Veranda POV
Astaga, apa aku sedang bermimpi?
Orang yang selama ini kurindukan berdiri dihadapanku dengan wajah yang datar dan terlihat cool mengenakan seragam pilotnya, juga tanpa kacamata minus tebal di wajah.
Apakah dia kaptennya Tasya dan kaptainnya Shania?
Kalau benar dia orangnya, berarti aku sangat mengenal orang ini. Sweetheartku, sweetheart yang dulu pergi meninggalkanku, sweetheart yang egois dan nggak mau memperjuangkan cintanya. Kinal si aneh culun cupu ngegemesin yang nyebelin.
"Ve," panggilnya.
Aku hanya diam, karena setelah sekian tahun tak bertemu dengannya aku canggung sekali, perasaanku pun masih sama berdebarnya ketika dulu kami masih bersama.
"Ve, apa kabar?" tanyanya.
"Baik. Kamu?"
"Aku juga baik."
Setelah berbasa-basi menanyakan Kabar, aku dan dia diam lagi. Aku kesal dengan keadaan canggung ini, kenapa dia hanya diam? Apa dia tidak merindukanku?
"Silahkan masuk," aku mempersilahkan Kinal masuk ke dalam dan menyuruhnya duduk, aku sempat bingung, apa yang harus kulakukan! Apa duduk bersamanya di sini? Atau mengambilkan dia minum?
"Duduklah, Ve. Inikan rumahmu, jadi gak perlu sungkan."
Aku tersenyum kecil ke Kinal.
Ya, dia benar ini rumahku dan aku tidak perlu sungkan disini. Tapi yang membuatku bingung itu kamu, Kinal. Setelah sekian lama kita tidak bertemu dan sekarang kita dipertemukan kembali. Daripada aku bingung, aku pun duduk di sofa ruang tamu depan Kinal, dan posisiku dengan dia duduk saling berhadapan sekarang.
"Apa kabar, Ve?"
"Bukankah kamu sudah menanyakan itu ke aku tadi?"
"Ah iya! Aku lupa. Maaf," ekspersi wajah Kinal lucu sekali saat dia merasa canggung juga, sama sepertiku.
Dalam hati aku tersenyum, karena melihat Kinal gugup, sampai pertanyaan tentang kabar pun dia tanyakan dua kali.
"Nal,"
"Ve,"Kataku dan Kinal bersamaan.
"Kamu dulu deh, Ve."
"Enggak. Kamu dulu aja, Nal."
"Oh, ok. Apa Tasya udah tidur? Aku ke sini disuruh Shania, karena hari ini hari ulang tahunnya, dan kata Shania Tasya ingin sekali bertemu denganku."
"Tasya udah tidur, karena seharian ini dia lelah menunggumu datang."
"Maafin aku, Ve. Jadwalku berubah lagi, seharusnya aku sampai Jakarta siang tadi."
"Sudahlah tidak apa-apa."
Setelah obrolan singkat itu, aku dan Kinal mulai diam kembali. Hanya terdengar suara detik jarum jam yang bergerak, sebenarnya banyak pertanyaan yang ada didalam otakku. Tapi susah sekali untuk kuucapkan.
"Ok kalau gitu. Aku pulang aja sekarang, dan sampaikan salamku ke Tasya."
Aku melihat Kinal beranjak dari duduknya untuk berdiri, dan aku juga ikut berdiri. Saat Kinal hendak melangkahkan kaki pergi, tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya.
"Oh, shit! Pakai hujan segala," umpat Kinal dengan suara yang kecil tapi masih bisa kudengar.
"Kamu boleh menunggu hujan sampai reda di sini jika mau," aku menawarkan itu padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Disini Untukmu
FanfictionSelamat Menikmati Fanfiction Kedua Saya Publish NOV'15