WS 36

4.8K 242 43
                                    

"Boleh aku menginap?" tanya Oscar saat aku memasukkan kunci untuk membuka pintu rumah.

Tidak ada orang dirumah, Bi Inah sedang berkunjung ke kampung, karena suaminya sakit keras. Sedangkan Junior dititipkan oleh Oscar kepada perawat kepercayaannya.

"Bukankah seharusnya kamu ngerayain hari ini dengan keluargamu? Mungkin saja Mama kamu sedang nunggu dirumah?"

"Aku sudah memiliki keluarga, disini," ujar Oscar lalu kembali menarikku dan memagut bibirku.

Aku kembali terbuai. Ciuman mesra dipantai tak urungnya melepas kerinduan kami akan arti cinta. Aku mengalungkan lenganku dileher Oscar. Aku terbuai. Dan aku tak menyadari segalanya, segala hal yang akan merusak.. merusak segalanya.

"OSSSCARRR!!!" seorang wanita berperawakan tinggi putih dengan menggunakan baju gaun satin putih tampak terkejut melihat kami.

Aku dan Oscar terkejut lalu menoleh kearah belakang, kearah suara itu. Ini adalah hari sial untukku.

"Mommm.... mommmyyy," suara Oscar bergetar.

Aku juga. tidak. tidak. tidak. Itu mamanya Oscar. Itu mamanya Oscar! Itu mamanya Oscar!!
Aku merasakan seluruh kakiku lemah, tubuhku berasa lumpuh seketika. Apa Mama Oscar melihatnya? Apa Mama Oscar melihat ciuman kami?

Pastinya, Mama Oscar sangat kecewa, mendapati anaknya yang sedang melakukan hal paling hina dimuka bumi ini.

"DASAARRR ANAKK KURANG AJARRR!!!" Mama Oscar berlari kearahku, aku baru sadar bahwa Will sedang berdiri dibelakang kemudi dengan tatapan terkejut.

Will...

PLAAAAAAKKKKK

Sebuah tamparan panas mendarat di pipiku. Kepalaku ikut bergerak bersama tetesan air mataku. Cinta itu memang sakit kawan.. ini lah rasa sakit cinta itu.

"MOMMY!!!" bentak Oscar lalu menangkapku yang terjatuh.

"DASAR MANUSIA PERUSAK!!! KAMU MERUSAK PUTRA SAYA!!! DASAR MANUSIA HINA," Mama Oscar menarik rambutku dengan kasar.

Aku merasakan sakit yang luar biasa. Air mataku jatuh bersamaan. Mama Oscar menarik rambutku dengan kuat. Aku merasakan sakit tak terhingga, bahkan mamaku tak pernah memperlakukan ini untukku.

"Tantee... sakitt," ujarku perih. Aku bagaikan menyadarkan seorang yang sedang kesetanan.

Percuma.

"MOMMY!! JANGAN!!" cegah Oscar.

Sementara Will, dia hanya terpaku dipagar sana menyaksikan aku yang sedang disiksa habis-habisan. Aku tak bisa melawan, aku sadar, bahwa sepenuhnya ini adalah salahku. Seharusnya, aku tidak membuat Oscar menyimpang. Ini salahku, tak ada alasan bagiku untuk melawan. Aku hanya terduduk lemah tanpa perlawanan sedikitpun.

"KAMU SAMA AJA!!! KAMU UDAH BIKIN MOMMY KECEWA!!" Mama Oscar melepas jambakannya dirambutku dan menampar Oscar.

PLAAAAKKKK

Mama Oscar menangis. Aku melerai nafasku dan menahan sakit yang ada dipuncak kepalaku.

Semua itu terjadi.. aku baru sadar akan arti mimpi-mimpi burukku tempo hari. Ini kenyataan, bukan hanya mimpi. Mimpi yang dimana kejadian itu akan menghilang saat aku membuka mata dan terbangun. Ya tuhan, katakan bahwa ini adalah mimpi.. bangunkan aku...

BRRUUKKK

Aku merasakan kepalaku berhantaman dengan pintu kokoh rumahku. Mama Oscar membanting kepalaku dipintu rumah. Ini kenyataan, ini bukan mimpi burukku...

"MOM! Jangan sakiti dia, pukul Oscar aja.. Oscar yang salah.." Oscar menangis.

Aku sudah terkulai lemah tak berdaya. Satu hal yang dari dulu sudah aku sadari, bahwa aku terlalu lemah.

Without SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang