bab 24

4.4K 257 5
                                        

Dengan sangat menyesal naya harus berpisah dulu dengan daniel ya pratiwidita

Saat aku pulang om arief sudah menunggu di ruang depan. Tante mira dan kak ara duduk di meja makan, suasananya sangat tegang, apa yang salah, pikirku.

"Naya duduk,"ucap om arief, akupun duduk
"Laki laki seperti itu pilihanmu nay, " tanya om arief lagi.

"Kenapa dengan daniel om," tanyaku tidak mengerti.

"Terlalu banyak perbedaan diantara kalian nay, om tidak mengijinkan kamu berasama laki laki seperti itu." Ucap om arief.

"Daniel laki laki yang baik om," ucapku tercekat, terbaik buatku, dalamhatiku.

"Dia bilang belum berpikir menikah nay, dia belum ada rencana untuk tinggal di indonesia, pokoknya dia tidak cocok untukmu nay. " jelas om arief

"Tapi naya mencintainya Om" ucapku

"Cinta yang kamu bilang itu omong kosong, jika dia sudah mendapatkan apa yang dia mau dari kamu dia akan meninggalkan kamu nay, om menyayangimu, segera putuskan hubungan kalian," ucap om arief.

Aku menangis dan berlari ke kamar. kenapa bisa om berkata seperti itu, om bahkan baru bertemu dengannya. Tak lama aku mendengar suara histeris tante mira, kak ara masuk ke kamar sambil menangis,

"Om arief nay," ucap kak ara, kak ara segera ganti baju dan keluar lagi, aku terus menangis hingga lelah dan tertidur. Keesokan paginya aku bangun dengan mata bengkak sebesar telur mungkin, terasa sangat berat, kak ara tidak pulang semalam, aku mengambil hpku mencoba menghubungi danny, hingga panggilan kelima danny tidak juga menganggkat,mungkin ia sedang tidur.

"Naya, naya," teriak tante mira, tante masuk ke kamar dengan mata merah.
"Tante gak akan maafin kamu kalau terjadi sesuatu dengan om kamu," ucapnya. berani kamu menolak keinginan Om kamu, orang yang selama ini membesarkan kamu, tidak tau di untung kamu," teriak tante mira.

Aku meluruh ke lantai, hanya bisa menangis.

"Tante kenapa bicara seperti itu, naya salah apa," ucap kak ara,
"hanya karena kalian yang selama ini membiayai kami kalian menganggap sudah bisa mengatur hidup kami, tambah kak ara sambil ikut menangis, apa selama ini pernah tante menganggap kami sebagai keluarga, memberikan kasih sayang layaknya keluarga, selama ini tante manganggap naya tak lebih dari pembantu keluarga, yang tante bayar gajinya dengan membiayai sekolahnya. Jadi jangan bicara kalau kami tidak tau diri, kami sangat tau siapa diri kami,"

"Berani kamu ya," ucap tante mira sambil menampar pipi kak ara, aku terkejut tante mira sampai tega melakukan itu. Tante mira pergi dan membanting pintu kamar, aku memeluk kak ara , kami berdua menangis.

Siangnya aku coba menghubungi danny lagi, tapi tetap tidak di jawab, aku mengiriminya pesan tapi tidak di balas, kemana dia. Aku mengajak kak ara untuk menemui daniel di hotel, saat aku tiba di hotel pihak hotel mengatakan danniel baru saja check out. Kenapa ia tidak memberitauku. Tak lama hp ku berbunyi ada pesan dari danny mengabarkan dia akan pulang lebih dulu ke batam. Aku menangis membaca pesannya, kak ara menenangkanku, tapi aku makin menangis aku merasa ini adalah pesan perpisahan dari daniel untukku, dia meninggalkanku.

Keesokan harinya aku baru berani menemui om arief di rumah sakit, om arief terlihat sangat pucat, dokter menyarankan om arief melakukan operasi jantung.

'"Om, maafkan naya," ucapku.

"Tidak nay, kamu masih muda, masih ingin mengenal dunia, mencoba hal hal baru, om paham, tapi ini keinginan terakhir om, mau kamu menikah dengan anak tante maya, supaya om lebih tenang nay" ucap om arief.

"Iya om, naya mau, tapi gak dalam waktu dekat ini, besok naya sudah harus pulang ke batam, bekerja, om juga harus fokus untuk operasi om nanti." ucapku. Aku tidak bisa terang terangan menentang kemauan om saat ini.

"Tidak nay, om tidak akan operasi sebelum kamu menikah." ucap om arief, duniaku terasa berhenti berputar, semua terasa kosong, kenapa om setega ini padaku.
Aku pulang dengan kak ara, kak ara terus meyakinkanku untuk menolak permintaan om arief. Aku sudah tidak bisa berpikir.

"Naya kamu ada di kamar," ucap bang rizki, abang boleh masuk.

"Masuk aja bang," jawabku.

"Abang minta maaf selama ini ga pernah berlaku baik sama kamu nay, sejak kecil abang sering memukul kamu kalau nenek tidak ada, waktu kita tinggal bersama di jogja abang sering perintah-perintah kamu, tanpa tau kesibukan kamu, abang nyesal , tapi kali ini abang minta kamu tolong ikutin kemauan papa, papa sering kesakitan nay, abang gak tega kalau papa harus menunda operasinya. Abang juga kenal dengan vano, dia laki laki baik." ucap bang rizki.
"Jangan pikirkan abang atau mama yang sering berlaku buruk ke kamu, pikirin papa yang selama ini sayang banget sama kamu nay,"ucap bang rizki sambil keluar kamar.

Aku terus mencoba menghubungi danny, mengiriminya pesan, aku sampai menelfon nina menyuruhnya melihat danny di kantornya. Apa ada sesuatu yang terjadi padanya, tapi nina bilang danny sedang bekerja di kantornya.
Sore itu om pulang dari rumah sakit bersama tante maya dan anaknya.

Om arief bilang sebaiknya aku dan vano akad nikah dulu sebelum kembali ke batam. Baru setelah itu om akan berangkat untuk operasi jantung di singapura. Akupun meyetujuinya.

Aku sudah tidak punya keinginan lain lagi, aku akan menerima semua keinginan om dan tanteku, karena kehidupanku dibiayai mereka jadi mereka berhak memutuskan mana yang akan membuatku bahagia.
Aku terus menghubungi danny, dan mengiriminya pesan. Tapi tidak pernah di balas.
Besok adalah hari pernikahanku, tidak ada resepsi hanya akad nikah, aku mencoba untuk yang terakhir kali menghubungi danniel. Setelah dua kali nada sambung danniel menerima telfonku
Akhirnya kau menjawab ucapku, air mataku sampai menetes karena bahagianya. Tapi tidak ada jawaban dari danny kuperiksa hp ku masih tersambung.

"Kenapa denganmu dan, aku merindukanmu, kenapa kau tidak pernah menelfonku,apa aku melakukan kesalahan, apa kau tidak mencintaiku lagi."ucapku sambil menangis, tapi tetap tidak ada jawaban.

"Bicara sesuatu dan," teriakku, katakan sesuatu, "katakan kau tidak akan menyerah terhadapku dan, aku mohon, aku mencintaimu, daniel kumohon." teriakku, sambungan pun terputus.
Aku menangis sejadinya, kak ara datang dan memelukku, sudahlah nay, kamu sudah berusaha, mungkin ini yang terbaik. Ucap kak ara, kami menangis berdua hingga lelah. Akupun mengirimi pesan pada nina dan rena, juga danny kalau besok aku akan menikah.



Until I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang