Semalam adalah hari yang paling bahagia bagi Ferro. Dimana ia kembali mendapatkan kebahagiannya. Ia berdoa semoga kebahagiannya ini tidak akan pernah hilang lagi.
Ia menjalani sekolahnya dengan ceria. Hatinya pun tidak terasa gelisah lagi. Hari-harinya pun terasa penuh sekarang. Orang tuanya menyadari kesalahan mereka dan akan menjadi orang tua yang baik bagi Ferro.
"Na, Asya mana?" tanya nya pada Inara. Ia mendatangi Asya di kelas nya.
"Tadi ke perpus katanya." Jawab Inara.
"Oke deh."
Ferro langsung menyusul Asya ke perpustakaan. Saat sampai di perpustakaan, Ferro melihat Asya sedang menyusun buku-buku di rak nya. Langsung saja ia hampiri gadis itu.
"Duh tinggi banget sih." Keluh Asya saat dirinya hendak menaruh buku di rak paling atas.
Tiba-tiba buku di tangannya langsung di ambil oleh Ferro, dan Ferro dengan gampangnya menaruhnya di rak paling atas.
"Makanya tumbuh tuh ke atas." Ujar Ferro. Asya langsung memberengut.
"Nih, sekalian." Ujar Asya memberikan tumpukan buku pada Ferro. Dengan senyum tak pudar Ferro menyambut buku itu dan menaruh pada tempatnya.
"Kenapa senyam-senyum?" tanya Asya melihat Ferro yang daritadi senyum terus.
"Kado buat gue mana?" ujar Ferro mengadahkan tangannya.
"Nih." Asya menepuk tangan Ferro.
Saat Asya hendak mengangkat tangannya, dengan cepat Ferro menggenggam tangannya. Asya tersentak. Asya mencoba menarik tangannya namun Ferro menggenggam erat.
"Ro, ini di perpus nanti ada guru yang liat."
"Emangnya kenapa kalo ada guru yang liat?"
"Kita bisa dikira macam-macam."
"Emang macam-macam."
"Rooo..."
Tiba-tiba Asya langsung terdiam saat Ferro berbisik di telinganya.
"Lo jadi pacar gue."
Kalimat itu merupakan pernyataan yang bisa di elak. Kemudian Ferro menjauhkan dirinya dan kembali berdiri tegak di depan Asya.
Ferro menaikkan alisnya menatap Asya. Wajah gadis itu memerah dan menatap Ferro. Dengan senyumnya Asya mengangguk.
"Yeahhh!!" tiba-tiba Ferro bersorak.
"Jangan berisik!" teriak dari murid-murid serentak yang sedang membaca buku di perpus.
Refleks Asya tidak bisa menahan tawanya. Ia menutup mulutnya untuk meredakan suara tawanya. Sedangkan Ferro menjadi malu dan salah tingkah.
Dan hari itu mereka resmi berpacaran.
Yayy cukup yaa bonus partnyaa...
Makasih sudah baca. Kalau kalian berminat, mampir ke cerita ku yang lainnya yaaa
Thank youu
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO PAIR 1
HorrorInara dan Kenan memiliki kelebihan yang tak biasa. Dapat melihat sesuatu yang gaib adalah hal yang berbeda bagi kebanyakan orang. Inara sempat dijauhi oleh teman sekolahnya karena hal itu. Namun di SMA ini, ia tak lagi dijauhi. Ia akhirnya mendapatk...