WS 1

20K 591 66
                                    

Satu hal, mungkin satu. Ah tidak... aku tidak mau mengingatnya lagi. Tahukah kalian gerimis? Yes, gerimis. Proses kondensasi langit ini, sangat membuatku terpukau. Suatu hal yang terkadang harus membuatku meraung-raung karena saat melihatnya, aku selalu terbayang akan cinta ayahku Chazoun Koroun, kepada diriku.

Papa sudah meninggalkan kami selama 1 tahun lamanya. Saat itu papa hendak akan pergi konser di Spanyol. Ya, Papaku adalah seorang pianist hebat. Namun naas, pesawat yang Papa tumpangi tak mampu Landing dengan sempurna. Sudah lah, lupakan semua itu....

Papa meng-anugerahiku sebuah talenta yang luar biasa, seperti yang Papa punya. Sampai sekarang aku masih, dan akan selamanya menjadi seorang pianist. Kami sangat beruntung, walaupun ditinggal Papa tapi materi sangat melimpah yang Papa tinggalkan untuk kami. Bahkan bisa dibilang mampu menafkahi kami sampai keturunan ke-5, hahahha ...

Mama dulu adalah seorang penyanyi Jazz yg terkenal di Jakarta. Kata Mama, dulu Mama bertemu dengan Papa di sebuah Café. Hahaha, mereka begitu sempurna....

Papa asli keturunan Manado, kalau Mama itu keturunan Jawa. Hmmmm.... but, kami tinggal di Medan. Apakah itu terdengar sedikit Weird???

--oOo--

Tit-Tit-Tit...

Ada messenger dari Dharma.

Dharma Koroun: Dave, tolongin kakak...

'Hmmm, tumben-tumbenan Dharma minta tolong.' pikirku dalam hati.

Dave Koroun : minta tlg apaan Dhar??

Kebiasaanku dari dulu, aku tak pernah memanggil dia dengan sebutan kakak. Hahaha , padahal dia adalah kakak kandungku. 

5 menit sudah, tapi tak kunjung dibalas oleh Dharma.

Dave Koroun : PING!!!

30 menit sudah aku seperti orang bodoh yang menatap kosong kearah HP batangan ini. Dharma belum juga membalas pesan itu. Heh?! Tunggu! Bukannya dia tadi yang ingin meminta bantuan, kok justru aku yang malah menanti-nanti jawaban dari Photograper gadungan itu?!

Dharma sangat menyimpang dari jalur hidup kami, hahaha. Tau kenapa?! Dia seorang Photograper!! Sangat tak ada hubungannya dengan darah yang keluarga kami anut!

Teman-teman, hati-hati ya sama si Dharma. Dia PLAYBOY!! Si Photograper ini mempunyai pesona dan kharisma yang.. Beh, begitu memuakkan untukku. Tau kenapa? Karena, semua cewek-cewek, wanita-wanita, tante-tante, emak-emak, nenek-nenek dan para banci-banci yakin pasti terklepek-klepek melihat si Gila satu ini. Itu sangat membawa petaka untukku. Haaahhh.. Seharusnya Papa juga memberikan soft copy wajahnya padaku, bukan si Gila! Aku harus dapat bersyukur dengan wajah Mama ini, wkwkwk.. kalem, teduh, dan menghanyutkan.

Tok.. tok.. tok..

"Masuk Ma, Ga dikunci." seruku sambil melongok kearah pintu.

Aku yakin itu Mama, karena sekarang hanya aku dan Mama tinggal dirumah besar ini. Sedangkan Dharma? Dharma lebih memilih untuk tinggal di Apertement nya sendiri. Mungkin dia melaksanakan kegiatan kumpul kebo disana. Mungkin.

" Udah bobok Dave?" tanya Mama sembari duduk disampingku yg sedang berbaring diatas tempat tidur.

"Ahh, tentunya belum." lanjut Mama.

"Kenapa emangnya Ma?"

"Hmm.. gini, Mama mau mindahin kamu dari sekolah kamu, Mama udah nemuin sekolah yang TOP buat kamu! Kamu pasti suka, karena Mama pengen kamu bisa lebih mengembangkan bakatmu disekolah itu."

"Okedeh Mam, tapi apa gak terlalu cepat buat aku? Secara, aku baru satu semester di sekolah ini?" tanyaku.

Mama hanya menggeleng dan mengecup kepalaku dan berlalu begitu saja. Aku tak akan membantah apa kata mama. Mama pasti memberi yg terbaik untukku. Hoaaammmm, udah jam 11 malam. Nite Pap, Mam, and bye SMAN 4.

Without SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang