chapter 32

1.3K 77 15
                                    

-Sabtu, 18 Juni 2011-

"Ada yang bisa kubantu?" tanya seorang laki-laki.

"Eh, tidak perlu. Aku masih bisa mengurusnya. Sebaiknya kau tanyakan itu pada anak-anak yang mengurus konsumsi." jawab seorang laki-laki yang sebaya dengan laki-laki ini.

"Okay." laki-laki ini berjalan menuju tempat yang lebih datar. Disitu terlihat banyak anak perempuan yang sebaya dengannya, mereka semua terlihat sibuk. Laki-laki ini kemudian mendekati seorang perempuan bertubuh tinggi, nyaris lebih tinggi darinya. "Butuh bantuan?" tanyanya.

"Ah! Untung kau ada disini." lalu perempuan itu memberikannya sebilah pisau. "Tolong potong semua wortel dan kembang kol yang ada disana. Ingat, hanya wortel dan kembang kol." perempuan itu menunjuk ke arah kumpulan kardus.

"Konyol, bukan bantuan macam ini yang kumaksud." jawab laki-laki ini sambil menolak pisau itu.

"Kalau begitu tolong bawa semua galon air yang masih ada di bus." perempuan itu menunjuk ke arah bus dengan tangannya yang masih memegang pisau.

"Ini jauh lebih baik." laki-laki berambut hitam dan berkaus cokelat ini berjalan dengan semangat menuju bus. Tampaknya seseorang telah mengeluarkan galon-galon itu dari bus.

"Zach, bisakah kau membantuku untuk membawa semua galon ini ke anak-anak konsumsi?" tanya seorang laki-laki berambut cokelat.

"Memang itu tujuanku kesini." jawab Zach, kemudian ia mengambil salah satu galon dan membawanya ke tempat perempuan tadi.

"Udaranya segar sekali." ucap laki-laki itu sambil membawa galon, ia bergerak dengan santai seakan-akan galon itu sangat ringan.

"Aku harap kita semua bisa berkemah disini lebih lama." Zach menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan pelan. Ia melakukan itu sambil memejamkan kedua matanya.

--------------------------------

--------------------------------

--------------------------------

--------------------------------

--------------------------------

********

"Hei, kau baik-baik saja?" tanya seseorang dengan suara yang sangat melengking. Suaranya terdengar tidak asing.

"Uhh..." Zach hanya mendesah dan mencoba untuk bangkit, ia batuk-batuk begitu asap tebal ini bergerak.

"Tetaplah di belakangku."

Zach duduk menyila seraya memegangi kepalanya yang dirasa sakit, ditatapnya seseorang yang berada di depannya itu "Toby?"

"Kau kenal Toby? Oke, simpan itu untuk nanti. Itu bukan topik yang tepat untuk saat ini." ucap tikus itu, ia memegang sebilah pedang yang panjangnya melebihi tinggi badannya. Ia telah memasang kuda-kuda dan siap menyerang apabila terjadi sesuatu.

"Zaaacchh!!! Kau bisa dengar aku Zach?? Zach!!"

"Billy?" gumam Zach, lalu ia mencoba untuk bangkit. Tiba-tiba suara geraman roh Sugumu terdengar, namun kali ini terdengar agak berbeda.

"Zach!! Kau baik-baik saja?? Zach!! Hei, jawab aku!!" ucap Billy terus-terusan, dan tampaknya ia sedang berlari menghampiri Zach. Tatapan Zach terganggu akibat asap yang masih mengerubunginya.

"Zach!!" teriak Connie sambil berlari di samping Billy. Zach masih memegangi kepalanya, kepalanya baru saja terbentur. Sepertinya seekor tikus yang berdiri di depannya telah menolongnya dari semburan api roh Sugumu, walau sebagai konsekuensi kepalanya harus membentur tanah.

I am not in WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang