Guys mungkin ini sangat amat ga penting sekali. Tapi buat yang udah baca gue mau ngasih tau kalau gue minta maaf.
Di part ini pasti ada adegan yang terlalu sinetron apa gimana. Gue lagi galau jailey deket deket. Jadi sekali lagi maaf.
Maaf juga ganggu. Hehe.
???
You and i, we don't wanna be like them. We can make it till the end. Nothing can come between.
Author POV
Dentingan garpu dan sendok yang beradu menjadi musik alami untuk sebagian orang yang sedang makan siang sekarang.
Udara hari ini memang membuat sebagian orang merasa lebih lapar karena cuacanya yang sangat panas. Terutama Alfian dan Ghea yang harus semalaman begadang karena hukuman yang mereka dapatkan setelah tiga hari berturut turut tidak ada kabar.
Insiden Keenan saat itu memang berdampak buruk pada keduanya. Alfian jarang masuk karena sulit tidur dan ia tak mau ke sekolah dengan muka babak belur.
Ghea? Tak usah ditanya. Tangan baret, mata bengkak, tubuh kurus, bibir pucat, pipi tirus, kantung mata tebal. Ia sudah seperti akan mati dalam beberapa detik lagi.
Kali ini mereka berkumpul di sebuah cafè bersama Kemal, Vega bahkan Raisa yang sempat bertengkar dengan Ghea dan Alfian.
Walaupun Ghea dan Alfian terlihat seperti tidak memiliki semangat hidup, mereka masih tertawa saat saling melontarkan kata kata konyol.
Ya setidaknya mereka memaksa satu sama lain untuk makan. Namun karena tak ada yang memiliki niat untuk makan akhirnya Vega yang memaksa mereka berdua.
Kadang Vega terdengar sangat keibuan. Sangat amat keibuan. Karena tiap salah satu temannya tidak ingin makan karena sebuah hal yang menurutnya tidak penting akan ia paksa.
Benar benar mirip ibu ibu yang memiliki 4 anak nakal.
Setelah lama tidak bertegur sapa akhirnya Raisa meminta maaf dan menyerah diantara perang dingin itu. Walaupun masih keras kepala karena masih membela Keenan.
Mereka memang enggan membahas Keenan. Ya terserah dia mau seperti apa. Ia mau berkata apa yasudah.
Bila diperhatikan Keenan seperti lenyap dari muka bumi bersama Amara akhir akhir ini. Kata Raisa Amara lebih fokus dengan handphone dan laptopnya.
Entahlah yang pasti semua itu membuat Alfian dan Ghea bersyukur.
Keenan kalah taruhan, ya itu pasti. Sekarang kapan saja Alfian bisa menendangnya jauh jauh dari sekolah. Dan Alfian sudah berjanji akan menjaga Raisa dari tangan kotor Keenan.
"Gue aja yang merasa apa emang kita diem doang?" Usik Vega menatap keempat temannya sebal.
Namun ucapan Vega sama sekali tidak ditanggapi oleh siapapun. Bahkan Ghea yang biasanya akan membalas karena ia tak tega saat menyueki temannya sendiri.
Bagi Alfian gadisnya ini memang terlalu baik. Entah dapat digolongkan dalam hal positif atau negatif. Ghea, tipikal orang yang terus sabar dalam menghadapi lawan.
Namun sampai sekarang Alfian tidak pernah terfikirkan bahwa Ghea akan membunuh dirinya sendiri dengan cara yang mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS [3] Infinetory
Teen FictionThis the and of THS (The High School) In - Fine (s)Tory Mimpi itu indah Mimpi itu menyenangkan Mimpi itu sempurna Aku bisa menjadi segalanya lewat mimpi Termasuk menjadi putri dalam kerajaan dengan kisah paling indah. Dengan pangeran yang bersamaku...