•IP 8 - Hari Ibu

28K 1.4K 55
                                    

Ibu adalah surga bagi kita. Tanpanya kita tidak mungkin berada di dunia. Wanita yang begitu mulia. Wanita yang begitu berjasa kepada anak-anaknya serta suaminya. Kasih ibu tak terbalaskan sepanjang masa. Tak dapat dibayar dengan apapun sekalipun itu dengan bergunung-gunung permata. Kasih ibu sepanjang zaman tidak dapat dilupakan.

Malaikat tanpa sayap yang menjaga buah hatinya dengan kasih dan sayang. Tak ingin anaknya terluka sedikitpun oleh orang lain, bahkan dirinya sendiri pun tak mau melukai anaknya. Hatinya sesuci air zam-zam di tanah suci. Tanpa memikirkan imbalan apapun, ia sangat ikhlas menjaga untuk buah hatinya.

"SELAMAT HARI IBU."

Inara, ayah dan Kila memberikan surpise kepada bunda. Bunda pun sedikit terkejut, tapi setelahnya ia terharu melihat anak dan suaminya memberikan surprise kepadanya.

Risha pun tak mengira bahwa keluarga kecilnya akan memberikan sesuatu yang istimewa seperti sekarang ini. Bahkan ia pun lupa hari ini adalah hari ibu. Risha meneteskan air matanya begitu kedua anaknya berhambur memeluknya. Ia sungguh menyayangi kedua putrinya itu.

Ia pun tak menyangka dan tak dapat mengira bahwa kini anak bayi yang dulu sering menangis saat minta digendong, telah tumbuh besar menjadi seorang anak yang dibanggakannya. Risha membalas pelukan kedua anaknya tak kalah erat. Ia merasa tak sanggup jika harus dipisahkan oleh anak-anaknya.

Kemudian pelukan mereka melonggar. Inara akan mengatakan sesuatu kepada bundanya yang sangat ia sayangi lebih dari apapun.

"Selamat hari ibu, bunda. Makasih udah rawat kita dengan baik sampai detik ini. Sehat selalu bun, lihat kita sukses membanggakan ayah dan bunda. Maaf kita suka buat bunda marah dan kecewa. Maaf kita berdua belum jadi apa yang bunda harapkan."

Risha kembali memeluk kedua putrinya. Ia sangat-sangat menyayangi anak-anaknya. Tak dapat di deskripsikan bagaimana rasa sayang ibu kepada anak-anaknya. Karena semua itu tak dapat dilihat, namun dirasakan.

"Tetap jadi ibu buat kita ya bun," ujar Kila dengan sisa tangisnya setelah mereka selesai berpelukan.

"Pasti sayang." Tutur Risha menatap kedua anak gadisnya itu.

Inara dan Kila pun mundur, memberi ruang untuk ayahnya mendekat pada bunda. Varrel mendekat pada Risha, wanita yang dari dulu selalu bersamanya. Tanpa kata letih melayaninya sebagai suami. Di mata Varrel, Risha adalah wanita yang dititipkan Tuhan untuk dijaganya dan dibahagiakannya.

"Ehm ehm," suara Kila dan Inara berbarengan. Saat ini mereka seperti menjadi obat nyamuk bagi ayah dan bundanya. Menyadari itu, dengan segera Varrel dan Risha melepaskan pelukan mereka berdua. Merasa malu dilihat oleh anak-anaknya, Risha menunduk sembari menyeka sisa air matanya.

Sedangkan Varrel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia menjadi salah tingkah setelah mendengar dehaman anak-anaknya. Ia benar-benar lupa jika masih ada Inara dan Kila disana.

"Kayaknya kita harus menjauh deh. Soalnya ada yang butuh privasi disini." Ujar Inara menatap adiknya.

"Iya nih, yuk."

Kemudian Kila dan Inara melangkah menjauh dari kedua orang tuanya. Memberikan privasi kepada dua orang yang begitu sangat mulia bagi mereka. Varrel dan Risha pun hanya tersenyum kikuk saat kedua putrinya itu menjauh. Ia mereka lupa masih ada anak dibawah umur di dekat mereka.

000

Kenan dan papa nya sedang sibuk menyiapkan surprise untuk wanita yang sangat mereka sayangi itu. Sedikit mendekor taman belakang yang digunakan untuk sesuatu yang sudah mereka rencanakan dari jauh hari.

"Selesai." Ujar keduanya berbarengan. Mereka tersenyum lalu berkompak, karena apa yang mereka rencanakan akan segera dimulai.

Seseorang yang mereka tunggu kini sedang pergi ke luar. Kenan dan papa nya duduk lesehan di atas rumput yang menyebar itu.

Tak lama suara bel berbunyi, menandakan orang yang mereka tunggu telah datang.

"Pah, itu mama. Biar Kenan yang bawa kesini, papa sembunyi aja."

Kenan pun berlari menuju pintu utama untuk membukakan pintu. Begitu pintu terbuka nampaklah orang yang mereka tunggu-tunggu.

Dengan cepat Kenan menutup mata mamanya dari belakang dengan tangannya, dan menuntun hingga sampai ditempat yang telah mereka hias.

"Kenan, kenapa mata mama ditutup sih? Mama jadi gabisa liat nih," celoteh mamanya. Kenan tetap berjalan menutupi mata mamanya, hingga sampai di taman belakang rumah.

"Mama jangan buka matanya sebelum hitungan ketiga. Oke?" ujar Kenan diangguki oleh mamanya.

Kemudian Kenan berjalan ke hadapan mamanya, dan memberi intruksi kepada papanya agar berdiri di sampingnya. Dengan cepat papa berjalan sambil membawa kue yang sengaja mereka buat sendiri untuk mama.

Satu. Dua. Tiga

"SELAMAT HARI IBU!!!" ujar keduanya.

Mama senang ketika melihat anak tunggal serta suaminya memberinya hal tak terduga. Mama menutup mulutnya tanda tak percaya apa yang dilihatnya. Terlihat ada kursi dan meja serta makanan yang terletak di atas meja tersebut. Dengan hiasan sedemikian rupa membuat semuanya terlihat spesial.

Kenan memeluk mama nya dengan sayang. Wanita yang begitu berjasa dalam hidupnya. Walaupun mamanya sering mengomeli dirinya, ia tetap sayang. Mama mengomel juga karena sayang kepadanya. Ibu adalah permata berharga.

"Nan," panggil ayah. Kenan pun melepaskan pelukannya dari bunda. Ia menoleh ke arah ayahnya. Seolah mengerti kode dari sang ayah, Kenan pun mengambil alih kue yang sedari tadi dipegang ayahnya.

Ayah memeluk istri nya penuh sayang. Begitu erat pelukannya. Ayah mencium kening mama dengan penuh perasaan. Membelai rambut mama dengan lembut.

"Selamat hari ibu, sayang." Ungkap ayah.

Kenan pun dengan refleks menjauh. Orang tuanya ini sedang dilanda kasmaran, menurutnya. Sehingga lupa kalau masih ada dirinya. Padahal Kenan ingin mengungkapkan perasaannya kepada mama. Tapi ia memilih untuk mengalah, biarkan papa bersama papa sebentar. Nanti akan tiba gilirannya, akan ia balas dengan waktu yang lama dengan mamanya.

"Kenan yang ganteng jadi tersisihkan karena papa." Ucapnya dramatis. Tapi dengan sungguh, ia bahagia melihat kedua orang tuanya yang saling mencintai.

Heloo guys
Sorry updatenya nyepam:)

Makasih untuk yang baca, yang vote, yang komentar, makasih semuanya.

Tunggu kelanjutan kisah ini ya

Salam,

Wulan Purnamasari

INDIGO PAIR 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang