chapter 33

2.1K 106 30
                                    


"Zach!"

"Hmm."

Zach!!"

"Hmm?" Zach masih fokus pada pekerjaannya.

"Aku ingin minta tolong." ucap temannya, yang kelihatan tidak bisa tenang.

"Apa? Katakan saja," jawab Zach, dan masih fokus mengikat-ikat.

"Aaahh," laki-laki yang tidak terlalu tinggi itu pun menghampiri Zach dengan langkah yang aneh, mungkin bisa dikatakan lucu. "Temani aku ke ujung sana, aku ingin buang air besar," bisiknya.

"Heehhh?? Kau ini apa-apaan? Mengapa tidak kau lakukan saat masih di rumah?" akhirnya Zach pun beralih pada laki-laki itu.

"Aaahh, aku sudah tidak tahan lagiii. Lebih baik kau temani saja aku terlebih dahulu, setelah itu akan kuceritakan," ucap laki-laki itu, raut wajahnya sudah tidak karuan.

"Hhhhh..." Zach mendesah, tapi ia tetap menemani laki-laki itu. Sambil mengikuti laki-laki itu dari belakang, ia mengambil sebotol air yang ada di samping tendanya.


********

"Masih lama?" tanya Zach, ia sedang berdiri di balik pohon sambil bersandaran pada batang pohon itu dan bersedekap.

"Tidak. Aku sudah selesai,"

"Bagus," Zach pun berjalan menjauhi pohon yang ia sandari.

"Untung kau ingat untuk membawa air hehehe," laki-laki itu terkekeh sendiri.

"Yahh yahh, aku tahu kau pasti sedang sangat terdesak," ucap Zach.

"Zach, tangkap ini!" laki-laki itu hendak melempar botol yang sebelumnya diberikan oleh Zach.

"Eheheheh, tidak perlu. Simpan saja itu untukmu," Zach mengangkat kedua tangannya, dari raut wajahnya tak bisa dipungkiri bahwa ia sebenarnya jijik untuk menerima botol itu.

"Ohh, okay..terima kasih," laki-laki itupun tidak jadi melempar botol tersebut. Kemudian, ia berjalan di belakang Zach. "Zach, bukankah seharusnya kita lewat sana?"

"Hah? Tidak, kurasa itu hanya perasaanmu saja. Kita hanya perlu berjalan lurus dari sini sebagaimana kita datang tadi," jawab Zach dengan yakin.

"Tapi seharusnya kita melewati pohon itu. Apakah kau lupa? Pohon itu cukup mencolok, tadi saat kita kesini kita melewati pohon itu," ucap laki-laki itu sambil menunjuk ke arah pohon yang batangnya terdapat banyak goresan. Seperti goresan akibat gergaji.

"Hmm, iya juga," Zach membenarkan pernyataan laki-laki itu, tapi kedengarannya ia agak ragu. "Yasudah, ayo jalan kesana."

"Menurutmu, mengapa pada pohon itu terdapat banyak goresan?" tanya laki-laki itu.

"Entah, mungkin mereka ingin menebangnya  tapi tidak jadi karena alasan tertentu," jawab Zach sambil mengangkat kedua bahunya.

"Goresan sebanyak itu untuk menebang pohon?" laki-laki itu kurang setuju dengan pendapat Zach.

"Atau mungkin, mereka sedang mengambil getah dari pohon itu," pikir Zach.

"Hmm..bisa jadi," laki-laki itu mengangguk.

"Semuanya, tolong......adapun...."

"Hei, kau dengar itu?" tanya Zach, laki-laki itu pun mengangguk. "Sial, itu artinya apel akan segera dimulai. Ayo cepat ke atas!"

"AAAARRGH!!" laki-laki itu terpeleset karena gagal mengimbangi kecepatan Zach, tanah yang diinjaknya longsor.

"Cody, pegang tanganku!!!!" teriak Zach, namun sayang, Cody gagal meraih tangan Zach. Saat sedang merosot kebawah, kakinya tersangkut akar pohon yang mengakibatkannya jatuh telentang dan terus berguling kebawah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am not in WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang