Said ooh its sometin about kinda woman that want you but don't need you.
Alfian POV
"Sendirian lagi?" Sapa pelayan cafe sambil memberikan segelas kopi hangat pada gue.
Gue hanya tertawa hambar dan mengaduk kopi gue.
Ga ada kata kata yang pas untuk mendeskripsikan keadaan cafe di sebelah stasiun ini.
Karena kisah gue terukir dengan jelas baik manis atau pahit udah terukir jelas di sini.
Waktu kecil, gue sering ke sini berdua sama Raisa. Yah sd lah. Jadi pelayannya udah kenal sama gue.
Terus waktu gue pertama kali kenal sama Ghea, dia kan misah sama rombongannya dan disuruh nunggu di stasiun.
Karena gue kasian gue ajak dia ke sini. Tadinya dia takut ama gue. Emang sih di saat yang lain pake kemeja gue malah pake kaos tipis sama sweater.
Mana tampang gue gitu kan.
Terus dia gue ajak ngobrol. Lama lama akhirnya dia biasa aja ngobrol sama gue. Di situ dia ketawa gara gara gue nyelupin pisau ke kopi.
Dan dia ketawa sampe mukanya merah.
First imperetion gue adalah manis.
Dan di situlah gue tertarik untuk mengenali Ghea lebih dalam. Dan kita juga sering ke cafe ini.
Rasanya baru kemaren gue ketawa bareng Ghea karena tingkah konyol gue. Tapi sekarang gue cuman bisa mengingat kenangan gue sama dia.
Miris.
Miris sekali.
"Yan?"
Lamunan gue langsung terbuyar melihat Amara dengan senyum sok kecakepannya.
Untung dia sendiri. Gondok sendiri gue kalau dia sama temen temennya.
"Kamu sendirian di sini?" Tanya Amara dan dia main duduk di sini.
"Menurut lo?" Ucap gue sarkas dan Amara terkekeh.
Lo kira lucu?
"Aku duduk sini ya?" Ucap Amara yang padahal udah duduk dari sebelum dia izin sama gue.
Gue menumpahkan kopi gue dengan sengaja dan Amara langsung bangun dan memekik.
"Sayang kenapa kamu tumpahin kopi kamu?" Tanya Amara dan gue pengen muntah di muka dia.
Sekarang juga. Gue ga mau tau harus sekarang.
"Kopi gue ga mau semeja sama lo?" Ucap gue dan Amara menatap gue konyol.
Amara malah menarik gue dan gue memutar mata gue. Amara itu cewek klemer klemer payah boyo gitu. Mana sanggup dia narik anak balapan macem gue.
"Ayuk sayang ngapain kita di meja ini?" Tanya Amara dan gue pengen bejek bejek.
Harus banget ada sayang sayangnya gitu? Geli gue dengernya. Ghea aja ga pernah manggil gue sayang sayangan.
Yah Ghea lagi.
"Pilih aja mejanya yang mana." Ucap gue dan Amara langsung tersenyum senang.
Dan saat Amara jalan ke salah satu meja dan gue malah keluar dari cafe. Muak kali gue satu meja sama Amara.
Gue berjalan santai ke arah stasiun. Tanpa disadari gue sering banget ke stasiun padahal gue ga ngapa ngapain.
Emang ga se-elite bandara. Tapi stasiun secara ga langsung ngebuka pikiran gue. Ga banyak yang nangis harus pisah dari keluarga. Tapi ga banyak yang bahagia ketemu keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS [3] Infinetory
Teen FictionThis the and of THS (The High School) In - Fine (s)Tory Mimpi itu indah Mimpi itu menyenangkan Mimpi itu sempurna Aku bisa menjadi segalanya lewat mimpi Termasuk menjadi putri dalam kerajaan dengan kisah paling indah. Dengan pangeran yang bersamaku...