Awal bencana itu dimulai...
" Petra, kamu ada waktu?"
"Tentu saja ada, teruntuk dirimu," Petra berbicara diujung telepon sana.
"Bisakah kamu mengajakku jalan hari ini? Aku bosan disini terus, termenung di depan jendela," ujarku memohon.
"Tentu saja!" Petra benar-benar bersemangat. "tempat mana yang ingin kamu singgahi. Aku rasa sampai ke Eropa sanapun, bensinku masih sanggup," Petra hiperbola.
Aku tersenyum.
"Aku cuma ingin ke taman Pet. Taman yang kemarin," ujarku menentukan lokasi.
Taman yang kemarin Petra membelikanku secorong eskrim murahan, hihihi. Taman yang banyak menyembunyikan keindahan pohon-pohon bonsai yang meninggi, taman yang dimana kau akan banyak melihat manusia yang sedang berkasih-kasihan.
"Taman?? Apa itu kurang romantis untuk kencan kita?" Petra bergurau.
Aku tersentak. Kencan??
Aku tidak mengatakan ini sebuah ajakan untuk kencan, aku hanya ingin mengatakan sesuatu, empat mata. Aku membisu, menyusun kata-kata yang pantas untuk meladeni kegilaan Petra.
"Aku cuma bercanda. Oke, jam berapa aku akan menjemputmu nanti?" Petra seakan-akan mampu membaca pikiranku.
Aku menghela nafas berat, seandainya itu betul, aku yakin aku tak akan menolak.
"5 sore nanti," ujarku menentukan waktu yang cocok.
"Baiklah Dave, aku akan menjemputmu tepat waktu," Petra mengumandangkan sumpah.
Tentu saja tepat waktu, karena rumahku dan rumahnya bersebelahan.
"Itu harus," aku mengoreksi.
"Oke, berdandanlah secantik mungkin, buat aku terpesona, sayang," Petra sudah gila.
Aku tersenyum geli mendengar perkataannya barusan. Aku pun menyusun kata-kata yang tepat.
"Dan kamu juga, berdandanlah setampan mungkin, buatlah aku terpesona dan terbang kelangit ketujuh bersama paus akrobatik," aku tak mau kalah.
Petra menyeringai kuda.
"Tentu sayang,"
Aku kehilangan topik, lebih baik perbincangan ini dihentikan sekarang karena toilet sedang menungguku.
"Ya sudah Petra, aku tunggu kamu didepan rumahku,"
"Baik sayang. Rasa stoberi kurasa tak terlalu buruk, atau bagaimana jika kamu membawa rasa strawberri dan durian? Tidak buruk kan? Kata kaum manusia, seks sehat itu penting dijalankan,"
Petra nyengir kuda. Aku terbahak-bahak. Ingin rasanyan aku melemparkan sepatu bootku kearah kepalanya. Aku hendak membalas candaan Petra.
TUUUUUTTTT..
Telepon sudah diputus oleh Petra. Aku tersenyum geli. Aku pun mencampakkan Hpku kearah kasurku.
PRUUUTTTTTT..
Kali ini bukan ada suara teleon yang ditutup, tetapi memang aku sudah benar-benar dipanggil oleh toilet. Aku mendesah pasrah, dan sekelebat kemudian berhambur ke kamar mandi.
--oOo--
Aku sedari tadi bingung ingin menggunakan apa. Pakaian ini terasa kurang cocok, pakaian itu terlampau familiar. Uhh, kepalaku benar-benar pusing. Aku merilik kejam tangan Seikoku. Uhhhh, 10 menit lagi Petra akan menjemputku. Aku tau, Petra orangnya sangat tepat waktu. Aku tak ingin terlambat sedetikpun, kalau tidak Petra akan mengatakan aku dengan sebutan orang 'ngaret'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Sunshine
Genç KurguKarena ada sebuah ruang kosong dihatiku, tepatnya sebuah ruangan kecil yang diisi oleh Petra. Aku tau, sangat tau, bahwa aku juga.. mencintai Petra. Ruangan kecil itu, kini membuatku teringat kembali akan masa-masa pertama saat aku jatuh cinta pada...