Inara sedang menikmati makan siang dikantin bersama Asya dan juga ada Kenan dan Ferro. Tidak lupa disana juga ada Rey bersama pacar barunya yaitu Gehna.
"Gebetan lo mana Tan? Katanya ada." Tanya Ferro sambil makan kerupuk yang tadi dibelinya dikios bakso.
Titan tersenyum manis seraya berkata, "Sabar bro lagi masa penjajakan."
"Jangan kelamaan pdktan ntar pas udah pacaran bosen. Kayak gue dong ketemu langsung tembak," sahut Rey dan dibalas dengusan oleh Titan.
"Sok keren pret." Lanjut Titan.
Kenan hanya geleng kepala kalau sudah dua temannya itu adu mulut. Sedangkan Inara terkekeh saja mendengar pembicaraan mereka.
"Eh lo pada lagi nyelidikin kasus ya?" tanya Titan tiba-tiba.
"Lo nanya siapa?" balas Kenan.
"Ya lo sama Inara, kasus nya anak teater yang meninggal tahun lalu itu kan?" tanya Titan lagi.
"Nyelidikin gimana maksudnya? Lo kok ga cerita ke kita sih Nan?" sambung Rey menatap Kenan dengan intens.
"Kita? Gue udah tuh," sahut Ferro dengan wajah tak tahu-tahu.
"Tuh kan, curang emang nih. Pantes ngga nih jadi temen ngga cerita-cerita?" ujar Rey.
"Ngga pantes deh kayaknya." Jawab Titan.
Kenan menghela napas. Bukannya ia tak mau bicarakan ini pada yang lain hanya saja ia tak mau kalau di dengar oleh siswa lain dan guru-guru di sekolah. Ia mau menyelidiki kasus ini secara tertutup. Nanti bila pada waktunya akan ia bongkar di depan semua.
"Jangan ngambek kayak anak kecil. Belum saatnya kalian tahu." Kilah Kenan. Ia memang merasa tidak sebaiknya Titan dan Rey tahu apalagi ada Gehna disana. Ia takut bila nanti Gehna akan bercerita kepada teman sekelasnya mengenai ini walaupun cewek itu bisa saja dipercaya untuk menyimpan rahasia, mungkin.
"Ah kan ga saik lah," ujar Titan dengan muka di lesukan.
"Tapi tentang kita yang nyelidikin kasus itu emang bener." Ucap Inara membuat Kenan menatapnya seolah tatapannya itu bertanya mengapa diberi tahu.
"Mereka cuma nanya kita nyelidikin kasus itu Nan, ngga apa lah. Emang iya kan kita nyelidikin kasus itu."
Kenan menghela napas gusar. Ia sangat tak ingin jika semua ini diketahui banyak orang walaupun sekarang sudah diketahui oleh teman temannya sendiri.
"Nah iya, lagian kita cuma nanya itu doang." Ujar Titan.
"Iya iya, gue harap kalian semua yang dengar ini ngga nyebarin apa yang kalian denger." Ucap Kenan.
000
Sepulang sekolah ini Kenan dan Inara janjian untuk bertemu di taman belakang sekolah. Inara menunggu bersama Asya disana. Beberapa menit kemudian, dua orang cowok datang menghampiri mereka.
"Sori lama." ucap Kenan. Inara mengangguk mengerti.
Kemudian Kenan duduk di sebelah Inara, begitu juga dengan Ferro yang duduk di sebelah Asya.
"Ayo Na cerita, udah ada Kenan sama Ferro nih." Ujar Asya mendesak. Sedari tadi memang Asya mendesak Inara untuk menceritakan apa yang terjadi kemarin saat mereka berada di dalam dan Asya diluar bersama Ferro. Asya tahu kalau Inara dimasuki raganya oleh roh Lena karena Kenan yang bilang tetapi mereka tidak menjelaskan kronologi ceritanya. Itu membuat Asya sangat penasaran.
"Oke oke," Inara menghela napas karena Asya yang mendesaknya dari tadi. Ia sengaja akan bercerita kalau Kenan sudah datang, karena cowok itu yang lebih banyak tahu daripada dirinya. Inara hanya tahu sedikit dari banyaknya kejadian yang mungkin terjadi pada saat itu, tapi sebenarnya ia pun juga sudah diceritakan oleh Kenan. Tidak afdhol rasanya kalau ia yang bercerita, lebih baik Kenan, menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO PAIR 1
HorrorInara dan Kenan memiliki kelebihan yang tak biasa. Dapat melihat sesuatu yang gaib adalah hal yang berbeda bagi kebanyakan orang. Inara sempat dijauhi oleh teman sekolahnya karena hal itu. Namun di SMA ini, ia tak lagi dijauhi. Ia akhirnya mendapatk...