•IP 30 - Terungkap Semua

16.7K 833 5
                                    

2 bulan kemudian...

"Gue seneng banget bisa bantu Lena," ujar Inara. Sekarang ia dan Kenan sedang berada di kantin, hanya berdua. Ferro dan Asya entah kemana, padahal mereka janjian untuk makan di kantin bersama. Inara memang tidak datang ke kantin bersama dengan Asya karena Kenan sudah terlebih dahulu menjemputnya, dan juga disusul Ferro yang menemui Asya. Jadilah mereka berpisah.

"Lega rasanya semuanya udah terungkap." Ujar Kenan.

"Gimana kalau kita jenguk Yugo? Dia udah keluar dari rumah sakit kan," saran Inara.

"Boleh. Pulang sekolah nanti kita temuin pak Wira." Ucapnya setuju.

Sudah tak ada lagi kecanggungan seperti sebelumnya saat mereka berdua berbicara. Kali ini rasanya mereka sudah sangat mengenal diri masing-masing. Namun rasa yang timbul dihati itupun belum dapat dipastikan karena dari mereka juga belum ada kepastian.

Ada beberapa detik mereka hening tiba-tiba ada seorang lelaki yang menepuk bahu Kenan. Kenan sempat tersentak dengan tepukan dibahunya itu dengan mendadak, sebenarnya ia terlarut dalam pikirannya yang memikirkan perasaannya pada Inara.

"Makasih ya buat kalian." Ucap cowok itu ketika ia sudah tepat duduk bersebelahan dengan Kenan dan berhadapan dengan Inara.

"Selow aja kali bro, ngga usah canggung." Jawab Kenan sembari menepuk bahu Levin dua kali.

"Jujur gue ngga nyangka kalau kalian bisa melakukan semua ini, tapi gue makasih sebanyak-banyak karena kalian keluarga gue tahu siapa pelakunya dan roh Lena juga tenang. Gue ngga tahu harus berterimakasih seperti apa sama kalian berdua. Lo berdua terlalu baik untuk sekedar dapat ucapan terima kasih dari gue. Jadi sebagai tanda teimakasih gue ke lo pada, gue harus ngasih apa?"

Inara dan Kenan terkekeh mendengar penuturan Levin barusan. "Ngga usah segitunya juga kali Vin. Tapi kalo lo emang niat mau ngasih kita sesuatu yang ngga apa juga sih, sayang rezeki mah." Ujar Kenan sambil menyengir.

"Btw, kita berdua mau nengokin Yugo ntar pulang sekolah. Lo mau ikut?" tanya Inara.

Levin terdiam sejenak. Rasa tidak ikhlas masih meliputi dirinya, tetapi ia mencoba menerima semua keadaan sekarang. Sesuai janji nya pada Lena, ia akan memaafkan Yugo.

"Emm sorry Vin, gue cuma..."

"Ngga apa kok Na. Tapi untuk saat ini gue belum bisa ketemu dia, takut emosi gue kembali ngga terkontrol. Kapan-kapan aja kalau gue udah biasa dengan semuanya, pasti ada waktu bagi kita buat ketemu." Jawab Levin, Inara pun mengangguk paham akan keadaannya sekarang.

Waktu itu Inara dan Kenan mengajak Levin dan orang tuanya untuk menemui Yugo yang saat itu masih di rumah sakit jiwa dan menjelaskan semuanya. Dan disana Levin sempat menghajar Yugo yang masih dalam kondisi terpuruknya. Ia lepas kendali saat tahu yang melakukan hal keji pada saudaranya adalah Yugo.

"Kalo gitu gue balik ke temen-temen gue ya. Sekali lagi makasih makasih banyak banget banget." Ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Inara dan Kenan berdua.

"Dia masih belum bisa menerima keadaan ya Nan," ujar Inara sambil memandangi tubuh tegap Levin yang menuju tempat dimana teman-temannya berkumpul.

"Iya itu pasti, dia sayang banget sama Lena, namanya juga saudara. Tapi yang terpenting orang tua Lena sudah merelakan semuanya dan memaafkan Yugo walaupun sempat terjadi cekcok." Jawab Kenan.

"Dan Yugo juga ngga dipenjara, semua ini karena Lena. Cewek itu terlalu baik untuk memaafkan kesalahan besar seseorang." Tambah Inara lagi. "Oh ya, nanti sebelum jenguk Yugo, temenin gue ke gedung teater ya. Gue ngerasa Lena ada yang masih mau diomongin."

INDIGO PAIR 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang