chapter 24

1.8K 97 15
                                    

- Dikamar -

"Kau baik-baik saja, Nic?" tanya Taylor. Aku sedikit lega mendengarnya, sepertinya Taylor telah kembali bersikap biasa padaku.

"Tenang, aku baik-baik saja." aku tersenyum. Kuharap, ia tidak tahu apa yang baru saja terjadi padaku.

"Ngomong-ngomong, sekarang sudah pukul 7.10 am. Kau yakin dapat segera berangkat sekolah tepat waktu?" tanya Stella.

"Ya, tenang saja." jawabku sambil memakan sarapanku.

"Baiklah jika begitu. Kami berangkat duluan, Nic!" kemudian mereka bertiga berjalan keluar dan  menutup pintu kamar, namun mereka tidak menutupnya hingga rapat.

Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku langsung menghabiskan sarapanku dan segera berangkat sekolah.

********

"Selamat beristirahat." ujar mrs. Alice ketika mendengar suara bel yang berdentang. Setelah beranjak keluar dari kelas, suara-suara murid yang mengobrol mulai terdengar dari pelan hingga kencang.

"Nicoooola, ingin ke kantin?" seru Gwenn secara mengagetkan. Benar-benar mengagetkan hingga aku tersadar dari lamunanku.

"Eheheh....sepertinya aku sedang malas makan. Mungkin lain kali saja, Gwen." aku menolak.

"Hah?? Mengapa begitu, kau harus makan, nanti kau bisa kelaparan saat di tengah-tengah pelajaran. Dan itu rasanya sangat tidak enak.....menurutku." Gwenn mencoba untuk merayuku. Dan itu agak berlebihan, menurutku.

"Ohh...tidak, tenang saja." jawabku.

"Hufftt, baiklah jika itu maumu. Aku ingin ke kantin dulu." kemudian Gwenn berjalan keluar kelas dengan wajah setengah kecewa.

Setelah melihat Gwenn keluar dari kelas, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Aku pernah melihat Billy  pergi ke lantai atap gedung ini sambil membawa kotak makanannya. Saat aku menengok ke belakang Billy masih berada di sana. Namun berhubung aku sedang ingin sendirian, sepertinya aku tidak ada niat untuk membuntuti Billy.

Tanpa menyapa Billy ataupun yang lain aku keluar dari kelas dan hendak menuju tangga. Ketika sedang berjalan, tak sengaja aku bertemu dengan Connie.

"Hey, Nic." sapa Connie sambil berjalan di sampingku.

"Hey." jawabku singkat.

"Ada apa, Nic? Kau sepertinya terlihat lesu." kata Connie sambil memperhatikan wajahku dari depan. Menurutku itu sedikit mengganggu.

"Ahh..itu hanya perasaanmu saja. Oh iya, aku hampir lupa. Aku harus menemui temanku, disana akan segera dilaksanakan rapat." kataku sambil berjalan cepat dan meninggalkan Connie di belakang.

"Rapat apa?" tanya Connie sambil tetap berjalan di belakangku.

"Ehhh..hhh...eh..rapat klub basket." jawabku agak lama, karena aku sempat berpikir harus bilang apa.

"Basket? Aku juga anggota klub basket. Tapi aku tidak tahu kalau hari ini ada rapat." kata Connie, dan sepertinya ia berhenti berjalan sebab aku tidak lagi mendengar suara sepatunya.

"Oh begitu rupanya...ehh aku pergi dulu ya." aku tidak tahu lagi harus bilang apa padanya, sepertinya aku ketahuan berbohong. Sepertinya. Tanpa berbincang lama-lama aku segera berlari menghindari Connie. Kali ini pikiranku bercampur aduk. Sehingga mengakibatkan diriku berjalan tanpa arah dan tujuan.

Setelah berjalan cukup lama, aku kemudian duduk di salah satu bangku yang terjajar di bagian pinggir gedung. Saat aku sedang duduk, tiba-tiba ada seorang perempuan yang melintas di depanku sambil membawa beberapa buku. Kini buku adalah pemandangan yang asing untukku semenjak aku menggunakan gadget untuk sekolah. Perempuan itu berjalan sambil menundukkan kepalanya, entah apakah ia benar-benar menatap ke lantai atau ia sedang menatap ke arah buku-buku besar yang sedang ia bawa. Di saat yang sama ada seorang laki-laki yang sedang berlari dan tidak sengaja menabrak perempuan itu.

I am not in WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang