Hey what's the situation? I'm just tryna make a little conversation.
Ghea POV
Semenjak kejadian gue sama Alfian, Alfian makin sering madol. Bahkan bolos. Dia ga masuk masuk.
Bagus lah. Keluar aja sekalian.
Walaupun gue tau dia kan cucunya kepala sekolah. Ga akan sekonyol itu keluarnya.
Ya kira kira 2 hari dia ga masuk. Kalau kata Kemall, Alfian males masuk jadi ya gitulah.
Gue kenal Kemall juga awalnya dari Vega ngenalin gue kalau gue chairmatenya Alfian. Dan pas kenalan ama gue, Kemall langsung kaget setengah mati.
Vega selalu ngedesek gue buat cerita. Tapi pasti gue ulur ulur. Males gue cerita sama dia.
Bukan gimana gimana. Tapi gue males inget masa lalu. Sumpah ga ada yang tau.
"Hai ghe! Udah lama?" Tanya Vega yang datang entah darimana.
"Ga terlalu. Duduk sini." Ucap gue pada Vega dan Vega langsung duduk di sebelah gue.
"Ghe, lo ada masalah apa sama Alfian?" Tanya Vega sambil memainkan garpu ditangannya.
Kalau gue tebak dia bingung cara nanyain semua ini.
"Kata siapa?" Tanya gue pelan dan Vega langsung menggaruk tengkuknya.
"Ya Alfian cerita sama gue." Ucap Vega sambil cengengesan dan gue mendengus pelan.
"Ya kalau lo di ceritain sama Alfian pasti dia cerita juga dong kenapanya." Ucap gue cuek dan memotong sebagian kecil somay yang tadi gue pesan.
"Engga. Dia cerita cuman kalau lo ama dia berantem. Udah gitu doang." Ucap Vega dan gue ga membalasnya dengan satu katapun.
"Sebenernya lo siapanya Alfian sih? Pacar?" Tanya gue dan gue langsung memperhatikan muka Vega. Dia langsung kayak gugup dan kaget.
Ah kalau gini mah gue tau jawabannya apa.
"Udah ga usah dijawab." Ucap gue berusaha terlihat sesantai mungkin di depan Vega.
Berusaha? Ya. Gue bener bener sakit hati tau Vega ternyata ceweknya Alfian. Dan gue menunggu semuanya selama ini buat apa?
Cuma biar ada kerjaan? Perasaan miris banget hidup gue.
"Gak sumpah demi apapun gue bukan pacar gebetan mantan atau embel embel kisah cintanya Alfian. Ih ngapain juga." Ucapnya cepat dan gue mengangkat alis gue ga percaya.
"Sumpah ghe. Gue kenal Alfian cuma gara gara dulu gue sama Raisa emang udah deket dan gue sering main ke rumahnya. Ya kan Alfian sama Raisa serumah. Jadi sering ngobrol.
"Terus lama alam gue sering main sama dia. Tahap deket gue sama Alfian emang ga sesusah Kemal. Dia di tolak mentah mentah banget ama Alfian. Makin kesini Alfian makin batu." Ucap Vega.
Dan gatau kenapa gue tersenyum tipis sadar bahwa Vega ga berhubungan khusus dengan Alfian.
"Oke, gue mau cerita. Tapi ga disini." Ucap gue dan Vega tersenyum cerah.
"Gue tau tempat yang tepat buat curhatan hati lo."
Vega menggenggam tangan gue dan membawa gue ke tangga di ujung lorong.
Dan tiba tiba gue dihadapkan dengan pemandangan yang terlalu bagus.
"Jadi ada tempat semacam ini di Vancy?" Tanya gue dan takjub ketika melihat rooftop terbuka dengan bunga bunga di sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS [3] Infinetory
Teen FictionThis the and of THS (The High School) In - Fine (s)Tory Mimpi itu indah Mimpi itu menyenangkan Mimpi itu sempurna Aku bisa menjadi segalanya lewat mimpi Termasuk menjadi putri dalam kerajaan dengan kisah paling indah. Dengan pangeran yang bersamaku...