Saat Kinal menuju mini market dekat hotel, secara tak sengaja melihat Shania yang berjalan dengan Beby sambil bersanda gurau. Shania terlihat senang, jelas sekali dari raut wajahnya yang selalu senyum kala Beby menggoda dia.
Kinal yang melihat jadi ikutan tersenyum, saat Kinal ingin menghampiri mereka berdua, dia menghentikan langkah dan mengurungkan niatnya, mungkin Kinal tak mau mengganggu Shania dengan Beby.
.
.Siang harinya Kinal mengajak Veranda dan Tasya ke rumah Shania untuk mengambil pakaian mereka berdua yang masih tersisa di sana. Veranda sedikit ragu masuk ke dalam rumah ketika ia sudah sampai, Veranda takut bertemu dengan Shania, apalagi saat ini dia datang bersama Kinal.
Dengan keraguan dan sedikit gemetar, Veranda memencet bel rumah Shania, sedangkan Kinal berdiri dibelakang Veranda dan menggandeng Tasya. Setelah dua kali bel ditekan, akhirnya pintu rumah Shania terbuka, dan si pemilik rumah sedang berdiri diam melihat ke Veranda juga Kinal serta Tasya.
"Mami!" Tasya berlari kecil ke arah Shania, Shania menyambut Tasya dengan senyum sambil berjongkok untuk memeluk Tasya.
"Tasya cantik apa kabar?" tanya Shania.
"Baik, mami apa kabal?"
"Sama kayak Tasya. Baik juga," lalu Shania mencium kedua pipi Tasya, dan Tasya membalasnya dengan mencium kedua pipi Shania.
"Shan," ucap Veranda. Shania mendongakan kepalanya ke atas melihat Veranda, "kaka boleh ambil beberapa pakaian kaka dan pakaian Tasya yang masih ada disini?"
Lalu Shania berdiri, dia melihat ke Veranda penuh senyum.
"Kaka apa-apan sih?! Inikan rumah kak Ve juga, pake minta ijin segala. Ambil aja lagi, kak!" Shania dengan senang hati mempersilahkan Veranda untuk masuk, dan dia mengajak Tasya duduk di sofa, mereka berdua bersanda gurau, sedangkan Veranda pergi ke kamar untuk mengambil pakaiannya dan pakaian Tasya.
Kinal yang masih ada diluar diacuhkan Shania, dia hanya menggelengkan kepala atas sikap Shania yang masih diam itu. Tanpa disuruh masuk, Kinal melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sendiri.
"Shan, gak ada jadwal terbang hari ini?" tanya Kinal ketika dia didalam rumah.
Tapi Shania seakan tak peduli dengan pertanyaan Kinal, dia begitu asyik mengajak Tasya bercanda.
"Tasya masih suka ngompol?" tanya Shania pada Tasya.
"Enggak dong mami, Tasya sekalang sudah besal, dan Tasya takut pusel Tasya digigit capung."
"Pintarnya anak mami yang satu ini," Shania lalu menggelitiki perut Tasya pelan, hingga dia tertawa geli.
Karena terus-terusan didiamkan Shania, Kinal kesal, dia menghela nafas berat lalu menarik tangan Shania untuk berdiri dan menjauh dari Tasya, Kinal mengajak Shania ke tempat mini bar.
"Shan, mau sampai kapan kamu diemin aku kayak gini?" Kinal geram dengan Shania.
Shania hanya menatap Kinal dengan matanya yang membulat, tubuhnya sedikit gemetar, entah ada apa dengan Shania saat itu.
"Kamu apa-apaan sih?! Kamu gak liat apa kalau aku lagi main sama Tasya?" Shania juga kesal dengan Kinal, lalu dia menghempaskan tangan Kinal kasar.
"Aku liat! Bahkan mataku ini belum buta untuk melihatnya, Shan. Tapi sikapmu ke aku, gak memperlihatkan kalau kamu orang yang dewasa, orang yang mau nerima semua kenyataan kalau kita berdua saling mencintai tapi gak bisa memiliki," tajamnya mata Kinal ke Shania saat mengatakan itu membuat Shania mendorong kasar tubuh Kinal, hingga tubuh Kinal terbentur kursi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Disini Untukmu
FanfictionSelamat Menikmati Fanfiction Kedua Saya Publish NOV'15