twentyfour diary.

1.6K 111 1
                                    

I wish I had missed the first time that we kissed. 'Cause you broke all your promises. And now you're back, you don't get to get me back

???

Dear Diary

Hai perkenalkan aku Sava Aghea kelas 2 SMP di sekolah mana kalian mungkin tidak usah tahu. Karena sama sekali tidak penting.

Sebenarnya aku membenci menulis di diary seperti ini. Ini seperti meninggalkan jejak pada setiap curhatan curhatanku.

Namun sekarang aku belajar tidak peduli. Aku memiliki pacar bernama Alfian Fadlika. Dia tampan, sungguh aku tidak bergurau.

Aku iri akan kemahirannya berbicara bahasa asing dan bagaimana dia dapat memikat hatiku semudah membalikan telapak tangan.

Hanya dengan menempelkan anggota tubuhnya dan mengucapkan serangkaian kata kata manis suda mampu memompa jantungku lebih cepat dari keadaan normal.

Ah aku hampir lupa. Alfian sudah bukan pacarku. Alfian adalah mantanku.

Kandasnya hubungan kami menurutku salahnya. Namun dia mengatakan bahwa aku terlalu keras kepala. Dia berkata bahwa semua yang ada dibalik kandasnya hubungan kami adalah diriku sendiri.

Tentu aku tidak terima dengan omongannya itu. Dia bahkan merasa dirinya sempurnah.

Cih basi.

Aku sudah lelah dengan semua drama ini. Aku terus terusan menangis dan mengurung diriku sendiri di dalam kamar.

Mataku sudah terlihat akan tertutup saking bengkaknya. Dadaku juga seperti di tapak oleh ribuan gajah. Sangat sesak untuk menghirup nafas.

Aku membencinya. Tidak aku menyayanginya.

Oke siapa peduli. Benci dan suka berbeda tipis ini.

Aku sungguh sangat mencintainya. Sangat amat. Ia cinta sejati pertamaku. Orang yang telah membuat aku tersenyum hanya dengan perkataan dan perlakuannya.

Dengan perkataannya aku mengira bahwa aku merupakan wanita yang special di hatinya. Ia berkata begitu lembut. Bahkan berbeda dengan caranya berbicara dengan saudara kembarnya.

Ia memperlakukan aku seperti putri kerajaan ternama yang harus dilindunginya. Perlakuannya selalu diluar perkiraanku. Semua.

Aku memandangnya seperti pangeran yang begitu mengagumkan. Jangan kira awal ia mendekatiku semua baik baik saja. Karena aku hampir dilabrak oleh sekumpulan anak anak yang lebih mendominan di sekolah.

Namun Alfian melihatnya. Dia mencegah salah satu dari mereka menamparku. Bahkan ia hampir menampar salah satu dari mereka bila tidak kutahan.

Ia mengajarkanku untuk menjadi orang yang lebih kuat. Bahkan ia membuatku mengikuti teorinya. Orang yang lemah pasti ditindas.

Dan ternyata dialah yang menindasku secara batin habis habisan. Ia yang membentuk karakter kuatku hanya bermain dan dengan mudah ia membuatku lemah.

Aku kecewa padanya. Sungguh kecewa.

Malam itu, dingin. Dia menjemputku untuk makan malam di restoran ternama. Namun sebelumnya ia membawaku ke tempat ia berkumpul dengan temannya.

THS [3] InfinetoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang