twelve jest.

1.9K 150 0
                                    

You're my special little lady, the one that makes me crazy, of all the girls i've ever known, it's you, my favorite girl.

Ghea POV

Daritadi kaki gue ga bisa berhenti bergerak di tempat dan tangan gue meremas ujung baju gue.

Gue bener bener pengen nangis. Bener bener panik gimana Alfian nanti. Entah dia pingsan apa begimana, pokokknya dia ga sadar.

Tadi waktu Alfian jatoh gue langsung panik dan naroh tas, coklat, bunga ke dalem rumah ngelempar lewat jendela.

Mana nunggu taxinya lama banget. Makin panik gue.

Sekarang pikiran gue bener bener ga beraturan. Karena seharusnya gue nelfon orang terdekatnya dan ngabarin kalau Alfian masuk rumah sakit.

Tapi siapa?

"Atas nama Alfian Fadlika?"

Tiba tiba seorang dokter keluar dan menyebut nama Alfian. Badan gue langsung tergerak berjalan ke arahnya.

"Saya dok. Ada apa?" Tanya gue dan dokter itu melihat gue.

Apa tampang gue kurang meyakinkan?

"Kalau boleh saya tau, anda siapanya ya?" Tanya dokter itu dan jantung gue langsung deg degan tujuh turunan.

Gila gue ngomong apaan nih.

Mampus dah gue.

"Ngg.. anu.. saya..saya.."

"Pasangannya?" Tanya dokter tersebut dan muka gue langsung kaget abis.

"Yaudah mari ikut saya." Ucap sang dokter dan gue bernafas lega karena dia ga nanya lebih lanjut tentang siapa gue.

Gue mengekori dokter tersebut hingga dia masuk ke sebuah ruangan yang kayaknya emang ruangan dia.

Dia berdeham dan memberi gue dokumen dokumen yang kayaknya penting.

Ya tuhan jaga Alfian ku. Tolong.

"Jadi menurut pemeriksaan kami selaku pihak rumah sakit, pasangan anda sepertinya terlalu lelah dan berakibat buruk." Ucap dokter dan gue makin gelisah.

Selain karena takut denger penyakitnya Alfian gue juga gelisah dokternya ngomong pasangan anda.

"Saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan. Apa sebelumnya yang terjadi?" Tanya sang dokter dan gue bingung.

Gue ceritanya gimana ya?

"Jadi, Alfian duduk di luar tanpa sepengetahuan siapa siapa dan dia belum makan, minum dan tidur dari jam 5 sore kemarin." Ucap gue dan dokternya terlihat kaget.

Bagus kan gue ga boong tapi ga jujur sepenuhnya.

"Saya pikir pasangan anda tidak mendapat asupan, kedinginan, dan lelah. Ditambah dengan kemarin hujan turun." Ucap dokter dan gue mengangguk pelan.

"Jadi dia kenapa dok?" Tanya gue dan sang dokter membuka kertas resep dan menulis cepat.

Gue pikir itu kertas buat nebus obat atau semacamnya.

"Dia di fonis penyakit." Ucap dokternya dan gue sangat amat pengen maki maki si dokter sekarang.

Kurang lebih ngomong anjing lo kampret gue juga tau dia sakit kampret.

"Dia tipes."

"Alhamdulillah." Ucap gue ketika dokter malah ngomong tipes.

Agak idiot sih.

"Kok alhamdulillah?" Tanya si dokter dan gue terkekeh.

"Saya kita dia gagal ginjal, jantung lemah, kanker, struk, diabetes, atau penyakit serem lainnya." Ucap gue dan dokternya ketawa.

THS [3] InfinetoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang