chapter 27

1.6K 87 7
                                    

"Aku juga mengalami hal yang sama denganmu. Bahkan aku tidak melewatkan satu momen pun."aku meletakkan kotak makanku kedalam tas.

"Maksudmu?" tanya Zach.

"Aku sama sekali tidak pingsan. Kesadaranku terjaga dari mulai jatuh hingga terdampar, sungguh lubang itu memang terhubung dengan pohon tua itu."

"Lalu apa yang ingin kau jelaskan?"

"Sebelumnya, aku ingin kau untuk tidak berpikir terlalu rasional. Kau tidak perlu memikirkan seberapa aneh ataupun mustahil apa yang telah terjadi. Ini sedikit diluar jangkauan manusia, bahkan saat ini pun aku belum mendengar ada seseorang yang menemukan mesin waktu. Sejujurnya tidak banyak yang bisa aku jelaskan, dulu sekitar 2 tahun yang lalu lebih tepatnya beberapa belas hari setelah aku jatuh aku kembali ke pohon tua itu. Sayangnya pohon itu tidak memberiku informasi apapun, bahkan lubang tempat aku keluar dari pohon itu sudah tidak ada. Pohon itu terlihat seperti tidak pernah memiliki lubang." tanpa kusadari mataku tidak menuju pada Zach, agar kembali fokus kutujukan mataku kearahnya "Tadi siang aku sempat berbincang dengan teman-temanku, menurutku mereka bisa dipercaya jadi kuceritakan saja segalanya pada mereka. Salah satu dari mereka, sebut saja ia Billy berpendapat bahwa lubang itu muncul pada waktu-waktu tertentu dan interval-interval tertentu. Aku sedikit terpukau dengan pernyataan itu, maka dari itu aku mulai berpikir untuk pergi kesana. Bagaimana menurutmu?"

Zach memiringkan kepalanya, kemudian ia memejamkan mata selama beberapa detik "Aku juga pernah berpikir begitu, tapi aku tidak pernah berpikir mengenai intervalnya. Ngomong-ngomong aku setuju untuk pergi ke sana, jika kau mengajakku."jawabnya begitu ia membuka matanya dan memperlihatkan warna yang sehitam rambutnya.

"Bagus! Sebenarnya itu memang rencanaku. Jadi kapan waktu luangmu?"

"Untuk minggu ini, aku punya banyak waktu di hari Sabtu."

"Okay, tunggu sebentar." aku mengeluarkan gadgetku dari dalam tas kemudian dengan cepat aku mengirim pesan ke Billy "Hey, Bill aku butuh bantuanmu. Bisakah Sabtu ini aku meminjam mobil keren mu itu." begitu pesannya terkirim aku hanya bisa berharap ia akan membalasnya secepat kilat.

"Apakah kita akan kesana dengan pesawat?" tak kusangka harapanku terkabul, sehingga aku tidak menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan Zach.

"Mobil keren ku? Aku tidak punya mobil...aku berangkat menuju the road dengan sepeda lalu menuju sekolah dengan bus."

"Hahh...pokoknya mobil yang waktu itu kau gunakan untuk ke hutan Amazon, milik siapapun itu bolehkah aku meminjamnya?"

"Ohh ternyata itu maksudmu, mobil itu milik ayahku."

"Iyaa Billy, aku ingin meminjamnya. Apakah kau bisa meminjamkannya untukku?" setelah aku mengirim pesan yang satu ini, nyaris dua menit Billy tidak membalas. "Entahlah, tapi aku sedang berusaha agar kita tidak perlu naik pesawat."

"Kau bercanda!?" ucap Zach sambil menegakkan posisi duduknya yang semula begitu santai. "Jangan bilang kau sedang mencoba untuk naik mobil, kau ingin kita sampai sana 1 minggu kemudian?"

"Yeahh!! Ayahku mengizinkannya." begitu aku menerima pesan ini, terbentuklah senyum lebar dari bibirku yang akhir-akhir ini jarang kubentuk. "Kau bicara apa? Untuk apa aku mengusahakan sesuatu yang lebih buruk dari naik pesawat!"

"Konyol, mana mungkin mobil lebih cepat dari pesawat." gerutu Zach.

"Kau ini sedang bicara apa sebenarnya? Bukankah mobil-mobil yang bergerak di langit itu dapat bergerak lebih cepat dari pesawat."

Zach menyandarkan punggungnya ke kursi dengan cara yang agak kasar sambil menepuk dahinya dengan tangan kiri "Jangan mempermalukan dirimu sendiri, sadarlah sekarang tahun 2225. Semua mobil-mobil itu memiliki kecepatan yang sama dengan mobil-mobil yang melaju di daratan."

I am not in WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang