Chapter 31 : "Eggs"

39 3 0
                                    

"Hari baru, semangat baru!" atau setidaknya begitulah kata orang. Tidak ada semangat di ruangan itu, hanya ada lamunan penuh kebingungan di benak Annie.

Mimi, adiknya, masih tidur dengan nyenyaknya. Kadang Annie merasa iri pada adiknya itu. Anak kecil sepertinya pasti merasa senang dengan hal-hal kecil seperti bermain atau bercanda-gurau ... tapi Annie? Annie bahkan tidak tau lagi apa yang akan membuatnya tertawa.

Dia tidak akan begini jika Yui masih berada disini ... Jika saja Yui masih hidup, Annie pasti sedang duduk dan meminum segelas susu hangat sekarang, mungkin bergurau soal sesuatu atau meledek dan mengerjai Nite.

Tapi sayangnya itu tidak mungkin, mengingat tewasnya Yui, dan hilangnya Nite.

"Hey ... Ngapain melamun pagi-pagi?" Suara seorang laki-laki memanggilnya dari belakang.

Annie pun menoleh ke laki-laki itu, dan dilihatnya seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan kaos santai dan rambut agak berombak yang terlihat basah seperti baru keramas.

"Jill, yah? Aku yakin kita belum pernah berkenalan. Namaku Annie Mierein" ucapnya menawarkan jabat tangan

"Aku tau namamu, Annie. Kau cukup terkenal di organisasi ini ... Orang-orang bilang kau mahir menggunakan senapan dari jarak jauh loh" puji Jill pada perempuan berambut kecoklatan itu.

"Yah itu cukup hebat, apalagi kau kan memakai kacamata" sambungnya dengan menunjuk ke kacamata Annie yang sedikit berembun terkena udara pagi buta ini.

"Ah tidak juga ... sebenarnya gampang kok. Yang utama itu, kau harus bisa-"

"Hey hey hey kalau mau jadi mentor senapan, nanti saja yah saat pelatihan" ledek Jill ke Annie yang memang seorang mentor regu sniper.

"Yah yah terserah ... ngomong-ngomong, kau harus mandi lagi, atau setidaknya sikat gigi lagi, karena nafasmu sangat tidak enak" Ucap Annie yang mulai kesal dengan kelakuan laki-laki tidak tahu diri ini.

"Oh? Oke lah ... Sampai jumpa,mentor sniper" ucap Jill dengan gaya aneh sebelum pergi kembali ke kamar mandi.

'Orang aneh. Kenapa July mau pacaran dengannya yah?' pikir Annie, tak berani mengatakan kalimat menyakitkan itu di depan Jill.

Yah ... setidaknya kemunculan Jill itu bisa mengalihkan perhatian Annie untuk sementara dari lamunannya yang menyedihkan itu.

Jauh dari tempat Annie, didalam sebuah rumah kecil di dalam kerajaan besar ...

Nite bangun dari tidurnya. Dia tidak begitu mengingat apa yang terjadi kemarin malam, yang dia ingat hanyalah dia menangis habis-habisan di pelukan Yui sampai akhirnya tertidur di rumahnya itu. Mungkin mereka tidur sekasur, tapi tentunya mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan.

Dan sekarang ...

"Yui...? Yui!? Yui, dimana kau?!!" teriak Nite kuatir saat Yui tidak berada di sampingnya.

"Jangan teriak-teriak Nite! Ini masih pagi, tau!" Ucap Yui memunculkan dirinya dari ruang makan. Dia mengenakan kaos hitam polos dan celana pendek abu-abu yang sedikit kusam dan kelihatan lungset, tidak pernah disetrika.

"Nite, aku tinggal disini tapi bukan berarti ini rumahku. Perumahan ini dimiliki oleh seorang ibu-ibu kaya nan galak yang pasti nggak segan-segan ngusir kita kalau kita berisik. Jadi tolong jaga suaramu yah" sambung Yui sebelum kembali ke ruang makannya.

Nite mengikuti Yui, rumah itu tidak terlalu besar maupun kecil. Ukurannya cukup besar untuk dihuni oleh seorang perempuan muda seperti Yui, jadi keberadaan Nite disitu cukup menyeimbangkan keadaan. Temboknya berwarna putih kekuningan, halus dan bersih biarpun ada beberapa coretan di tembok.

Ghostly PsychosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang