Even if they judge, fuck it all do the time. I just wanna have some fun with you
Alfian POV
"Udah eh yan jangan ditahan tahan mulu dia mau pulang. Capek kasian." Ucap mama dan gue menatap Ghea cemberut.
Setelah kedatangan Vega dan Kemal tadi Ghea masih ada di sini. Kira kira Vega sama Kemal cuma dua jam di sini. Tapi Ghea mungkin udah seharian.
Hehe. Kan namanya juga nyaman dan sayang.
Gila ya kok gue jadi melankolis banget ya?
Setelah satu jam Vega sama Kemal ga ada mama dateng bawa bawa buah, kue segala macem. Terus Ghea mau ijin pulang.
Tapi kan gue tar sendirian.
Ga mau.
"Ah entar aku sendirian ma." Ucap gue dan Ghea merubah muka melasnya.
Gue rasa gue mulai di ambang kekalahan kalau muka Ghea begini.
"Kan ada mama lo yan." Ucap Ghea dan gue menatapnya sambil cemberut.
"Tapi gue maunya sama lo." Ucap gue dan Ghea menghela nafas panjang.
"Kan masih ada besok dan seterusnya." Ucap Ghea dan gue mulai mengendurkan tangan gue.
Mengendurkan bukan berarti melepaskan oke.
"Apa lo bisa jamin besok gue masih hidup?" Ucap gue dan mama langsung menoyor kepala gue.
"Kamu ini ngomong ga dijaga diajarin siapa si?" Tanya mama dan gue terkekeh.
"Tau nih ma Ghea yang ngajarin aku." Ucap gue sembarangan dan Ghea langsung menatap gue kaget.
"Heh apaan. Aku ga ngomong gitu tante." Ucap Ghea panik seketika dan gue tertawa.
"Udah ngomong sembarangan nuduh pacar lagi." Ucap mama dan baik gue atau Ghea langsung menatap mama kaget.
Dan mama seperti memberikan tatapan apa?
"Aamiin." Ucap gue dan Ghea diem aja. Ah payah. Bukannya aminin malah diem doang.
"Yan sumpah gue mau pulang." Ucap Ghea dan gue menatap melas. Agak kocak sih kalau cowok natap melas.
Tapi kan natap melas bukan cuma cewe yang bisa. Ya kan?
"Alfian, Ghea capek dari tadi pagi ga pulang ke rumah. Entar kalau dia ikut ikut tipes kayak kamu gimana?" Ucap mama dan gue menghela nafas pasrah dan melepaskan tangannya.
"Gue anterin deh." Ucap gue tapi masih ga ngerti gimana nyopot infusnya.
"Ngaco kamu ya. Udah Ghea tante anterin aja. Kamu di sini." Ucap mama dan gue makin cemberut.
Kan gue sendirian.
Mama keluar ruangan mendahului Ghea dan Ghea menatap gue kayak mau ngomong sesuatu.
Tapi ketahan.
"Bilang kek cepet sembuh sayang. Take care mantan. Aku sayang kamu honey." Ucap gue dan Ghea ketawa.
"Pengen banget deh." Ucap Ghea malah berjalan ke arah pintu.
"Ya udah sana ditunggu mama. Hati hati calon." Ucap gue dan gue ketawa sama kata kata gue sendiri.
Pas Ghea udah buka pintu dan mau keluar dia membalikan badannya.
"Gue tunggu di bangku sebelah gue yan." Ucap Ghea dan dia buru buru keluar.
Dan rasanya gue mau ketawa soalnya itu sama aja dia bilang cepet sembuh.
Tapi malu malu gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS [3] Infinetory
Teen FictionThis the and of THS (The High School) In - Fine (s)Tory Mimpi itu indah Mimpi itu menyenangkan Mimpi itu sempurna Aku bisa menjadi segalanya lewat mimpi Termasuk menjadi putri dalam kerajaan dengan kisah paling indah. Dengan pangeran yang bersamaku...