis berlanjut di tempat makan ini. Ambiencenya kena banget. Makanannya juga enak apalagi ditraktir. Sore ini kami tidak banyak bicara, hanya senyuman dan tatapan mata yang penuh kerinduan terasa.

"Would you like to dance?"

Aku mengangguk tanda setuju. Apa sih alasanku untuk menolak ajakan dansanya. Biarpun aku tidak terlalu pandai berdansa. Yang aku tahu dari novel dan televisi, just follow the music and your couple's move. Kalau malas berpikir injak saja kakinya seperti parasit hehehe. Tapi ga gitu-gitu banget kali. Sedikit kaku but take it easy.

Musik yang easy listening membuat dansa kami pun tak terlihat kaku.

***

"Sudah sampai, mau mampir?" tanyaku basa-basi.

"Sudah malam, aku langsung ya, sweet dream OK." kecupan kecil di pipi kananku pun membuat kesadaranku terkaget dari kantuknya.

"Sweet dream too. Drive Carefully."

***

Maaf pendek dan gaje ya?

TBC




Dinda (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang