bab 5

8.4K 384 3
                                        

Kami pergi ke nagoya plaza, yang menurut nina salah satu mall besar dan ramai di batam. Kita sampai baru pukul 1.15 , janjian dengan teman rena yang lain, andri dan agung, lengkaplah kita 4 cewek dan 4 cowok, sengaja yah kali si rena.

Akhirnya kami memutuskan akan nonton pukul 3, biar sempat maksi dulu kata anggi, padahal itu anak sebelum berangkat baru makan nasi goreng.
Kami putuskan untuk menunggu di salah satu bistro dekat bioskop biar ga jauh muter muter, sementara fajar dan andri membeli tiket.

"Anggi koq aku jarang liat kamu sih makan siang bareng rena , ujar agung, kalo nina sih aku sering lihat, naya juga sekali kali ada, tp kamu jarang banget."

"Iya, aku sering makan diluar, kadang males ke kantin rame banget," jawab anggi.

"Kalo sekali - kali aku yang ajak kamu makan keluar mau gak nggi," tanya agung sambil mengulum senyum.

"Bolehlah gung, kamu datang aja ke lab aku ya," Jawab anggi cuek

"Kalau gitu boleh dong minta nomer hp kamu, si rena udah aku tanyain ga mau kasih," ujar agung sambil cengengesan.

"Bisa aja lo modusin cewek", ujar fajar yang datang bersama andri. Sementara kami masing masing sibuk dengan hp masing masing.

"Nay, aku boleh minta nomer hp kamu gak?"  tanya rino

"Nomer hp aku ga mau no," tanya nina ke rino sambil senyum senyum

"Yaudah sih pada tukeran nomer aja pada, kan satu kerjaan juga,"  ujar fajar.

Selesai makan fajar meminta bill pesanan kami, saat aku ingin menyodorkan uang kepada fajar, fajar menolaknya

"Ga usah nay, kali ini gue yang traktir, pj gue jadian sama rena," ujar fajar sambil tersipu, kulirik rena juga senyum.

"Asik ada yang punya pacar di antara kita, bilang dong dari awal jadi tadi kita pesan yang mahal," ujar nina cengengesan.

"Makasih ya ren, jar, langgeng yah"  ujar anggi.

"Iya ,makasih lho jar,ren, yang langgeng yah. udah di bayarin makan, nonton, sering sering aja." Ujarku.

"Asal jangan langgeng pacaran terus, ga nikah nikah" ucap rino asal.

" dasar lo no, sirik aja" ucap fajar

"Iya, udah yuk pada mau mulai film nya."Ujar rena, dan kami pun beranjak menuju bioskop.

Aku pamit ke toilet sebelum masuk studio, sementara yang lain menunggu nina dan rino membeli snack.

"udah pada beli snack belom, tanyaku ke anggi

"Udah pada nitip sama nina,tu lo susulin nina aja." ujar anggi sambil tetap mengobrol bersama agung. Kulihat nina dan rino sudah ada di antrian paling depan, di belakang sudah ada beberapa orang .

"Nin sekalian dong aku di pesenin, mau ngantri ntar keburu mulai filmnya," ujar ku.

"Udah sekalian aku pesenin tadi nin gapapa kan, caramel popcorn sama air mineral." ujar rino

"Makasih no, nih uangnya pake uang siapa tadi," tanyaku.

" ga usah nay, sekali kali juga , jawab rino

"Makasih lagi ya no." Ucapku

Kami masuk kebioskop, rena paling ujung dan fajar di sampingnya,agung kemudian anggi,rino kemudian nina, tetapi nina minta pindah di sebelah anggi. Aku bingunh yang paling pinggir atau di antara andri dan rino, tapi akhirnya aku memilih posisi paling pinggir, kok kesannya kita lagi pada ngedate sama pasangan masing-masing ya.
Sepanjang film aku hanya diam, bingung membuka pembicaraan dengan andri. Andri juga diam sambil sesekali berbicara tentang film yang kami tonton dengan rino.

Selesai film kami keluar, bingung juga kalau jalan rame begini. Kami putuskan berpisah dan bertemu lagi kalau urusan masing-masing selesai. Kami membentuk beberapa kelompok. Fajar dan rena. Aku, nina juga anggi. Dan sekelompok cowok lainnya, tadinya agung mengajak anggi jalan berdua, anggi menolaknya dengan alasan mau belanja bersama aku dan nina.

Anggi dan nina menyusuri beberapa outlet pakaian dan membeli beberapa setelan kerja sedangkan aku hanya melihat lihat, kurasa aku belum membutuhkan pakaian baru.

"Ga ada yang lo suka nay," ujar anggi, sambil ikut duduk denganku membawa beberapa kantong belanjaan.

"belum butuh banget nggi." jawabku sambil tersenyum canggung
Mana ada perempuan yang gak suka belanja, tapi ya aku harus hemat dengan semua kebutuhanku, harus ada prioritas kalau aku masih mau makan 3 kali sehari.

"Udah yuk capek gue , pegel kaki." ujar nina.

Saat keluar mall, menuju salah satu coffe shop anggi yang sibuk memegang hp nya menabrak seseorang, dan hpnya terjatuh.

"Oh my, sorry," ucap pria tersebut, yang kulihat merupakan pria asing yang uhh ga bisa kujelaskan detailnya ya gimana pria asing umumnya, tinggi menjulang, hidung mancung , kulit putih, rambut coklat sedikit panjang, dan mata biru.

"Its, ok,"  ujar anggi sambil mengambil hp nya
"Hey, danny. Its you,"

"Hey anggi, you're here, hang out with friends right?"

"Yap, girls day, you know, want to join."

"No thanks , i have my friends right there, may be next time"

"Ok, see u "

Nina hanya memandang takjub pada anggi, sedang aku hanya melongo, melihat anggi ngobrol akrab dengan cowok secakep itu ,kalo aku mungkin udah ga fokus karena lututku lemas lihat wajah tampannya.

"Kok lo kenal nggi sama daniel, dia kan project manager ga ada hubungannya sama kerjaan lo, jauh juga lo gaulnya ya." Ujar nina.

"Iya, pernah ketemu pas makan siang, ya kita kenalanlah." Ucap anggi cuek

"Kenalin gue dong nggi, anjrr dia itu ganteng banget, kalo ke kantor buat sign kontrak atau ada kerjaan apa gue suka liatin, tapi ga berani nyapa gue," ujar nina cengengesan,

"Iya kapan-kapan gue ajak lo makan di tempat dia biasa lunch, lo mau gak,"  jawab anggi.

"Banget lah nggi," jawab nina sumringah.

"Lo mau juga nay," tanya anggi.

"Ga deh, aku ga pede kalo ngomong sama bule cakep gitu," jawabku getir.

"Yaelah,masa iya ga pede ngomong, yang ada lo ileran kan liat mukanya," ujar nina.

"Tau aja kamu nin, yang ada aku ga bisa ngomong kalau lihat mukanya," ujarku tersipu.

Tawa kami meledak bersama, kami menuju sofa di pinggir cafe, anggi dan rena memesan kopi tapi aku menggeleng karena bena- benar kenyang.

Tak lama fajar dan rena datang, mengajak pulang. Tapi anggi menolak , karena barusan danny alias si daniel yang bule itu mengajaknya bergabung bersama temannya, dan anggi tidak mengikutsertakan nina dengan alasan tidak enak dengan daniel. Nina dengan lesu ikut kami menuju parkiran.

Sesampainya di mobil fajar menghubungi rino, menanyakan ingin ikut bersama kami atau dengan agung dan andri. Tak lama rino datang, dan kami pun pulang. Kali ini rena duduk di depan, aku di tengah di antara nina dan rino.

"Anggi kemana koq ga ikut pulang nay," tanya rino.

"tadi ketemu temennya, jadi belakangan katanya,"  jawabku

"Itu belanjaan kalian di belakang, banyak bener," tanya rino.

"Iya, anggi sama nina ya nin,"  tanyaku.

Nina hanya diam tidak menjawab, mungkin sedang tidak mood karena anggi tidak mengajaknya.

Sesampainya di rumah aku dan nina permisi masuk mengganti baju sementara rena, fajar, dan rino, duduk di teras, masih jam 9.30 ini. Akhirnya nina ikut bergabung mengobrol. Aku enggan pengen langsung tidur tetapi tidak enak dengan yang lain, akhirnya ikut bergabung, Sambil membawa minuman dingin. Fajar dan rino pun pulang pukul 11.

Until I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang