bab 9

6.3K 340 5
                                        

Sejak kejadian itu, aku beberapa kali bertemu daniel di kantor, belakangan daniel sering datang ke kantor mengantar sendiri document, padahal biasanya ada orang khusus yang mengantar ke kantor tiap pagi. Terkadang ikut datang bersama suami sarah dan ngobrol di ruangan sebelum pulang kerja, rino juga beberapa kali ngajak keluar di hari minggu atau sabtu malam, tetapi aku beberapa kali menolaknya karena belakangan memang sering lembur karena menjelang akhir tahun semua document harus telah tersusun rapi sebagai arsip. Setelah kejadian lalu anggi juga lebih sering tidur di rumah dan hidupnya lebih teratur walau masih sering keluar juga. Rena masih jalan bersama fajar terkadang bersama nina karena sepertinya rena ingin menjodohkan nina dengan andri, nina sih mau aja di ajak jalan walau sebenarmya nina lebih suka dengan rino, hanya menurut nina sepertinya rino tidak tertarik dengannya, jadi buat apa mengharap yang tak jelas, orang yang jelas udah ada di depan mata. satu kali anggi juga pernah mengajakku keluar bersama daniel kata anggi sih mau berterimakasih karena udah mau bantuin merawat anggi selama sakit, tapi aku menolaknya aku ikhlas nolongin anggi, kita kan sama sama anak perantauan jadi harus saling tolong, siapa lagi kalau bukan teman. Begitu berharganyalah seorang teman jika dalam situasi seperti kami yang memang jauh dari keluarga.

Flashback

Sepulang dari acara gala dinner perusahaan aku dud uk di teras, karena hanya sendirian dirumah, sementara nina ikut mba nindy untuk hang out di salah satu cafe, mba nindy hanya drop out dan langsung pergi. Tak lama kulihat sebuah mobil berhenti di depan pagar, dan danny keluar dari pintu belakang mobil sambil membopong anggi, akupun segera membantu daniel dan membawa anggi masuk ke dalam rumah.

"Dia sakit, tapi tidak mau di bawa kerumah sakit, dia hanya minta di antar pulang," ujar daniel

Aku tidak enak kalau harus menyuruh daniel meletakkan anggi di kamar, jadi aku menyiapkan sebuah kasur kecil di tivi untuk tempat anggi berbaring. Tak lama anggi segera beranjak terhuyung huyung ke kamar mandi dan terdengar kalau anggi sedang muntahkan isi perutnya, akupun menyusul anggi dan membantu menepuk punggungnya. Dirasa sudah tidak ingin muntah aku membantu anggi kembali ke depan, kemudian membawa segelas air hangat untuk anggi. Aku membantu mengoles tengkuk dan dahi anggi dengan minyak kayu putih,badan anggi terasa panas. anggi yang terlalu lemah,  hanya bisa pasrah dengan apapun yang aku lakukan.
Kemudian danny menanyakan riwayat penyakit tertentu yang di derita anggi, aku sendiri tidak tau meskipun kami berdua teman sekamar, tapi aku tidak tahu apapun tentang anggi. Anggi hanya merintih kesakitan, karena aku bingung harus berbuat apa akupun meyakinkan anggi untuk mau di ajak ke rumah sakit, takut kalau nanti malam sakitnya makin parah dan rena juga nina belum pulang. Akhirnya anggi setuju dan minta daniel mengantarkannya kerumah sakit, daniel memintaku untuk ikut, aku segera berganti pakaian seadanya dan ikut masuk ke mobil danny.
Sesampainya di rumah sakit terdekat anggi masuk ruang igd, dokter meminta melakukan cek darah , karena anggi di duga menderita dbd dan asam lambung, daniel dan temannya ikut menunggu di depan. Akhirnya karena tidak tega meninggalkan anggi daniel menyuruh temannya pulang dan meninggalkan mobil di sini, takut ada apa apa katanya, akupun ikut menemani anggi di dalam ruang igd sementara daniel menunggu diluar.
Pagi pagi sekali daniel membangunkanku dan menyerahkan kantong plastik yang berisi roti dan air, tanpa mengucapkan apapun. Pukul 9, pagi nina di pindahkan ke ruang perawatan karena positif dbd dan akan di rawat selama beberapa hari. Saat rena dan nina datang aku memutuskan pulang lebih dahulu untuk mengganti baju, aku memang meminjam hp anggi yang ada dalam tasnya untuk menghubungi rena dan nina mengabarkan keberadaanku. Danny pun mengantarkanku, di dalam mobil kami hanya melakukan pembicaraan singkat, dan saling berkenalan.

Flaahback end

Hpku berbunyi dan kulihat nama om arief terteta di hp ku, om arief menanyakan keadaanku, hampir setahun aku bekerja dan tidak pernah pulang ke bandung, om bilang merindukanku dan kak aya, agar dalam waktu dekat kami bisa pulang ke bandung karena minggu depan om akan melakukan operasi jantung, akupun mengiyakan suruhan om untuk pulang jika nanti pekerjaanku sedikit lenggang. Mungkin akhir bulan januari atau kapan saat tiket pesawat sedang murah. Akupun menghubungi kakakku untuk mengajaknya pulang dengan jadwal yang sama denganku, biar nanti kami menghabiskan waktu bersama di rumah om arief. Kakakku pun mengiyakan, kalau sudah jelas waktunya aku akan menganarinya lagi nanti.

Tak lama kudengan seseorang mengetuk pintu ruanganku, kulihat daniel pun masuk sambil membawa beberapa document, aku mempersilahkannya duduk , daniel dengan cuek duduk di kursi mba sarah sambil mengahadapku.mba sarah sudah lebih dahulu keluar makan siang. Aku yang lagi tidak bawa bekal sedari tadi nungguin ninayang belum datang ,tumben banget nina, ga biasanya.

Kenapa ada cowok secakep daniel ya dalam hatiku, apalagi pakai seragam warepack lengkap sama kacamata safety di letakkan di atas kepala. Kesannya kik.cowok banget. tengelamkan aku ke laut aja deh daripada liat senyumnya yang buat jantungku kaya mau melompat lompat gini.

"Mau makan siang dengan saya ga nay", tanya daniel

"Aku lagi banyak kerjaan nih pak daniel," jawabku

"Jangan formal gitu sama saya nay, cukup daniel aja, ayolah ke kantin dekat sini juga gapapa," tawarnya

"Tapikan bapak, maksudku kamu ga pernah makan di kantin," tanyaku

"Gapapa sesekali, yang penting bisa makan bareng kamu," jawabnya sambil mEberikan senyum sejuta wattnya

Ohh meleleh aku, gimana mau nolak kalau gini caranya,

" tapi waktu makan siang tinggal sebentar lagi lho, ku ga buru buru harus balik ke lapangan." tanyaku

"Gapapa, santai aja," jawabnya.

"Tapi sebelum ke kantin kita ajak temanku dulu ya, soalnya aku biasa makan sama dia," tanyaku.

"Oke, ga masalah" jawabnya. daniel pun menunggu di ruanganku sementara aku mencati keberadaan nina, tumben tu anak ga nyamperin aku ke ruangan buat makan, di tempat kerjanya juga ga ada, aku coba telfon hp nya juga gak di angkat. Akhirnya aku kembali ke ruanganku dan mengajak daniel ke kantin. Sepanjang perjalanan ke kantin banyak mata yang mandang kami, aku sedikit risih, mungkin mereka memandang daniel yang tumben tumbennya ada di kantor.

Sesampainya di kantin suasana sudah sedikit lenggang, meskipun masih ada karyawan yang sudah selsai makan tapi sedang asik ngobrol.kami sama sama mengambil nasi dan makan, kulihat porsi makannya daniel juga banyak, kami hanya mengobrol ringan dan daniel memintaku memasukkan nomer hp ku di ponselnya, aku pun melakukannya. Saat tiba tiba seseorang menyapaku saat sedangegang posel daniel.

"Tumben nay makan di kantin, ga ngabar ngarin lagi," ujar rino

"Eh kamu no, iya nih tadi pak daniel lagi di ruangan, nyariin nina dari tadi ga ketemu akhirnya bareng pak daniel,"jawabku.
Sedikit ga nyambung memang soalnya aku kaget ketemu rino, dan sudah beberapa kali rino sms mgajakin makan siang bareng selalu aku tolak karena aku memang membawa bekal dari rumah.

"Kok siang bener makannya no, ga sama yang lain." tanyaku.

"yang lain udah duluan ,tadi aku belakangan ada kerjaan yang ga bisa di tinggal," jawabnya.

Kemudian akupun mperkenalkan daniel dan rino, mereka hanya saling menyapa dan rino segera berlalu mengambil makan. Daniel pun mengajakku kembali ke kantor ada , dia baru ingat katanya ada beberapa docent yang belum di tanda tanganiny, akupun melambai ke arah rino, yang dibalas rino dengan senyum canggung.

Sejak kejadian di kantin, rino sudah jarang menghubungiku, kadang aku duluan yang mengajaknya chat, itupun balasan dari rino cukup lama. Akupun tau diri mungkin selama ini aku terlalu geer menganggap rino ada rasa terhadapku. Tapi menolak ajakan rino bukan memang kusengaja, tetapi memang waktunya yang tidak tepat. Nina juga sekarang tiap weekend sering keluar dengan kenalannya sewaktu jalan dengan mba nindy, aku kembali menikmati waktu waktu sendiriku.

Until I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang