Remember that with every piece of ya. And is the only thing we take, with us when we die
Ghea POV
"Jadi ini kamar lo veg?" Ucap gue sambil masih berdiri kagum dengan kamar milik Vega.
Jujur, kamar ini bukan kamar orang kaya atau gimana. Walaupun Vega orang kaya tetep aja selera dia bukan yang glamour begitu.
Kamarnya ga luas luas banget. Di tengahnya ada kasur. Kasurnya ada berlipet lipet bad cover jadi empuk banget.
Ditambah lagi acnya Vega super dingin jadi nyaman banget tidur begini. Di sisi kiri ada lemari kecil buat vas gitu. Terus ada laci lacinya.
Ada lemaei banu juga di sudut ruangan. Terus banyak foto foto disini. Dia punya polaroid yang di susun jadi V gitu.
Di kamar Vega juga ada lampu kecil kecil yang biasa dipake buat pohon natal gitu. Dan walpapernya penuh banget sama gambar bunga bunga.
Tetep aja kesannya kamarnya Vega super duper nyaman.
"Dulu gue juga punya mantan ghe. Fakta bahwa mantan itu suka nyakitin emang ga lepas dari yang namanya kisah cinta. Dan di saat gue masuk kamar gue bener bener bisa relax." Ucap Vega dan gue tersenyum menatapnya.
"Lo ngertiin gue banget veg." Ucap gue dan Vega merentangkan tangannya sementara gue berlari ke dalam pelukannya.
Perfect cudle.
"Alfian pernah cerita tentang gue ke lo gak?" Tanya gue dan Vega ketawa.
"Sejujurnya lo berdua suka cerita satu sama lain. Dan dua duanya suka nanya apa yang dicurhatin." Ucap Vega dan gue tersenyum miris.
Gue ga mengerti jalan pikirannya Alfian. Dia ga suka sama gue. Dia bwnci sama gue. Tapi kenapa dia selalu bikin gue berharap?
"Ayo dong cerita sama gue veg. Kan kayak obrolan canci para cewek gitu." Ucap gue dan Vega ketawa ngakak.
"Engga ah. Kalau gue ceritain hubungan kalian ga akan berjalan semestinya. Gue juga ga pernah cerita tentang lo ke Alfian." Ucap Vega dan gue cemberut.
"Kenapa gue ga bisa move on dari Alfian ya?" Ucap gue dan merebahkan diri guw di ranjang Vega.
"Dasarnya orang ga bisa move on itu karena masih sayang." Ucap Vega dan menarik kursi meja belajar dan duduk nyaman di sana.
"Siapa sih yang ga tau dasarnya move on itu masih sayang?" Ucap gue sarkas dan Vega terkekeh.
"Maksud gue kan penyebab itu bercabang. Ada yang karena kenangan, ada yang karena sifat, ada yang karena kebiasaan." Ucap Vega dan gue senyum sendiri ga tau kenapa.
Kemangan, sifat, kebiasaan.
Tiga tiganya nempel dalam rasa sayang gue dengan dia.
"Lo cerita kek waktu lo pacaran gimana." Ucap Vega dan gue menatapnya bingung.
"Lah makin sakit hati dong gue ngingetnya." Ucap gue dan Vega terkekeh.
"Kalau nginget sendiri itu pasti sakit hati. Tapi kalau bareng bareng malah ketawa sendiri. Trust me. Based on true story." Ucap Vega dan gue terkekeh.
"Waktu gue pacaran dulu, gue malu malu banget sama Alfian. Tapi dia bikin gue open sama dia. Dan gue minta di ajarin bahasa inggris sama dia." Ucap gue sambil terkekh sendiri.
"Gila orang pinter belajar sama orang kayak Alfian." Ucap Vega dan gue ketawa sendiri.
"Gue bego banget bahasa inggris veg." Ucap gue dan Vega ketawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS [3] Infinetory
Teen FictionThis the and of THS (The High School) In - Fine (s)Tory Mimpi itu indah Mimpi itu menyenangkan Mimpi itu sempurna Aku bisa menjadi segalanya lewat mimpi Termasuk menjadi putri dalam kerajaan dengan kisah paling indah. Dengan pangeran yang bersamaku...