Belakangan anggi jarang tidur di rumah tiap sabtu atau minggu malam, entah di mana dia menginap. Nina dan rena tidak keberatan dengan hal itu, toh menurut mereka anggi sudah dewasa, bisa bertanggung jawab dengan hidupnya. Aku sedikit risih karena anggi hanya tidur di rumah saat malam kerja, aku tidak berani bertanya terus terang kepada anggi takut mengganggu privasinya. Di kantor juga aku jarang ikut makan siang bersama nina, lebih sering membawa bekal terkadang nina dan rena yang menghampiriku saat mereka tidak sibuk. Untuk sekedar mengobrol, karena belakangan rena pun lebih sering keluar bersama fajar.
Rino belakangan sering whatsapp untuk sekedar menanyakan kabar atau bertukar cerita, tidak setiap hari, tapi lumayan sering. Aku juga selalu membalas tiap kali rino menanyakan kabar.
"Nay besok sabtu libur gak," tanya nina.
"Libur nin, kenapa."Jawabku
"Mba nindy ngajakin lo ikutan gala dinner, mba nindy bilang tadi sarah lupa kasih tau lo, buat orang orang kantor aja yang ada proyek dengan palnt yang pinggir laut, lo dateng bareng gue ya." ucap nina
"Dimana nin acaranya, jauh ga dari sini. Aku musti pake apa nin. Aku bingung kalo datang ke acara gituan." Tanyaku.
"Di haris resort , lo pake baju gue aja, ntar gue dandanin deh sekali-kali. Siapa tau di sana kita dapat gebetan. Tinggal kita nih yang jones." Ujar nina cekikikan.
"Ah kamu mah pilih-pilih nin, di kantor kayanya banyak yang mau sama kamu, aku sering curi denger lho pas anak kantor pada ngumpul dekat ruanganku," ujarku
Disebelah ruanganku merupakan tempat ngumpulnya orang kantor yang sekedar mau istirahat atau merokok karena ruang terbuka dan tidak jauh dari tempat sholat."Yah nay, orang di kantor utama mah pada culun, ga menarik, beda sama bagian produksi atau plant, lebih cowok cowok gimana gitu, apalagi pake seragam n kacamata safety,meleleh nay," ujar nina berapi api.
"Iya sih ,aku juga suka lihatnya kalo pagi." Aku senyum sendiri membayangkan sebelum masuk kantor banyak cowok dengan seragam safety mengantri sambil finger print, rasanya subhanallah banget. Seperti moodbooster dan penyemangat kerja.
"Jangan bilang lo belum pernah pacaran ya nay," tanya nina
"Belom nin, habisnya aku ga punya waktu selain belajar," jawab naya, mebayangkan bagaimana kehidupan yang dilaluinya sebelum ia masuk kuliah.
"Masa iya sih nay, lo ga ada waktu sekedar ngumpul bareng teman."Tanya nina
"Iya nin, aku kan kuliah di biayai om ku, kakaknya mama, jadi tinggalnya bareng sepupuku, kaya rumah gini juga, kita tinggal bertiga 1 cowok 2 cewek, nah yang ngurusin rumah sama tetek bengeknya sepupuku ya aku, jadi pulang kuliah banyak kerjaan, ga sempat nongkrong. Kalo libur semester aku pulang ke bandung bantuin di rumah om ku, jarang bisa keluar keluar kalau ga bareng om dan keluarga." Jawab naya.
"Lho emang mama papa lo dimana nay, lo anak tunggal ya," tanya nina dengan hati hati karena selama ini naya tidak pernah bercerita banyak tentang keluarganya.
"Mama sama papa udah cerai sejak aku kecil nin, aku punya kakak cewek beda setahun sama aku, sekarang jadi bidan di pedalaman namanya kaynara, ayah udah meninggal ga lama cerai dari ibu, tapi sempat punya keluarga baru, dan ibu meninggal waktu aku masih kuliah karena kanker. Tapi sejak kecil aku jarang tinggal sama ibuku, aku ikut nenek dari ibu." Ujar naya
masa kecilnya yang tidak pernah tinggal lama bersama ibu dan kakaknya. Karena ikut neneknya tinggal berasam om arief, om arief salah satu direktur di salah satu perusahaan bumn, dan satu satunya saudara ibu yang berada dan mau membantu membiayai pendidikannya, dari smp hingga kuliah. Karena ibu hanya ibu rumah tangga biasa yang mengandalkan hidup dengan pensiunan ayah dan ikut membuka warung kecil kecilan di rumah untuk menambah biaya pendidikan kakaknya. Sedangkan kanaya yang ikut ibu biaya pendidikannya terkadang masih di sokong keluarga dari ayah, hingga lulus pendidikan bidannya. Setelah kaynara lulus , ibu dan aya ikut pindah ke bandung, om arief mengontrakkan sebuah rumah kecil, akan tetapi aku tetap tidak bisa ikut tinggal bersama ibu karena lulus smptn di yogya. Hingga akhirnya ibu meninggal karena penyakit kanker yang telah lama di deritanya, tanpa memberitahu keluarga.
