Tok.... Tok.... Tok
"Permisi Bu." Teriak Ratna sembari mengatur nafasnya.
Semua penghuni memutar bola mata mereka, terkecuali Oscar.
"Ada apa lagi Rat?" tanya Ibu Shinta.
"Tampaknya ada perubahan calon King Bu. Saya baru saja mencium aroma ketampanan seorang pria Bu ." jawab Ratna.
"Syukurlah." ujarku. Oscar melirik kearahku, namun dia membuang mukannya lagi.
"Oh lanjutkan saja, Ya sudah anak-anak, Ibu pulang duluan ya." ujar Ibu Shinta sambil lansung berlari keluar kelas. Dasar!
"Hmm, Oke. Kakak akan merubah calon King, karena barusan kakak mencium aroma ketampanan seseorang yang baru saja masuk kedalam." teriak Ratna.
Hmmmmm, mungkin tidak perlu lagi kejelaskan ke kalian. Pokoknya ritual yang terjadi tadi terulang kembali. Sanpi kembali kesurupan dan... Kalian tauu laah. Intinya yang terpilih itu adalah si Oscar dia gak bisa nolak karena terus dipaksain sama KW-nya Andika Kangen Band!! Yeyeyeyeyeyy, aku pasti akan mendukung Oscar!!!!
--oOo--
Diparkiran sekolah....
"Hmm, senangnya udah pulang. Huft, sungguh tenang hati ini..." gumamku.
Kulihat kerarah mobil Sport Hitam milik Oscar.
"Yang punya kemana ya? Dan, kemana Pak Ujang?! Kenapa belum datang-datang juga?"
30 menit kemudian....
Tempat parkir terlihat kosong , hanya tinggal mobil Oscar yang tertinggal. Kemana dia ya? Huft, capek juga nunggu Pak Ujang. Oleh inisiatifku sendiri, aku berjalan kembali memasuki sekolah. Aku mengitari setiap kelas yang sudah kosong. Tiba-tiba hujan gerimis turun...
Aku langsung berlari ketengah lapangan, berharap dapat melepaskan kerinduanku yang sudah lama tidak merasakan dinginnya gerimis. Kini aku sudah berada ditengah lapangan. Kuangkat tanganku dan kurentangkan keduanya, dan mulai terhanyut dalam indahnya gerimis.
Sebagian daun tua jatuh berguguran dari pohon besar dipinggir lapangan karena hempasan angin sepoi-sepoi. Mereka berterbangan melintasi kepalaku. Seperti ingin memamerkan seberapa bebasnya dia saat ini. Aku iri pada daun tersebut, ku ingin menjadi seperti mereka. Dapat terbang bebas, kemana pun angin membawa..
Aku semakin terhanyut.... Bajuku mulai membasah... Tapi tak kupedulikan sama sekali.
Mataku memanas. Tiba-tiba airmataku jatuh, aku merindukan seseorang yang sudah lama tak pernah kulihat lagi, merindukan suaranya, merindukan pelukannya, merindukan wajahnya. Aku merindukan Papa...
Entah mengapa aku sangat merindukan Papa, sama halnya dengan gerimis.
"Apakah kamu juga merindukanku Pa?" ujarku sambil menangis.
Aku terduduk, ditengah lapangan.
"Aku rindu Papa." ujarku sekali lagi sambil terus menangis sejadi-jadinya.
Aku berharap saat ini Papa dating dan memelukku dari belakang, memberikan kehanghatan yang dulu dia berikan. Aku merindukan saat Papa mencium Kapaau, dan mengatakan, "Papa disini nak."
"Papa , tak bisakah kamu kembali lagi kedunia yang fana ini? Aku tau, engkau pasti sudah bahagia disana, tapi aku mohon Pa, kembalilah walaupun hanya sedetik saja. Jangan, sebulan saja, tidemark!!! Aku ingin selamanya bersama Papa!!!!" tangisku sejadi-jadinya.
"Pa, tau gak? Mama sekarang udah lebih baik dari sebelumnya" gumamku sambil mengambil dedaunan yang sudah jatuh didepan dan kutatap daun-daun itu dengan tatapan hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Sunshine
Подростковая литератураKarena ada sebuah ruang kosong dihatiku, tepatnya sebuah ruangan kecil yang diisi oleh Petra. Aku tau, sangat tau, bahwa aku juga.. mencintai Petra. Ruangan kecil itu, kini membuatku teringat kembali akan masa-masa pertama saat aku jatuh cinta pada...