I'm so lucky that i found you, most definitely, oh, yeah. Not a phony or a fake, sweeter than a chocolate shake. My meant to be
Ghea POV
"Jadi x bertemu dengan y jawabannya apa?" Tanya guru di depan yang tidak perlu gue sebutkan namanya.
"xy bu." Ucap satu kelas dengan malas.
Gue hanya fokus mencatat dan membuka buka buku matematika. Entah kenapa gue semangat nyatet.
Gue nyatet di dua buku. Satu buat gue, satu buat Alfian. Dia masih dirawat di rumah sakit.
Walaupun kata dia, dia seneng ga pulang pulang tante aca cerita sama gue kalau dia suka marah marah kalau ga ada yang nemenin di rumah sakit.
Logikanya dia ga pengen sekolah tapi bukan gara gara sakit.
Kadang kadang gue ngajak ical ke rumah sakit buat ngobrol ngobrol sama Alfian. Gue ga ngerti kenapa mereka berdua tuh kayak cocok banget.
Tapi entah kenapa setiap gue jenguk Alfian gue ga pernah ngeliat Raisa dateng. Kalau kata Alfian Raisa ga mau buang tenaga liat kembaran sendiri.
Ga tau deh tuh bener apa engga.
Sebenenrya gue juga merasa kalau Raisa kurang suka sama gue. Tiap gue ke cafe sama Vega dia bakal natap gue sinis sama gengnya.
Hidupnya ga jelas sumpah.
"Pagi bu."
Aktivitas satu kelas langsung terhenti saat melihat Alfian di ambang pintu dengan senyum konyolnya.
"Alfian? Bukannya kamu dirawat?" Tanya bu guru dan Alfian malah senyum konyol dan jalan masuk ke kelas gue.
"Kan saya mau menuntut ilmu." Ucap Alfian dengan santai dan berjalan menuju kursi sebelah gue.
"Ya sudah ayo lanjut belajar lagi." Ucap bu guru dan semuanya kembali melakukan aktifitas yang sempat tertunda karena Alfian.
"Kok lo di sini?" Tanya gue dan Alfian tersenyum.
"Dibilang mau nuntut ilmu ga percaya ya." Ucap Alfian dan gue terkekeh.
"Perasaan kemaren lo seneng bisa bolos dengan terhormat." Ucap gue dan Alfian ketawa lalu merangkul gue.
Satu hal gue rasakan sekarang. Nyaman.
"Sekarang lebih seneng soalnya bisa ngerangkul kamu." Lirih Alfian dan gue langsung mendorong bahunya sedikit kencang.
Walaupun gue geli sama bahasanya tetep aja sekarang gue seneng banget.
"Selama gue ga masuk ada kabar apa aja?" Tanya Alfian dan gue diam.
Ga mungkin gue kasih tau kalau misalnya Amara dan gengnya sinis sama gue.
Bisa dibantai mereka sama Alfian.
"Lo masih temenan sama Vega kan?" Tanya Alfian dan gue langsung mengangkat alis sebelah.
"Kenapa lo ngomong gitu?" Tanya gue dan Alfian menghela nafas lega.
"Raisa bilang lo musuhin Vega. Bener?" Tanya Alfian dan gue bener bener bingung sekarang.
"Ga mungkin gue musuhin temen satu satunya di sekolah yan." Ucap gue dan Alfian terkekeh.
"Makannya lo kalau istirahat jangan di kelas mulu. Mainnya kalau ga sama Vega ya.."
"Vega doang." Ucap gue sebal dan Alfian terkekeh.
"Itu yang dipojokan belakang berdua keluar kelas sekarang!" Teriak guru yang tadi dan gue bener bener tersentak.
Mampus. Gue dikeluarin dari kelas. Mati gue. Mati mati. Bisa ga naik kelas gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS [3] Infinetory
Teen FictionThis the and of THS (The High School) In - Fine (s)Tory Mimpi itu indah Mimpi itu menyenangkan Mimpi itu sempurna Aku bisa menjadi segalanya lewat mimpi Termasuk menjadi putri dalam kerajaan dengan kisah paling indah. Dengan pangeran yang bersamaku...