Aku dan kaynara memang saudara kandung tapi masih merasa jauh karena jarang sekali bertemu. Hingga kaynara di terima saat ujian pns dan harus di tempatkan di salah satu kota di riau, kami masih sering bertukar kabar lewat telfon atau sms, mungkin kalau ada sedikit tabungan nanti aku akan mengunjunginya. Karena ara sendiri kesulitan dengan keungannya, dia bilang Gajinya hanya cukup untuk kehidupan sehari harinya, tidak bisa banyak menabung, karena gaji tenaga kesehatan yang belum berpengalaman sepertinya memang tidak terlalu besar."Udah nay, lo jangan sedih," ujar nina sambil menepuk punggungku. Sekarang kan lo ada gue, anggap aja gue kakak lo juga nay.
"Iya, makasih ya nin, kamu banyak bantu aku selama di sini,"
"Elah, kaya apa aja lo, santai aja kali, malah gue yang makasih, semua kerjaan beres-beres rumah lebih sering lo yang kerjain di banding kita kita, gue dah anggap lo kaya adek gue nay, ujar nina menghiburku.
"Makasih nin, btw rena koq belum pulang ya, udah jam 8,30 ,lembur kali ya." Tanyaku.
"Kalo dah punya pacar ya gitu nay, lupa sama kita, lo ntar kalo punya pacar jangan gitu ya, ujar nina
"Aku sebenarnya ya nin, ga pengen pacaran, kalo nih ya, kalo ada yang mau nerima aku yang begini, aku mau langsung di lamar, curhat naya tersipu.
"Hahahah, mo nikah muda lo nay,"
"Ga muda juga kali nin, tahun depan udah 25"
"Gue aminin deh, biar lo cepet ketemu jodoh, ujar nina.
"Tapi nay lo ga takut kalo ga pacaran gitu, lo kan ga tau betul sifatnya gimana,"
"Yaelah nin, orang yang bertahun-tahun pacaran aja setelah nikah bisa ga kenal lagi dengan pasangannya, banyak yang bilang pacaran lama dengan seseorang ga menjamin kita kenal baik dengan dia, karena setelah menikah banyak kondisi dan keadaan yang ga pernah kita alami waktu pacaran. Ujar naya menerawang
"Iya juga sih nay, tau deh, gue belom kepikiran nikah, masih mau bebas, ujar nina. Kami pun kembali fokus dengan film yang ada di siaran tv.
"Oh ya nay, menurut lo si rino itu orangnya gimana, tanya nina
"Gimana apanya, aku kan ga terlalu kenal sama dia, ketemu juga beberapa kali, jawabku
"Gak sih, gue beberapa kali chat dia duluan ngajak ngobrol, jawabannya singkat mulu, ga asik banget, Cerita nina sambil manyun.
Aku ga berani cerita ke nina kalau rino sering sms aku, bahkan pernah dua atau tiga kali telfon tapi gak ku jawab, dengan alasan hp nya ke silent, atau lowbat, kemudian kami malah lanjut chatting. tapi ga ngobrolin apa apa koq cuma cerita tentang kantor atau tempat tempat wisata di batam yang belum pernah aku datangi.
Kami pun diam dengan pikiran masing-masing. Jam sudah menunjukkan pukul 10.30 akupun pamit ke nina untuk tidur duluan, sementara nina mau lanjut maraton korea drama. Sementara rena dan anggi belum pulang karena besok memang hari sabtu.Pagi-pagi aku sudah membereskan rumah dan duduk di teras sambil menghirup udara pagi dengan segelas teh, akupun iseng update status bbm mengatakan kalu aku sedang bosan dengan emotikon sedih.
Tak lama hp ku berbunyi, ada pesan masuk d bbm ku.Rino : aku ajak jalan, mau ga nay, lumayan ngilangin di ruma bosan h terus.
Naya : Boleh no, kapan?, iya nih lagi ga banyak kegiatan di rumah bosen juga, baru sore nanti mau pergi bareng nina.
Rino : Sekarang aja aku jemput gimana, sekalian aku kasih tau tempat enak buat sarapan.
Naya : Boleh deh, aku siap siap. Kita berdua aja nih,
Rino : Iyalah nay, aku punyanya motor.
Naya : Oke deh
Rino : Aku otw ya nay
Aku menggunakan celana jeans panjang kaos, dan sepatu kets yang baru ke beli beberapa minggu lalu bersama nina. Tak lupa akupun membawa jaket.
15 menit kemudian rino sudah datang dengan motor besarnya, akupun segera keluar dan mengunci pintu, tidak lupa aku mengirim sms kepada nina kalau akan keluar bersama rini, karena dari tadi aku ketok kamar nina dan rena tidak menjawab, sedangkan anggi tadi malam tidak pulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Find You
Chick-LitPria yang kusukai tidak menyukaiku, pria yang kurasa tidak mungkin menyukaiku malah menyatakan perasaannya padaku.Itulah yang kurasakan. - kanaya arumi, 24 tahun- Teman-temanku bilang ia hanya gadis polos dan tidak menarik, tapi sejak melihatnya aku...