Disini Untukmu 31

5.3K 388 30
                                    

Sebulan Kemudian**

   Saat terakhir Kinal bertemu dengan Veranda waktu itu di rumahnya, ketika mama Veranda mengusir Kinal pergi dari sana. Sejak itu Kinal agak sulit bertemu, karena Veranda benar-benar diawasi seperti dulu.

   Dan sejak itu pula Tasya serta Veranda dipaksa pindah ke rumah orang tuanya kembali, meninggalkan Shania sendiri. Shania yang memang sangat dibenci mama Veranda hanya bisa diam kala sang kaka pergi meninggalkannya, Shania pun sempat menangis, bagaimana pun Shania sangat menyayangi Veranda dan juga Tasya, dia tak ingin jauh dari mereka berdua, bahkan dipisahkan seperti ini.

   Kinal berulang kali ke rumah orang tua Veranda, tapi dia selalu diusir oleh security suruhan mamanya. Tak jarang Kinal harus pulang dengan menelan pil pahit karena tidak bisa bertemu Veranda dan juga Tasya.

   Sedangkan Shania mulai menjaga jarak dengan Kinal. Shania tidak mau menyapa atau menegur Kinal jika mereka saling bertemu dan bertatap muka secara tak sengaja. Hal itu membuat Kinal begitu sakit, hubungannya dengan Shania tidak mau berakhir seperti ini, ini bukan yang Kinal harapkan.

   Tapi Kinal tak bisa memaksa keinginan Shania yang bersikap diam dan dingin padanya. Karena bagaimana pun juga itu hak Shania jika ingin menjauh dari Kinal. Tapi Kinal terus menyapa Shania penuh senyum, dia berusaha supaya Shania mau jadi teman baiknya, dan bukan jadi musuh, walaupun itu sangat kecil kemungkinan, karena selama ini yang namanya mantan pasti berakhir dengan kata musuh, menurut orang banyak seperti itu, tapi menurut Kinalkan tidak.

   Kinal memang belum mengatakan kata putus pada Shania, semoga kata putus itu hanya untuk benang atau pun tali, bukan untuk hubungan Kinal dengan Shania. Setidaknya hubungan cinta dan sayang yang tercipta antara keduanya hanya sebatas adik dan kaka saja, tidak ada embel-embel yang mengarah ke perasaan satu sama lain.

   Karena Kinal tidak ada jadwal terbang, maka hari itu dia diajak ibu dan nenek Surti serta Yupi makan malam diluar. Menurut ibu, moment berkumpul bersama sangat kurang belakangan ini, karena Kinal sering mengambil jam terbang terlalu sering keluar negeri. Sudah pasti itu membuat Kinal akan begitu lama pulang ke rumah.

   "Kita mau makan dimana, bu?" tanya Kinal sambil menyetir mobil.

   "Di resto yang biasanya aja kali ya? Ibu mau makan udang bakar di sana," jawab ibu cepat.

   "Aku juga mau makan loobster," celetuk Yupi yang duduk disamping Kinal.

   "Ka kinal belum gajian nih Yupi cantik. Jangan pesen loobster dong! Itukan harganya mahal banget," sela Kinal.

   "Pelit banget sih, kak! Yang kecil aja deh... Ya ya ya?" bujuk Yupi manja.

   "Janji yah yang kecil?"

   "Iya kakaku tercinta."

   "Khusus untuk nenek makan sup ikan. Karena sup ikan bagus buat kesehatan nenek."

   "Masa nenek disuruh makan sup ikan!? Samaain dong kayak Yupi, nenek juga pingin loobster nih."

   haaahhh... Kinal menghela nafasnya.

   Saat sudah sampai di resto, Kinal dan keluarganya duduk dipojokan resto, karena saat itu resto sangat ramai oleh pengunjung, jadi mereka dapat tempat kosongnya disitu.

   Mereka berempat memesan menu yang diinginkan masing-masing. Sambil menunggu makanan datang, keempatnya ngobrol tentang hal yang tidak terlalu penting.

   "Ve, Tasya."

   Kinal melihat Veranda dan juga Tasya, mereka baru saja keluar dari resto. Veranda bersama dengan papa mamanya malam itu. Tanpa pamit pada ibu, nenek dan juga Yupi, Kinal langsung mengejar Veranda yang hendak pergi dari resto tersebut.

Disini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang