WS 22

3.7K 215 21
                                    

PETRA POV

Hari ini aku tidak sekolah, tepatnya bolos. Lagian, untuk apa aku sekolah?? Toh ujian sudah selesai. Dan sekarang keadaan lebih baik bukan?? Berdiam diri dikamar.
Aku melirik jam tanganku, 10.30. uhhh, aku mulai sedikit jenuh disini. Baiklah, mari kita mejeng2 sebentar, mana tau ada cewek cakep yang asoy.

Aku pun bangkit berdiri dari golekanku diatas tempat tidurku. Kuraih kunci motor besarku, dan sejurus kemudian aku berlari kecil menurunin tangga. Seperti biasa, rumah sangat kosong.

Aku mulai membuka pintu garasiku, dan sedikit melompat, dann HAAAAPP, aku sudah sukses duduk di jok motor besarku. Dan tak perlu berlama-lama, akupun melajukan motor berisikku keluar dari kompleks.

Oke aku menyerah, aku menyerah bila terus tak jelas seperti ini membawa motorku tak tentu arah. Sudah cukup bosan bagiku terus mengarungi pelosok-pelosok tempat yang lumayan terkenal sebagai tempat tongkrongan anak muda, tak ada yang special.

Aku pun melajukan motorku terus, membiarkannya membawaku kearah dimana motor ini mau berhenti, tepatnya diriku. Akupun menginjak rem sesaat berhenti didepan SMA PELITA BANGSA II. Mengapa banyak murid yang sudah menenteng tasnya?? Aku melirik jamku, 12.05. terlalu cepat. Mengapa terlalu dini??

Aku pun sangat merasa penasaran. Akupun menegur seorang wanita berparas MAMPUS, jelek gileee. Rambut yang tak jelas, kulit bak Arang dan jalan yang dibuat-buat seseksi mungkin, but sangat-sangat buruk. Aku menjadi teringat pertunjukan SARIMIN. Yah, seperti itu penggambaranya. Ooh, maafkan aku bila terlalu sadis mencaci makhluk tuhan yang satu ini, but ini serius, sangat serius malah, atau kalau perlu aku harus berucap DUA RIUS.

"Ehm," aku berdeham kecil.

Dan sesosok hitam itu terlihat memandang kearahku. Ihh, tatapannya sungguh menakutkan plus menjijikkan. Oh God sadarkan lah aku dari mimpi terkutuk ini.

"Apa sayangggg...??" ujar wanita hitam tersebut dengan suara yang serak-serak kuali (kerak kaleeee), aku sedikit terganggu dengan sebutan Sayang yang ia ucapkan, risih.

Aku menyesal telah memanggil wanita aneh itu, tapi nasi sudah jadi bubur sumsum, yaah, terima keadaannya.

"Hhhmm," aku kikuk.

Aku ingin segera kabur dari dunia gaib ini. Oh God, help me. Aku menggaruk kepalaku yang sejujurnya tak gatal sama sekali.

"Oh saltingg ternyataaaahhhh," ujar Wanita aneh itu. Dan dia tersenyum mesum.

Tuhann, inikah yang dinamakan dengan kiamat???

Sejurus kemudian wanita itu melompat kearah jok kuu, Taaappp, dalam satu kali lompatan dia sudah terduduk di jok belakangku. SHITTT!!

"Kamu mau berapa ronde sayang.. aku ada harga special hari inii," cerocos sundel itu.

Aku merasa mual. Shittt!!!

"Ehhm, sebenernya, aku cuma mau nanya aja, kok pada udah bubaran sih siswa disekolah ini??" ujarku lancar. Jantungku serasa membuat konser dangdut dadakan.

"Ihh, kamuuhh apaan sicchhh, kok ngalihin pembicaraan," ujar wanita itu sambil turun dari motorku,

Catat: Lompat.

Aku bernafas lega.

"Hari ini emang pulang cepet," ujarnya singkat.

Wanita itu tidak terlihat agresif lagi, seperti seorang yang pertama-tama nafsunya sudah menggebu-gebu namun kehilangan ransangan itu dengan cepat. Thanks God.

"Ohh, thanks ya kak," ujarku mengerti.

Padahal perbincangan itu belum selesai, tapi aku dengan sigap memajukan motorku, aku tak mau berlama-lama disitu, sedikit mencekam.

Without SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang