chapter 5

3.2K 156 0
                                    

"Haaahhhhhh..."aku membuang nafasku setelah menarik dan menahannya. Aku mencoba untuk tidak emosional dan tidak bersikap galak pada Sapphire, walaupun dia gadis yang cerewet. Ternyata ada juga gadis semanis dia yang cerewet. "Saat itu aku baru saja mau duduk di bawah pohon. Tapi, sayangnya tempat yang kududuki itu adalah lubang..." oh tidak, aku tidak keceplosan.

"Hah? Lubang? Aku tahu, pasti selanjutnya kau jatuh kedalam lubang itu...tapi...bukankah tadi itu kau bilang, kau jatuh di jurang?" kata Sapphire. Dia pintar! Aku salah presepsi padanya, sekarang aku ketahuan bohong.

"Eh, tadi itu, aku sedang melamun. Kurasa tadi itu aku salah dengar, jadi aku menjawab salah." aku mencoba untuk memberi alasan, walaupun itu terdengar agak konyol.

"Melamun..kau ini! Eh iya, bukankah tadi itu aku menyuruhmu untuk mandi?" kata Sapphire yang untungnya mengalihkan pembicaran.

"Apa, mandi? Tidak, terima kasih! Udaranya dingin sekali pagi ini!" jawabku membantah.

"Jorok sekali dirimu." kata Akilina yang ikut menyambar.

"Kalian bercanda? pagi ini begitu dingin, siapa yang mau mandi saat udaranya sedingin ini?" kataku membela diri.

"Siapa yang menyuruhmu mandi di sini atau pun di sungai? Jelas saja disini atau pun di sungai dingin. Maksudku, kau mandi saja di rumahku." kata Sapphire.

"Mengapa kau tidak katakan dari tadi?" kataku.

"Bagaimana aku akan mengatakannya, jika kau tidak bisa berhenti berbicara." kata Sapphire, kurasa aku mendapat pelajaran baru hari ini.

Kami pun pergi ke rumah Sapphire. Di dalam rumahnya sepi sekali, tak ada suara seorang pun disini. Pantas saja, pagi-pagi begini Sapphire sudah keluar rumah. Sambil duduk di ruang tengah dan berbincang dengan Akilina, aku melihat Sapphire melakukan sesuatu di dapur. Entah, apa yang ia lakukan.

"Air nya sudah mendidih, sebaiknya kau mandi sana! Kau tuang saja air di kendi itu ke kolam." kata Sapphire sambil mengelap kedua tangannya dengan sebuah kain kecil.

"Terima kasih." lalu aku meninggalkan Akilina dan pergi ke dapur. Ehm, kurasa ini bukanlah dapur. Lalu, aku tuang air mendidih di kendi itu kedalam kolam. Setelah itu, aku melepaskan pakaianku dan memanjakan diri di dalam kolam itu. Tunggu, apa-apaan ini. Tidak ada sabun. "Sapphire, apakah kau punya sabun?" teriakku dari dalam kolam.

"Sabun? sabun itu apa?" kata Sapphire dengan polos. Tak kusadari ternyata ia menghampiriku, dan kini ia berdiri di belakangku.

"Lupakan itu. Lalu aku membersihkan diriku dengan apa?" tanyaku.

"Oh ya. Aku lupa memberikan ini padamu." lalu Sapphire memberikanku sebuah mangkuk yang isinya sesuatu yang sudah dihancurkan.

"Ini apa? Untuk apa?" tanyaku.

"Itu daun bell berry. Gunakan itu untuk membersihkan seluruh tubuhmu dari ujung rambut hingga kaki." kata Sapphire, lalu ia kembali ke ruang tengah.

"Bagaimana cara memakainya? hmmm...mungkin digosokkan saja!" aku berbicara sendiri.

- Setelah beberapa menit kemudian -

Aku merasa diriku sudah bersih, lalu aku membilas badanku dan keluar dari kolam itu. Namun, disini tidak ada handuk dan, pakaianku? Mana pakaianku? "Sapphire, kau lihat pakaianku?" teriakku.

"Pakaianmu? Oh, pakaianmu sudah kuberikan pada seseorang!" teriaknya kembali.

"Apa! Apa yang ada dipikiranmu? Lalu, aku akan memakai apa?" tanyaku.

"Tenang saja, dia pasti akan mencuci pakaianmu sebersih mungkin. Kau bisa pakai pakaianku dulu untuk sementara."  kata Sapphire.

"Pakaianmu? Kau meletakkannya dimana? Aku tidak akan mungkin keluar dari kolam ini bila tanpa busana!" teriakku.

I am not in WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang