bab 13

4.8K 279 8
                                    

Sebelum masuk kedalam rumah aku ikut bergabung dulu diteras, suasana menjadi menjadi hening tidak ada yang membuka pembicaraan. Nina keluar dari rumah sambil membawa minuman dan camilan.

"Ciee, ada yang mulai jalan berdua ni, ledek nina, gimana udah jadian belum, kalo udah jangan lupain kita kita ya nay,"

aku hanya tersenyum kikuk, Rena dan fajar juga tersenyum menanggapi ocehan nina, sementara rino dan anggi sedang asik menatap posel masing masing.

"Owh jadi tadi pacar naya ya?, gue ga jelas banget mukanya, bule ya nay, ah kalah jauh lah lo no," ucap fajar,

"Kalah apanya, tanya nina kalau gantengnya ya jauh," ucap nina, tapi aku tetap suka kamu kok no, tambah nina lagi sambil tertawa gugup

Rino tidak menanggapi ledekan fajar dan nina, kemudian anggi permisi masuk ke dalam rumah, Aku sendiri juga bingung menanggapi pertanyaan nina. Tanpa menjawab pertanyaan aku permisi masuk ke dalam rumah. Dan rino sama sekali tidak melihatku sejak aku pulang hingga aku masuk ke dalam rumah.

Saat masuk kamar kulihat anggi sedang tiduran sambil mengutak atik poselnya.

"Ga ada janji malam ini nggi," tanyaku.

"Ga ada." jawab anngi

Aku pun masuk kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku sehabis beraktivitas seharian, aku keluar dan duduk di pinggir tempat tidur sambil mengeringkan rambut, sedari tadi anggi hanya diam.

"Kamu sama yang lain udah pada makan nggi," tanyaku.

"Yang lain udah tu tadi pas ada tukang mie ayam lewat, tadinya kita nungguin lo mau ngajak makan keluar bareng, tapi lo nya lama banget pulang," ucap anggi ketus.

"Yahh,sorry nggi, aku gak tau, tadi nina sms katanya mau keluar sama pacarnya, jadi ya aku terima ajakan danny, lagian kalian koq ga pada sms aku," tanyaku

Anggi hanya diam tidak menjawab pertanyaanku. Suasa di kamar menjadi hening, aku pun pamit ke anggi keluar mengambil minum.

"Naya tunggu sebentar, gue mau ngomong sama lo," ucap anggi

Aku kembali duduk di pinggir tempat tidur, di dekat anggi berbaring.

"Mau ngomong apa nggi, ngomong aja," tanyaku

"Lo beneran jadian sama daniel? Lo ga mikirin perasaan gue nay? Tanyanya lagi.

"Aku" ... aku bingung harus menjawab apa kenapa waktu menerima danny aku tidak memikirkan perasaan anggi. Kenapa baru kepikiran sekarang.

"Kalo lo ga bisa jawab berarti bener lo nerima perasaan danny? Tega ya lo naya, lo ga anggap gue temen sampe lo nerima perasaan cowok yang jelas jelas gue akuin ke elo kalau gue juga suka." Ucap anggi sambil menahan air mata.

"Maafin aku nggi," hanya itu yang dapat aku ucapkan, aku memang menerima.perasaan daniel ke aku, dan aku udah mutusin mau mencoba membuka hatiku buat dia.

Gue yakin perasaan daniel ke elo cuma rasa penasaran, daniel ga mungkin beneran suka sama cewek kayak lo. Lo itu ga pantes buat dia, lo cuma cewek kampungan, Kenapa harus lo nay. Ucap anggi

Kan kamu sendiri yang bilang...

Diam nay, gue ga butuh penjelasan lo, ucap anggi

sekarang lo nikmatin aja, karena waktunya ga bakal lama. ucap anggi sambil menangis dan keluar dari kamar sambil membanting pintu.

Aku sebenarnya tidak sakit hati dengan perkataan anggi, tapi kenapa air mataku tidak bisa berhenti menetes. Apa yang di katakan anggi mungkin benar. Mungkin daniel tidak benar benar menyukaiku, mungkin dia hanya mempermainkanku atau kemungkinan lainnya yang aku tidak tau yang sedang di rencanakannya. Apa salahku? Kenapa anggi bilang tidak mungkin ada yang menyukaiku.

Aku masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahku, aku tidak boleh menangis, aku tidak suka menangis, hanya membuatku terlihat lemah. Kenapa hanya dengan keadaan seperti ini membuatku sedih, aku bahkan telah mengalami saat dimana seorang pun tidak menginginkanku, saat dimana orang hanya menganggapku sebagai beban.
Sejak dulu aku selalu memikirkan perasaan orang di sekitarku, untuk kali ini aku ingin mengikuti kata hatiku. Dan bukannya anggi juga pernah bilang kita tidak bisa memaksa seseorang menyukai kita, kita tidak bisa mengatur perasaan seseorang, kita hanya bisa berusaha, tapi tetap tuhan yang menentukan, dan biarkan kali ini nasib yang menetukan akan bagaimana hubunganku dengannya. Aku hanya akan menikmatinya , tanpa cemas akan apapun. Mungkin besok berakhir, atau keesokan harinya, akupun tidak tau.

Saat bangun tidur aku merasa mataku sangat berat, mungkin karena kejadian semalam. Kulihat anggi tidak tidur di sebelahku, katena bagiannya masih terlihat rapi. Aku keluar untuk membereskan rumah, dan memasak sarapan. Setelahnya aku masuk kamar untuj mengambil hp dan membawanya keluar sambil menikmati sarapan. Terdapat 2 pesan dan 3 panggilan tak terjawab, semuanya dari danny. Yang mengucapkan selamat malam, dan bertanya kenapa aku tidak menjawab telfonnya. Akupun menjawab pesannnya. Kemudian aku siap siap untuk belanja, tanpa membawa hpku.
Saat pulang ke rumah aku melihat nina dan rena duduk di teras sambil mengobrol, mereka melihat kearahku tapi seperti menganggapku tidak ada, aku menyapa mereka ,dam hanya di jawab dengan gumaman, tidak ada yang beranjak membantuku membawa belanjaan ke dalam, akupun beranjak dan melakukan kebiasaanku mengisi kulkas, nina tidak datang seperti biasa membantuku. Apa lagi salahku, lirihku dalam hati.
hari minggu ini kuhabiskan di rumah dengan menonton tv, dan sesekali bertukar sms dengan danny,tidak rena maupun nina yang mau bicara denganku,menjelaskan kesalahanku. nina bahkan terlihat seperti musuhiku.

Until I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang