Hari sabtu minggu aku dan nina lebih sering libur, atau jika sedang banyak laporan, aku bekerja setengah hari, berbeda dengan anggi dan rena yang bekerja dibagian produksi, hari minggu juga bekerja. Belakangan anggi lebih sering keluar sepulang kerja, aku jarang ikut bergabung, jadi ia pergi bersama rena atau nina. Aku sering menolak ajakan anggi, bukannya tidak suka jalan dengan anggi atau bagaimana, tepai aku orang yang pemalu, apalagi sebelumnya juga aku jarang sekali nongkrong di cafe atau tempat hangout lainnya, karena memang tidak ada dana lebih untuk melakukan itu. Aku sering melewati weekend dengan meminjam koleksi novel nina.
Tidak jarang di hari sabtu aku selalu belanja kebutuhan rumah di pasar tradisional dekat perumahan, kadang bersama nina atau rena, anggi tidak pernah ikut serta di acara belanja kami, karena kalau libur anggi lebih suka bangun siang dan bermalas-malasan di kamar, mandi jika akan keluar rumah.
Aku lebih sering masak dibanding makan diluar, selain lebih sehat juga lebih hemat. Karena ya tau sendiri aku hanya mengandalkan gajiku untuk kehidupanku. Kami dirumah mengumpulkan uang belanja bersama untuk kebutuhan rumah dan makan, tapi aku yang lebih sering makan dan membawa bekal ke kantor, aku sering tidak enak dengan yang lain, karena itu aku membelanjakan uang bersama untuk membeli camilan ataupun buah. Dan belanja makan harian dengan uangku sendiri.
Pulang belanja aku menggunakan ojek karena barang bawaannya yang cukup berat. Kulihat nina sedang duduk di teras sambil membaca novel. Nina beranjak dan membantuku membawa belanjaan ke dapur. Membatuku memasukkan belanjaan ke kulkas sambil tukar cerita tentang novel yang baru kupinjam darinya. Selesai kamipun duduk di depan tv sambil bersantai, anggi masih tidur, sedangkan rena harus lembur.
"Nay lo belanja tadi, ada makanan ga sih, laper banget." Anggi keluar kamar dan menyambung tidur di karpet depan Tv.
"Ada banyak buah tu kalo kamu mau aku ambilin, sisa nasi goreng sarapan juga masih ada kalau mau nggi." Jawabku.
"Nasi goreng aja deh,laper banget," ujar anggi sambil berlalu ke dapur.
"Ga makan dari kapan lo nggi, kelaperan bener, porsi kuli makannya, biasa takut makan." ujar nina heran.
"Iya nih, dari kemaren siang ga makan nasi gue, kecapean pulang kantor," jawab anggi sambil menyelesaikan makannya.
"Eh, rena nanyain nih katanya pada mau ikutan nonton ga, sebentar lagi dia pulang," ujar nina sambil mengetik pesan di handphonenya.
"Ayolah ikut nay, kita jarang banget maen bareng," ujar anggi yang ikut selonjoran di karpet selesai makan.
"Boleh deh, jadi ga usah masak makan siang nih," jawabku.
"Iya kita makan di luar aja," ujar nina.
"Sok pada siap siaplah, si rena udah otw nih. " ucap nina sambil beranjak menuju kamar.Ya gini kelakuan anak kost, mandi kalau pada mau keluar rumah aja, kalo ga ada kegiatan ya pada siang mandinya, ga terkecuali aku ya. Yang pagi-pagi udah kepasar tanpa mandi.
- - -
"udah siap belum." ujar rena masuk ke dalam rumah
"Ucap salam dulu kek ren, main langsung langsung aja," ujarku."Udah kali gue salam pas masuk, lo yang ga nyaut, melamun yah, ujar rena , ngelamunin apa sih nay, kaya berat banget hidup lo tanya rena lagi."
"Aku gini aja, tu anggi sama nina masih di kamar, emang kamu mandi dulu ren." aku menggunakan kaos berlengan panjang dengan jeans biru dengan flat shoes.
"Masih sempat ya, soalnya teman gue nungguin di depan. Ga enak lama nunggunya dia," tanya rena
"Ya sempat lah, mandi kamu kan ga nyampe 10 menit, pilih gaunnya yang lama, ujarku
"Yaudah aku ganti baju aja deh, nay temenin rino sama fajar donk di depan sekalian tolong bawain minum ya," rena berlalu ke kamar.
"Owh kita bareng temen kamu ya," tanyaku
"Iya lumayan dari pada naik taksi." Rena senyum senyum. Belakangan memang rena lebih sering berangkat dan pulang di antar teman kerjanya, rena juga ga banya cerita, tiap kita tanyain rena jadian gak nya dengan fajar fajar ini, rena cuma senyum senyum ga jelas.
--------
'Sory ya ga ada apa apa di rumah, air putih doang," naya ke teras menemani rino dan fajar."Yah, ga usah ngerepotin kok nay, lo cukup nemenin kita sambil nunggu yang lain," ujar fajar.
Fajar orang yang cukup manis, tingginya kirakira 180 cm,kulitny kecoklatan dengan rambut sedikit panjang melewati telinga, pambawaanya kalem, sedangkan rino terlihat cool di antara yang lain, kulitny putih rambutnya cepak dan bebadan tegap, tapi tidak setinggi fajar.
"Kamu aslinya mana nay", tanya rino
"Ayah medan, ibu sunda- arab," jawabku.
Owh, ujar fajar dan rino berbarengan.
"Aku denger kamu lulusan sastra nay, kenapa malah ngelamar jadi bagian document control, agak melenceng ga sih." Tanya fajar.
"Ga bisa milih sih jar, dari sekian banyak perusahaan yang aku lamar keterimanya di sini. Itung itung cari pengalaman lah." Jelasku.
"Pada ngomongin apa nih, asik bener, sapa rena yang baru keluar dari rumah
"Ngobrolin kamu dong ren, cepat bener ren siap siap nya, tanya fajar
"Iyalah, orang cuma cuci muka sama ganti baju doang. jawab rena sambil tersipu karena fajar menatapnya intens.
Anggi, nina udah belom, dah kelamaan nih , pada mau ketemu siapa sih, dandannya lama bener, teriak rena ke dalam rumah
"iya iya udah siap kok, nina dan anggi keluar berbarengan,
Penampila nina dan anggi terlihat sangat girly sama sama menggunkan dress selutut, jika nina berwarna navy berlengan panjang, sedangkan anggie berwarna putih dengan cardingan soft pink. Kami pun berangkat menggunakan mobil fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Find You
ChickLitPria yang kusukai tidak menyukaiku, pria yang kurasa tidak mungkin menyukaiku malah menyatakan perasaannya padaku.Itulah yang kurasakan. - kanaya arumi, 24 tahun- Teman-temanku bilang ia hanya gadis polos dan tidak menarik, tapi sejak melihatnya aku...