Age: 18 tahun
"Tante Eliz!"
Mendengar namanya dipanggil, wanita yang berambut panjang dikucir satu rendah ke samping itu pun menoleh ke belakang, ke arah datangnya suara. Ia bisa melihat seorang anak perempuan kecil yang menangis menghampirinya.
Wanita itu, Elizia, membungkukkan tubuhnya untuk mendekatkan diri pada gadis kecil itu. "Kenapa, Sylva?" tanyanya kemudian.
Sylva, masih sambil terisak-isak menunjuk ke arah belakangnya. "Raven, Tante. Raven ganggu Sylva!"
Setelah mendengar ucapannya, Elizia yang tadinya membungkuk sambil memasang wajah yang lembut pun langsung berdiri tegak dan berkacak pinggang. Kedua matanya yang tajam sekarang tertuju total ke bocah kecil yang berdiri di belakang Sylva. Bocah berusia 6 tahun, Raven.
"Raven." Elizia memanggilnya dengan nada yang rendah. Kedua matanya tertekuk dalam. "Apa yang kamu lakukan padanya?"
Raven membuang muka setelah bertatapan dengan Elizia. "Aku tidak melakukan apa-apa!"
"Bohong, dia mendorongku, Tante!" Sylva dengan wajah yang penuh air mata itu menyibak roknya ke atas. "Lihat, lututku berdarah, Tan!"
Tatapan Elizia semakin menajam ke arah anaknya. Ia membungkukkan badannya untuk menatap lurus wajah Raven. "Kenapa kau mendorongnya, Ven? Ingin dicubit, ya?"
Seperti biasa, kalau Elizia sudah menatapnya dengan tatapan membunuh seperti itu, dengan otomatisnya kedua mata Raven berkaca-kaca lalu memanyunkan mulutnya. "Itu salahnya. Dia bilang aku itu burung gagak!"
"Itu memang benar!" timpal Sylva dengan seruan yang serak. "Ibu guru yang bilang begitu, Sylva hanya mengikutinya!"
Elizia mengerutkan keningnya seraya menoleh ke arah Sylva. "Burung gagak? Kenapa Raven dibilang burung gagak?"
Sylva menyeka air matanya terlebih dulu sebelum ia bersuara, "Kata Ibu guru, namaku Slyva Pearl, dalam bahasa inggris artinya Mutiara perak. Sedangkan Raven, arti namanya itu burung gagak."
Baru saja Sylva siap berkata, Raven langsung memeluk pinggang Elizia kemudian menarik pakaiannya. "Mama," panggilnya. "Namaku bukan gagak, kan?"
Elizia terdiam. Kedua mata Raven sangat berkaca, sudah siap untuk menangis. Elizia tidak tahu harus berkata apa. "Bukan," gumamnya tak lama kemudian. Ia mengacak rambut cepaknya dan tersenyum kecil. "Raven artinya hitam. Waktu lahir kamu sudah punya rambut yang lebat, jadi Mama menamaimu Raven."
Sebuah senyuman merekah di wajah Raven begitu selesai mendengar penjelasan singkat Elizia. "Benarkah?" tanyanya memastikan dan Elizia pun mengangguk. "Iya," jawabnya.
Dengan mendadaknya setelah memastikan ucapannya tidak salah, Raven sudah membuat sebuah senyuman yang lebar dan menoleh ke arah Sylva. "Tuh, benar bukan ucapanku? Namaku bukan gagak, bodoh!"
"Hei, jangan galak begitu!" Dengan cepatnya Elizia menarik telinga Raven, membuatnya merintih keras. "Kamu juga salah karena mendorongnya. Ayo, minta maaf!"
Karena tarikan Elizia semakin kuat, mau tidak mau Raven tidak bisa keras kepala lagi, sehingga ia harus meminta maaf dengan setengah hati. Setelah itu Elizia pun melepaskan tarikannya lalu menggandeng tangan mereka. Ia tersenyum lebar. "Ok, sudah baikan, kan? Kalau begitu, ayo kita pulang."
Setelah ucapannya, Elizia pun menarik mereka pergi. Satu dengan wajah yang gembira dan satu dengan wajah yang merenggut. Melihat perbedaan kedua raut itu, Elizia hanya tersenyum kecil.
Jujur saja, ia tidak pernah mengartikan nama Raven seperti itu waktu menamainya. Namanya mempunyai arti yang sangat besar, perasaan yang tersimpan dalam dirinya. Elizia tidak mampu mengatakannya, tidak kepada siapa pun. Hanya seorang diri ia menyimpan arti namanya ....
**************************************************************************************
Readers yang cukup cerdik mungkin bisa menyadari apa arti sesungguhnya dari nama lengkap Raven yang diucapkan oleh Elizia di chapter sebelumnya. Selamat mencoba menebak sebelum membaca arti namanya di next chapter ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Rage in Cage (Complete)
Misterio / Suspenso(Belum Revisi) Pernahkah merasakan amarah dan dendam yang kian mendalam namun tidak mampu diutarakan dan hanya bisa disimpan dengan erat? Itulah yang dirasakan oleh Elizia, sang ibu muda berumur 30 tahun dan sudah memiliki anak berusia 18 tahun bern...