Disini Untukmu 11

6K 396 21
                                    

Kinal POV

   Setelah acara di rumah Viny selesai, aku pulang ke kosan dengan taksi yang dipesan papa Viny untukku. Lumayan, daripada naik angkot, lebih nyaman naik taksikan.

   Tapi di perjalanan aku sempat memikirkan tentang sikap mama Viny yang mendadak berubah jadi pendiam, sebelumnya sikap mama Viny begitu hangat ketika aku dan Yono sampai di rumahnya.

   Kira-kira kenapa ya dengan sikap mamanya Viny?

   Mungkin mamanya Viny hanya lelah, atau mungkin dia sakit? Makanya ia diam saja.

   Perutku kenyang sekali, di rumah Viny tadi aku makan banyak. Ini semua karena Viny, dia terus memberiku makan tanpa henti. Mentang-mentang aku doyan makan, lalu aku dijadikan tong sampah untuk menghabiskan semua makanan yang ada di sana.

   Sampai di kosan aku langsung pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

   setelah bersih-bersih selesai, aku nonton TV sambil membaringkan tubuhku di kasur.

   "Lelahnya."

   Kring Kring Kring )))

   Aku mendengar smartphoneku berdering, dengan cepat kuraih.

   Veranda, di layar muncul nama si penelpon, senyumku mengembang ketika kutau yang menelpon dia.

   "Halo ve," kata pertama yang kuucapkan padanya.

   "Hai sweetheart, udah di kosan?"

   "Udah. Setelah acara makan-makan selesai, aku sama Yono langsung pulang."

   "Nal, aku jemput kamu di kosan ya?"

   "Kenapa? Ini udah malam loh! Emang kangen-kangenannya gak bisa besok aja?"

   "Hahahaha... Udah mulai genit ya? Mama papa tadi sore mendadak berangkat ke Jogja, pulangnya baru minggu sore. Aku takut sendirian di rumah, sweetheart. Tadi aku udah bilang ke mereka kalau nanti mau ajak kamu nginep di sini, buat nemenin aku."

   "Oh gitu. Jadi kamu mau jemput aku di kosan sekarang?"

   "Bukan aku yang jemput. Mang Iwan yang jemput kamu di kosan."

   "Ok."

   "See you, sweetheart."

   "See you, Ve."

   Setelah bicara dengan Veranda di telepon aku langsung bersiap diri, tak lupa membawa pakaian ganti buat besok kukenakan. Karena besok sekolah libur, jadi besok aku akan mengajak Veranda jalan-jalan. Sambil menunggu jemputan, aku bermain game pada smartphone di ruang tamu depan kamar.

   Ka Citra penghuni kamar kos sebelahku baru saja pulang kerja, dan dia membawa martabak keju yang masih hangat. Tanpa ditawari ka Citra aku langsung mengambil satu potong martabak yang cukup besar. Untung ka Citra orangnya baik dan tidak pelit, jadi dia tidak marah dengan ketidak sopananku itu.

   "Ngapain kamu diluar? Nunggu tukang mie ayam lewat?" tanya ka Citra.

   "Enggak. Nunggu ka Citra pulang, akukan adik yang baik. Menunggu kakanya pulang kerja didepan kamar, setelah itu..."

   "Setelah itu minta martabak kakakan?" potong ka Citra cepat.

   Aku hanya tertawa didepannya.

   "Kaka gak boleh pelit sama adik sendiri, gak bagus! Nanti rejekinya seret."

   "Dasar adik nyebelin," ka Citra menoyor kepalaku pelan.

Disini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang