Chapter 2 : Sorry

299 18 3
                                    

Masih menetes.
Air mata Yui masih menetes. Menyatu dengan darah yang mulai mengering di baju Kai, dan yang masih basah di kulit Kai.
Nite masih menindih mayat Carly. Kepalanya tertunduk, membuat poni rambut hitamnya menutupi matanya.
"Yui ..." ucap Nite dengan suara pelan. Terlalu pelan, sampai itu hanya terdengar seperti sebuah bisikan.
"Yui ..." Nite memanggilnya sekali lagi. Kali ini suaranya terdengar cukup keras. Yui mendengarnya, hanya saja dia tidak membalas. Dengan kondisi seperti itu, ia tidak ingin mengatakan apapun. Yang ada di hatinya sekarang adalah satu buah kata

"Maaf ..." ucap Yui pelan. Setelah mengucapkan kata itu, ia mengusap rambut Kai, lalu berdiri dan meninggalkan jasad adiknya itu. Setiap langkahnya dipenuhi dengan harapan bahwa tangannya akan menggandeng adiknya seraya ia berjalan.
Sebuah harapan yang tak mungkin diwujudkan.
"Yui ... " ucap Nite dari sampingnya. Mereka berdua berjalan bersama menelusuri hutan di senja hari ... Momen ini bisa menjadi momen yang romantis, jika adik Yui tidak meninggal beberapa menit yang lalu.

"Yui ... Dengarkan aku.. Aku turut berduka atas kematian Kai" Ucap Nite pada Yui. Suara Nite terdengar hanya sebagai gangguan di telinganya sekarang, sama seperti suara jangkrik yang mulai terdengar dan suara burung hantu yang bertengger di atas pohon.

"Yui ... Kita harus kembali besok, kita harus memakamkan mayat adikmu dan mayat Carly" Ucap Nite setibanya mereka kembali ke tempat mobil dan tenda mereka berada.
"DIAM!!" Teriak Yui menampar Nite. Tangannya yang masih bernoda darah dipukulkannya ke wajah Nite, dengan kekuatan yang cukup kuat untuk membuat kaca pecah.
"JANGAN KAU SEBUT NAMA ITU LAGI!!" Teriak Yui pada Nite dengan menatap matanya dalam-dalam. Kedua mata mereka saling berpandangan. Mata Yui yang dipenuhi kemarahan, dan mata Nite yang merendah karena iba dan sadar akan kesalahannya.

"Jangan bicara lagi ... " Ucap Yui pelan sambil meninggalkan Nite sendirian. Yui masuk ke dalam mobilnya, dan tidur sendirian disana.

Sementara Nite masuk ke tendanya. Keduanya tidak berbicara lagi malam itu. Mereka saling terdiam di tempat tidur masing-masing. Nite menghabiskan malamnya dengan memikirkan soal apa yang sebenarnya terjadi, dan apakah makhluk "Ghost" ini sebenarnya? Pertanyaan itu terus terputar dalam pikirannya sampai akhirnya ia tertidur di tendanya. Dingin biarpun sudah memakai selimutnya.

Penghangat ruangan di mobil telah dinyalakan. Yui berbaring di kursi mobilnya, menghadap ke samping kanan. Air matanya terus mengalir dari matanya. Di pikirannya ia terus berharap adiknya berada dalam pelukannya. Sama seperti saat dia menggendong Kai saat Kai masih berumur 9 bulan. Sama seperti saat dia memeluk Kai saat dia amat gemas terhadap badannya yang mungil dan wajahnya yang lucu. Sama seperti saat mereka tidur di kursi mobil ini kemarin malam.
Dia terus memikirkan itu sambil menangis sampai akhirnya dia mulai terlelap dalam tidurnya. Entah bermimpi,atau tidak ..

Pagi di keesokan harinya dimulai sama seperti pagi di hari yang lalu. Nite dibangunkan oleh sinar matahari yang hangat, lalu memanaskan sarden kalengan untuk sarapan. Dia juga menyiapkan roti yang ada di tendanya. Dia duduk di perapian. Menunggu Yui untuk keluar. Dalam hatinya dia tau bahwa Yui dan dia harus berbicara pagi ini.

Yui terbangun dari tidurnya, air matanya yang telah mengering bisa dia rasakan pasa mata dan kursi mobilnya.

"Pagi Nite ..." Salam Yui sambil mengambil sepotong roti dan sarden. Yui berkata seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi kemarin. Seolah-olah hidupnya normal dan tidak ada masalah apapun.
"Yui ... Soal kemarin "
" Maaf. Maafkan aku, Nite. Aku sedang marah. Maafkan aku"
Ucap Yui memotong kalimat Nite.
Nite tidak mengira Yui akan bicara begitu. Tentu dalam hatinya, Nite memaafkan Yui. Nite bisa mengerti apa yang dirasakan Yui. Semua kesedihan dan kemarahan itu pasti telah membuatnya buta kemarin.

"Apa kau pernah membunuh seseorang, Nite?" Tanya Yui pada Nite. Pertanyaan yang membuatnya kebingungan akan alasan kenapa dia bertanya itu.
"Sebelum kemarin.. Apa kau pernah membunuh seseorang?" Tanya Yui sekali lagi pada Nite.
"Tidak ... Kenapa?" Kini giliran Yui yang harus menjawab.

Ghostly PsychosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang