Disini Untukmu 8

6.8K 426 25
                                    

   Lima menit menunggu, Kinal masih tetap diam tanpa kata, tapi matanya terus menatap Veranda.

   Keisengan Veranda pun muncul, dimana dia masih setia menunggu Kinal untuk menyelesaikan ucapannya. Makin lama wajah Veranda makin dekat dengan Kinal.

   Semakin dekat,
   Dan dekat lagi...

   "Ve... Lu... Mau... Apa?" ucap Kinal gugup.

   "Gue gemes, masih inget! Kalau gue gemes itu ngapain?" Veranda terus dan terus mendekat ke Kinal.

   Kedua tangan Kinal memegang bahu Veranda untuk menahannya agar tidak mendekat, dan sepertinya Veranda tak peduli akan hal itu, dia terus mendekatkan wajahnya ke wajah Kinal.

   Kinal menutup mata dan menyatukan alis, saat ini dahinya mengeluarkan keringat banyak sebesar biji jagung. Seluruh tubuh Kinal gemetaran, perlakuan Veranda ini semacam terapi jantung buat dia, karena debaran jantung Kinal sangat cepat, secepat pesawat tempur.

   Tapi dibalik ketakutan dan kegugupan Kinal, Veranda tersenyum geli, bahkan dia hampir saja tidak bisa menahan tawanya, sepertinya Veranda sedang mengerjai Kinal.

   Sampai wajah Veranda dekat dengan wajah Kinal, dan Kinal bisa merasakan deru nafas dia.

   "Stop!" ucap Kinal kemudian Veranda membuka mata. "Gue suka sama lu Ve, puas lu?" lanjut Kinal dengan suara berteriak.

   "Ngomong gitu aja susah banget daritadi, gak tau apa diluar hotnya ampun-ampun," Kemudian Veranda jalan memutari depan mobil dan masuk ke dalam. Kinal hanya bisa melongo atas sikap dan kata-kata Veranda barusan.

   "Gue bisa stress lama-lama kalau kayak gini," umpat Kinal.

   Setelah itu Kinal membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.

   "Kenapa lu?" ucap Kinal jutek, dia memasang seatbealt dan melihat Veranda senyum-senyum sendiri.

   "Lucu aja, sama kelakuan ketua kelas. Jadi selama ini lu gak berani natap mata gue karena lu suka sama gue? Lu cinta sama gue gitu?" Veranda masih saja menggoda Kinal dengan pertanyaan yang membuat dia bingung untuk menjawabnya.

   Sebenarnya bukan bingung sih! Tapi Kinal sudah mengatakan perasaannya pada Veranda tadi, jadi tidak harus diulang kedua kali, karena itu membuat Kinal jadi makin sport jantung mengatakannya.

   "Hah... Terserah lu Ve," kata Kinal malas, kemudian dia injak gas kembali dan menempuh perjalanan ke Bandung.

   "Hahaha..." Veranda hanya bisa tertawa. Kemudian dia memplay cd musik dalam mobil, lagu yang ia putar milik Sam Smith - Writing's On The Wall (OST. Film Spectre) James Bond 007, Veranda pun ikut bernyanyi mengikuti alunan musik...

I've been here before aku sudah di sini sebelumnya

But always hit the floor tapi selalu melangkah melewatinya

I've spent a lifetime running aku telah menghabiskan waktu untuk berjalan seumur hidup

And I always get away dan aku selalu pergi menjauh

But with you I'm feeling something tapi denganmu aku merasakan sesuatu

That makes me want to stay yang membuatku ingin menetap

I'm prepared for this aku siap untuk ini

I never shoot to miss aku menembak tidak pernah meleset

But I feel like a strom is coming tapi aku merasa seperti badai akan datang

If I'm gona make it through the day jika aku mampu untuk melaluinya

Disini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang