Sampai di sekolah sudah sangat malam, semua siswa/i kembali ke rumah mereka masing-masing, begitu juga dengan Kinal. Tanpa pamit pada Yono dan Viny, dia memberhentikan angkot yang saat itu lewat didepan sekolah.
Lima belas menit kemudian Kinal sampai di kosan, ia langsung masuk ke dalam kamar, menaruh sembarang tas ranselnya di sana, kemudian menghempaskan tubuh diatas kasur. Dia hanya termenung dan diam, matanya menatap langit-langit kamar yang tampak kosong. Berulang kali bibirnya menyebut nama VERANDA.
Kring Kring Kring )))
Tiba-tiba smartphone Kinal berdering keras, deringan itu membuat Kinal tersadar atas lamunannya sedari tadi.
Kinal mengambil smartphonenya dalam saku celana dan melihat pada layar nama nenek Surti yang tertera, dan dia langsung menjawab telepon dari neneknya tersebut...
"Halo, nek. Kinal kangen nenek, " kata pertama itulah yang keluar dari mulut Kinal ketika menjawab telepon dari nenek Surti.
"Hei cucu nenek yang manja, kenapa kalau kamu kangen nenek tidak menelepon nenek dari kemarin?"
"Maafin Kinal, nek! Kemarin Kinal sibuk dengan acara perpisahan sekolah Kinal."
"Ok. Sekarang kamu dimana?"
"Kinal baru aja sampai kosan, Kinal capek banget, nek."
"Kamu sudah makan?"
"Udah," jawab Kinal berbohong, karena Kinal tidak mau membuat neneknya khawatir. "Kinal kangen nenek."
"Nenek juga kangen sama cucu nenek yang manja ini."
"Ya sudah, kamu istirahat, tadi kamu bilangkan kamu lelah, jaga dirimu baik-baik disana."
"Daaahhh nenek."
Setelah mengakhiri telepon dari nenek Surti, Kinal berusaha memejamkan mata, tapi tak bisa. Kemudian dia bangun untuk mengambil remote dan menyalakan TV, ia berusaha untuk tenang. Bukannya tenang, Kinal malah memencet remote dengan kesal, mengganti saluran berkali-kali hingga dia kesal dan melempar remote tersebut ke dinding dan berteriak.
Aarrggghhh...
Kemudian dia mengambil smartphonenya dan menghubungi Veranda.
Telepon ke-1, Kinal menunggu nada sambung hingga 9x tapi tidak ada jawaban dari Veranda.
Telepon ke-2, tersambung dan menunggu nada sambung hingga 9x masih sama, tidak ada jawaban juga.
Kinal mencoba lagi.
Telepon ke-3, hingga 9x nada sambung, masih sama, tidak ada jawaban dari Veranda.
Kinal akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pesan chat.
Kinal: Ve, apa kamu baik-baik aja? Aku merindukanmu princess.
Setelah mengirimkan pesan chat, Kinal pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sangat lama Kinal di kamar mandi, menyiram air disekujur tubuhnya tanpa melepas pakaian lengkap yang sedang ia kenakan. Kinal banyak menyiram air dingin dengan gayung mandi dari ujung kepala sampai air tersebut turun ke kaki.
"Veranda!" Kinal berteriak. Kemudian tangannya memukul dinding kamar mandi dengan kencang.
Buk!
Kinal tidak menghiraukan rasa sakit ditangannya, karena rasa sakit dalam hati dia sudah cukup membuat pikiran Kinal kalut. Tangan Kinal langsung memar dan membiru. Air mata sudah jatuh berulang kali ke pipi mulusnya. Dia melakukan itu terus-menerus, menyakiti tubuhnya sendiri tanpa peduli dengan keadaan tangan yang sudah memar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disini Untukmu
FanfictionSelamat Menikmati Fanfiction Kedua Saya Publish NOV'15