Pagi ini aku terbangun pada pukul 12 siang, saat aku bangun aku merasakan tangan justin yang melingkar di perutku.
"Justin?" Tanyaku kepadanya.
"Err" ucap justin sambil melepas tangannya yang berada di perutku dan kembali tertidur.
Dasar pemalas, aku pun berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaianku. Aku ingin membersihkan badanku yang sudah tidak terkena air beberapa hari ini. Setelah aku mengambil pakaian aku pun berjalan kearah kamar mandi mengunci pintunya, aku pun melepas pakaianku perlahan lahan dan menyalakan air panas lalu aku memulai membersihkan diriku perlahan lahan, saat sedang membersihkan diriku aku melihat beberapa luka memar di lenganku dan di pergelangan tanganku.
Semua luka memar ini perbuatan ansel.
Saat selesai membersihkan diriku aku pun kembali mengenakan pakaianku yakni hotpants biru dan t-shirt putih pendek, setelah mengenakan itu aku menghadap kecermin dan melihat luka memarku di dahiku, aku tak habis fikir kakak kandungku tega melakukan ini kepadaku. Sangat tidak disangka.Tok tok
"Ash? Kau didalam?" Tanya justin dari luar.
"Ya! Sebentar" jawabku kepadanya, setelah itu aku membuka kunci kamar mandinya dan segera keluar.
Saat membuka pintu aku sudah melihat justin yang berdiri di depanku membawa semangkuk cereal.
"Kau sudah sarapan?" Tanya justin kepadaku.
"Um, blum" ucapku kepadanya, ia pun memberikanku mangkuk yang berisikan cereal itu.
"Ini, makanlah" ucap justin kepadaku sambil merangkulku dan menuntunku kearah sofa yang berada di ruang televisi.
"Kau mau kemana hari ini?" Tanya justin kepadaku saat kami berdua duduk di sofa.
"Aku sedang ingin dirumah saja, aku takut jika berpergian bertemu dengan ansel lagi" ucapku kepadanya sambil menaruh semangkuk cereal yang sudah habis.
"C'mon ash, jangan trauma ada aku disini yang akan selalu menjagamu" ucap justin sambil menarikku kepelukannya.
"Im scared" ucapku lagi kepadanya, justin pun mengelus elus rambutku halus.
"Sudah sudah, lebih baik kita nonton aja gimana? Biar kamu tenang juga" ucap justin kepadaku aku pun mengangguk.Saat sedang menonton, tiba tiba justin memegang tanganku dan melihat luka memarku.
"Ini kenapa?" Tanya justin kepadaku.
"Umm" jawabku gugup.
"Perasaan kemarin blum ada" ucap justin kepadaku. Tentu saja kemarin saja aku mengenakan hoodie jadi luka ini tertutup ucapku di dalam hati.
"Sini, biar aku obati" ucap justin sambil meninggalkanku dan mengambil obat P3K di dekat dapur.
Setelah itu dia kembali membawa beberapa obat dan mulai mengobati lenganku.
"Awh!" Jeritku ketika ia menekan lukaku.
"Maaf" ucap justin sambil di iringi senyum manisnya, ia pun kembali mengobati lenganku.
"Done!" Ucap justin setelah mengobati lenganku, kami pun kembali menonton.Saat film sudah hampir selesai tiba tiba handphone justin yang berada di meja pun bergetar. Ia segera mengambilnya dan mengankatnya.
"Yes?" Ucap justin kepada lawan bicaranya disana.
"Baiklah rios, kita akan kesana" ucap justin lagi, sepertinya ia sedang berbicara dengan rios sekarang. Setelah itu justin menutup telephonenya dan kembali mengenakan handphonenya di meja.
"Ada apa?" Tanyaku kepadanya yang sedang bangkit dari duduknya.
"Kita kerumah mereka ya sekarang" ucap justin kepadaku.
"But why?" Tanyaku kepada justin.
"Ada yang perlu mereka bahas kepadamu" ucap justin kepadaku.
"Huh, okaylah" ucapku kepadanya.
"Yasudah, aku mandi dulu ya. Sudah tidak usah takut" ucap justin sambil mengacak acak rambutku.Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya justin pun keluar dari kamarnya.
"Ayo, aku sudah siap" ucap justin kepadaku.
"Um, tunggu sebentar aku ingin berganti celana" ucapku kepada justin, ia pun mengangguk dan tersenyum. Aku pun segera memasuki kamar dan menutupnya, justin pun menunggu di sofa.
Aku mengambil ripped jeansku mengenakannya, setelah mengenakan ripped jeansku aku berjalan kearah pintu dan memegang gagangnya, aku tidak berani untuk berjalan keluar.
Tiba tiba otakku kembali memutarkan yang kemarin aku lakukan. Berjalan di taman dan di bawa memakai mobil lalu bertemu ansel di paksa untuk makan lalu berangkat ke las vegas dan di siksa sampai menimbulkan luka luka memar di tubuhku. Semuanya terbayang kembali di otakku, tanpa aku sadari aku meneteskan air mata dan berjalan menjauhi pintu. Aku tiba tiba menangis dengan deras, tak lama justin pun membuka pintu kamarnya dan langsung menghampiriku lalu memelukku.
"Shushh, sayang udah gausah nangis. Jangan takut ashley" ucap justin sambil memelukku erat.
"T-tapi b-bagaimana k-alau mereka me-menemukan k-ku?" Tanyaku masih dalam isak tangisku.
"Mereka tidak akan menemukanmu" ucap justin kembali memelukku erat, memberikan kehangatan disetiap incinya.
"Udah ya, tidak usah menangis. Aku ada disini bersamamu aku akan menjagamu" ucap justin sambil mengapus air mataku. Aku pun mencoba tersenyum kepadanya.
"Better?" Tanya justin kepadaku.
"Yasudah ayo kita berangkat" ucapku kepada justin sambil mengangguk kepadanya.
Aku dan justin pun segera meninggalkan kamar apartmentnya dan segera memasuki lift.
Saat di lift aku pun mengenggam tangan justin dengan erat, entah kenapa aku menjadi trauma melihat keadaan luar. Apakah karena aku sudah lama tidak mengalami ini?
"Tidak usah takut baby" ucap justin kepadaku saat aku mengeratkan tanganku yang mengenggam tangannya.
Setelah lift terbuka aku dan justin berjalan keluar lobby dan memasuki mobil justin.
Justin pun segera mengendarai mobilnya menuju kearah rumahku dan kawan kawanku.
YOU ARE READING
Secrets
FanfictionHer name is Ashley Michelle Elgort. She used to live at Las Vegas until one day she move to Los Angeles. Because her parents were divorced. Her dad work as a leader of some type of a criminal gang or you can call it mafia. Her life wasn't like how...