"Sayang, bangun."
Cup!
Viny mencium pipi Kinal yang masih tidur pulas disampingnya. Semalam ketika Kinal pulang dari rumah Veranda, dia tidak pulang ke rumah ibu. Karena saat Kinal dalam taksi menuju rumah, Viny menelepon dia supaya Kinal malam ini menginap di rumahnya.
Kinal sempat menolak, tapi karena Viny merajuk, jadilah Kinal mengalah dan menuruti kemauan Viny. Ini memang bukan yang pertama kali mereka tidur berdua dalam satu kamar.
"Kaptain Kinal, bangun." Bisik Viny tepat di telinga.
"Ehmm, jam berapa sekarang?"
"Jam delapan. Bangunlah, aku akan menyiapkan semua keperluanmu dan juga sarapan untukmu."
Kinal kemudian membuka matanya, mengusap wajah dengan telapak tangan perlahan, kemudian dia bangun dan duduk ditempat tidur sambil memijit pelan lehernya sendiri.
"Kamu lelah?" tanya Viny.
"Menurutmu?"
"Ok! Kamu mandi dulu dan setelah itu sarapan, karena aku akan membuatkanmu sup hangat supaya lelahmu hilang."
Viny meninggalkan Kinal di kamar, tapi sebelum dia pergi Viny mencium pipi Kinal sekilas. Kinal melakukan apa yang diperintahkan Viny padanya, dia pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh di sana.
Lima belas menit sudah Kinal melakukan aktivitas mandinya, dia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut yang basah dengan handuk kecil. Memakai seragam pilot dia yang sudah disiapkan Viny diatas tempat tidur.
"Sarapannnya udah siap di meja makan," Viny masuk ke dalam kamar dan melihat Kinal sedang memakai seragamnya, lalu dia membantu Kinal mengancingkan seragam tersebut.
Kinal menatap Viny dengan tatapan yang dalam, dia memperhatikan wajah Viny dengan seksama, dan apa yang dipikirkan Kinal di otaknya tentang Viny tidak ada yang tahu kecuali Kinal sendiri.
"Apa kamu bahagia, Vin?" tanya Kinal tiba-tiba.
Viny mendongakan kepala untuk melihat wajah Kinal. Dan berhenti mengancingkan seragam dia di kancing nomer empat dari atas.
"Bahagia itu relatif, sayang. Bahagia seperti apa yang kamu tanyakan ke aku?" tanya Viny balik.
"Apa kamu bahagia hidup denganku?"
"Siapa yang gak bahagia kalau calonnya kelak adalah orang yang sangat ia cintai sejak masa sekolah dulu. Bahkan saat pertemuan pertama di sekolah dengan orang itu. Dia tanpa sengaja menabraknya, membuat kacamatanya jatuh dan seragamnya kotor."
Kinal menangkupkan kedua tangannya ke pipi Viny, membuat usapan lembut dengan ibu jari dia disana, Viny hanya diam menatap mata Kinal. Seperti itulah yang keduanya lakukan selama beberapa detik, lalu Viny menggerakan tangan kanannya untuk memegang pipi Kinal dan perlahan tangan itu bergerak ke bibir sang kaptain.
"Viny!" teriak mamanya dari luar kamar.
"Iya, mah!" Viny juga berteriak untuk menjawab panggilan mamanya. "Mama manggil, jadi cepatlah bersiap-siap. Nanti keburu jemputan kamu datang."
Viny kembali mengancingkan seragam Kinal yang belum selesai, lalu dia memasangkan brevet ke seragam Kinal, belum sempat Viny memasangkan dasi, mamanya sudah meneriaki Viny kembali.
Sedangkan Kinal memakai dasinya sendiri tanpa bantuan Viny, setelah selesai Kinal keluar kamar untuk sarapan di meja makan bersama dengan keluarga Viny.

KAMU SEDANG MEMBACA
Disini Untukmu
FanfictionSelamat Menikmati Fanfiction Kedua Saya Publish NOV'15