bab 1

26.5K 961 7
                                    

     Hidup tidak selalu sesuai dengan yang kita harapkan. Disinilah aku sekarang sebatang kara tanpa teman dan keluarga, baru di terima bekerja di salah satu perusahaan di kota industri sumatera.

     Menyelesaikan pendidikan sarjanaku di salah satu universitas negri yogyakarta, aku segera mengapply banyak lowongan kerja yang kudapat baik dari teman kampus maupun dari situs pencarian kerja. Aku merasa tidak pantas terus-menerus merepotkan paman yang selama ini membiayai segala keperluan hidupku di karenakan kedua orang tuaku yang telah meninggal dunia. Aku kanaya arumi, 24 tahun.

     Suara pramugari menyadarkanku pesawat akan segera landing di bandara hang nadim kota Batam, kulihat jam masih menunjukkan pukul 9.20 pagi, semua sesuai dengan jadwal. Sesampainya di bandara aku segera menyeret koper kecilku keluar bandara, tanpa mengunggu bagasi karena memang tidak banyak barang yang kubawa, karena selama inipun aku tidak memiliki banyak hal yang harus kubawa kemana-mana. Aku hanya memiliki satu koper kecil dan sebuah tas tangan yang jangan ditanya apa merk nya karena ini pemberian teman kampusku saat kelulusanku.

     Dipintu keluar kulihat sudah ada seorang lelaki berperawakan sedang sedikit tua membawa tulisan nama perusahaan yang menerimaku bekerja, kuhampiri dan memberi salam.

"Pagi pak, saya naya dari jakarta " ucapku sambil tersenyum kepada bapak tersebut.

"Oh mba kanaya ya." Ucapnya sambil melihat kertas yang dibawanya.
" saya bagus, supir kantor yang di tugaskan menjemput calon pegawai. Sebentar ya mba nunggu dulu soalnya ada tiga calon yang saya jemput, dan baru mba yang datang" sambungnya kembali

"Oh iya pak, saya nunggu di kursi itu saja ya." Jawabku sambil berjalan di kursi panjang dekat jalan.

Bandara hang nadim terlihat ramai dengan orang lalu lalang, sambil melihat- lihat mata ku tertuju pada dua gadis yang kira kira seumuran denganku menghampiri pak bagus, dan mereka berjalan kearahku.

"Oke, peserta sudah lengkap semua, tunggu di sini sebentar ya, bapak ambil mobil." Ujar pak bagus sambil berlalu ke arah parkiran di seberang jalan.
Suasana sedikit canggung diantara kami bertiga. Salah satu gadis memecah keheningan.

"Kenalin saya anggi," ujar salah satu gadis tersebut.

Aku tersenyum dan menjabat tangannya, saya naya, kanaya. Gadis lainnya ikut memperkenalkan dirinya, bernama renata.

Anggi berperawakan tinggi, berkulit putih, sedikit kurus, berambut coklat yang bergelombang melebihi bahunya, sekilas anggi seperti memiliki darah campuran karena hidungnya yang sangat tinggi. Sedangkan renata hampir sama dengaku, hanya sedikit lebih tinggi dan berisi, wajahnya manis, terlihat keibuan. Dan mereka berdua terlihat sangat modis. Khas gadis ibukota yang mengikuti mode terkini.

Suasana sedikit awkwrd, masing -masing kami hanya diam sambil menatap sekeliling, mungkin karena kami masih sama-sama asing di kota ini. Tak lama sebuah mobil berhenti di depan kami dan pak bagus keluar dan membuka pintu belakang mobil, membatu memasukkan koper kami.

Anggi duduk di belakang, sedangkan aku dan renata di tengah. Diperjalanan pak bagus kadang memberitahu daerah yang kami lalui. Kami bertiga hanya mengangguk tak paham dengan penjelasan pak bagus, karena berkelana dengan pikiran masing-masing.

Mobil memasuki gerbang pelataran perusahaan, mobil berhenti tepat di salah satu kantor yang terlihat sepi, mungkin karena sudah masuk jam kerja jadi terlihat sepi.

"Sudah sampai mba-mba semua, silahkan masuk menuju ke bagian informasi ya, nanti kopernya juga bapak titipkan di sana," ujar pak bagus.

Kami bertiga turun dan berjalan menuju bagian informasi, gadis yang sedang sibuk dengan telfon di telinganya tersenyum ke arah kami. Mengucapkan selamat datang dan memberikan kartu pengunjung kepada kami bertiga.

"Ayo mba-mba sekalian ikuti saya" ucapnya.
" Saya karenina, panggil saja nina nanti kita bakalan sering ketemu kok." ucapnya dan mempersilahkan kami masuk ke sebuah ruangan.

"Mba nindy, ni yang di tungguin udah datang", ucap nina mengetuk sebuah ruangan dan masuk ke dalam.

"makasih ya nin,udah di anterin, kalo bisa nanti kamu juga yang ajak keliling, mba ada tugas ke bagian document", Ucap wanita yang di sapa nindy kepada nina

"Siip mba, gampang." Ucap nina sambil berlalu dan tersenyum pada kami bertiga.

"Ayo silahkan masuk " ucap perempuan yang disapa nindy oleh nina.

Until I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang