Veranda POV
Pagi yang cerah, semoga hariku juga cerah seperti pagi ini. Aku bangun dari tidur untuk menyiapkan sarapan di meja makan. Aku menyiapkan sarapan yang sehat dan bergizi tinggi, sandwich serta susu.
Tidak mudah memang membuat sarapan dengan mata yang masih ngantuk, tapi aku harus melakukan ini dengan hati yang senang dan juga senyum manis. Supaya sarapannya jadi semakin nikmat serta lezat, itu harus.
"Pagi, kak."
"Pagi, Shan. Hari ini jadwal terbangmu kemana?"
"Manado."
"Jam berapa kamu dijemput?"
"Jam sembilan."
Kemudian Shania duduk di kursi meja makan sebelahku, dia mengambil satu sandwich dan meminum susu yang telah kusiapkan untuknya. Aku melihat Shania makan sambil sibuk bermain smartphone, mungkin dia lagi chat dengan teman-temannya.
"Bubi."
hiks...hiks...hiks... Tasya bangun dan menghampiriku sambil menangis, ada apa dengan Tasya?
"Sayangnya bubi kenapa nangis?"
"Maafin Tasya ya, bubi?"
"Iya. Tasya kenapa? Hmm," aku menghapus air mata Tasya yang membasahi pipi mungilnya dengan tanganku.
"Tasya ngompol lagi bubi. Maaf."
Aku tersenyum mendengar Tasya berkata seperti itu, begitu juga dengan Shania, walaupun matanya sibuk dengan smartphone, tapi telinga dia masih bisa mendengar Tasya yang sedang bicara denganku.
"Gakpapa kok, sayang. Tapi lain kali Tasya gak boleh ngompol lagi ya? Kan udah besar, biasakan sebelum Tasya tidur harus pipis dulu. Tasya gak boleh nangis cup cup cup, anak bubi yang cantik ini jelek banget kalau lagi nangis," aku mencium bibirnya yang kecil dan imut itu.
"Iya bubi, Tasya sudah tidak menangis lagi kok."
"Nah gitukan anak bubi jadi cantik kayak putri Anna. Pakaian yang kena ompol Tasya udah taruh di tempatnya?"
"Sudah bubi," Tasya sambil menganggukan kepala dan menghapus sisa air mata di pipi, walaupun usia dia masih kecil, namun aku sengaja mengajarinya mandiri dari sekarang.
"Kalau gitu Tasya sekarang duduk, sarapan bareng bubi dan mami."
Tasya duduk di kursi meja makan samping Shania, dan dia begitu lucu memperhatikan Shania maminya dengan mata yang masih merah sehabis menangis, mungkin Tasya penasaran dengan apa yang sedang Shania lakukan pada smartphonenya.
"Mami... Mami tidak mau cium Tasya pagi ini?"
Shania kemudian melihat ke samping, ke arah Tasya.
"Gak mau! Tasya bau ompol," Shania lalu melihat ke arah smartphonenya kembali.
"Kan Tasya sudah ganti baju, mami."
"Tapi masih bau tuh!" Shania mendekatkan hidungnya ke Tasya, sambil mengendus seperti kucing sedang mencium makanan, "kalau Tasya masih ngompol, nanti mami cariin capung untuk gigit puser Tasya biar gak ngompol lagi."
"Jangan mami, Tasya takut."
"Makanya jangan ngompol lagi kalau pusernya gak mau digigit capung."
"Tasya janji sama bubi, sama mami, kalau Tasya tidak akan ngompol lagi. Kalau Tasya sudah tidak ngompol lagi, Tasya boleh main sama kaptenkan mami?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Disini Untukmu
FanfictionSelamat Menikmati Fanfiction Kedua Saya Publish NOV'15