Setelah itu, terjadi keheningan di antara kami berdua. Aku mencoba untuk berpikir sejenak. Sejujurnya beberapa fakta telah membuktikan bahwa sekarang itu bisa jadi memang benar tahun 2225. Tapi masih ada satu hal yang harus aku selidiki. "Rumahku!!" ucapku tiba-tiba.
"Hah, ada apa dengan rumahmu?"
"Harapan terakhirku..."
"Kau bicara apa? Aku tidak mengerti..."
"Billy, kumohon...antarlah aku ke Venezuela."
"Eh..heee..!?" tiba-tiba wajah Billy terlihat seperti orang bingung.
"Ayolah Bill, rumahku adalah satu-satunya harapanku."
"Maafkan aku. Kau sekarang adalah anak asrama. Kebebasanmu cukup terbatas."
"Aku tidak peduli seberapa besar hukuman yang akan aku jalani. Itu adalah keinginanku. Dan aku akan berjanji untuk tidak membawamu dalam permasalahanku, bila seandainya aku terkena hukuman."
"Bagaimana mungkin?"
"Aku janji, aku tidak akan melibatkan dirimu bila aku terkena masalah."
"Aku takut......"
"Kumohon, Bill. Bukan kah kemarin baru saja kau bilang bahwa kau akan mengantarkanku pulang?" aku memotong perkataan Billy.
"Tapi, sekarang ini keadaannya berbeda."
"Kau punya mobil dengan kecepatan gila itu, bukan? Jadi apa...."
"Masalahnya mobil itu sedang diapakai oleh Ayahku. Dalam keadaanmu saat ini, mobilku sangatlah dibutuhkan. Namun, karena Ayahku sedang memakainya, maka cara alternatif adalah dengan naik pesawat. Tapi, itu memakan waktu." Billy memotong ucapanku.
"Yasudah, kurasa bila dengan pesawat, aku bisa pulang sendiri."
"Tidak bisa. Kau tidak dibuatkan visa oleh sekolah ini. Jadi status mu sekarang adalah anak asrama." apakah yang dimaksud dengan anak asrama di sini, adalah anak gelandangan?
"Memang apa salahnya bila anak asrama pergi naik pesawat?"
"Masalahnya kau tidak punya visa."
"Bukan itu yang kumaksud. Yang kumaksud, mengapa kami anak asrama tidak dibuatkan visa. Dan juga mengapa kami hanya di beri kebebasan selama 4 jam. Kami anak asrama juga sama-sama manusia yang memiliki hak kebebasan."
"Aku tahu. Aku pernah membaca buku tentang hak-hak manusia yang kutemukan di perpustakaan. Tapi buku itu keluaran tahun 2006, kurasa sekarang ini......"
"Memang apa bedanya hak manusia pada tahun 2006 dengan sekarang?? Atau jangan-jangan hak-hak macam itu sudah dihapuskan."
"Maaf...aku tidak begitu mengerti tentang hukum." jawab Billy sambil menunduk, sungguh..aku takut kalau aku melukai perasaannya.
"Sudahlah, lupakan itu.....kurasa itu memang takdirku selama disini." entah mengapa, padahal tadinya aku ingin bilang maaf padanya, tapi aku jadi bingung bagaimana cara mengatakannya. "Tapi aku akan tetap pergi ke Venezuela."
"Kalau begitu, aku juga akan tetap mengantarmu." kata Billy dengan mantap.
Aku sempat terkejut mendengar kata-katanya. Aku baru mengenalnya kemarin, ditambah lagi aku belum melakukan sesuatu yang berharga untuknya, tapi mengapa ia mau melakukan hal yang sangat berharga untuk orang yang baru ia kenal. "Terima kasih." kata ku spontan sambil tersenyum tulus padanya.
Aku juga melihat senyuman yang muncul dari bibirnya, dan di saat yang sama ia mengangguk.
- Di kelas -
KAMU SEDANG MEMBACA
I am not in Wonderland
AdventureNicola, seorang gadis yang sedikit keras kepala dan egois. Berkepribadian tomboy dan berpendirian teguh. Menemukan dirinya tersesat di dunia antar waktu. Hal tersebut sangat membuatnya frustasi, entah apa yang akan bisa membawanya pulang. Hingga pad...