Chapter 32 : "Help"

55 4 0
                                    

Nite terjatuh dengan cepat, lututnya menabrak tanah dengan amat cepat seakan ditarik oleh gravitasi jupiter. Tangan kirinya mengucurkan darah segar yang bertumpahan ke tanah. Tembakan orang itu mengenai pergelangan tangan Nite, menyebabkan luka yang amat parah. Tangannya sangat susah digerakkan, dan teriakan terus keluar dari mulut Nite.

"Haha! Itu yang kau dapat kalau tidak mau nurut perintah!! Sekarang beritahu ..." ucap laki-laki itu seraya melangkah mendekati Nite, senjatanya ia bawa dengan bangga.

Laki-laki itu mendekati Nite yang terjatuh di tanah. Bagaikan seorang pemburu yang mendekati mayat hewan buruannya.

" ... siapa dan dimana pemimpin kota kecil ini?" Ucapnya sambil menempelkan mulut senjatanya ke kepala Nite. Dia dapat merasakan tekanan pada kepalanya saat moncong senjata itu ditekankan ke kepalanya. Benar-benar kasar, tanpa ada rasa kasihan lagi.

Tentu saja bukan hanya itu yang dirasakan Nite sekarang. Tekanan batin yang berat juga turut dirasakannya, dengan Yui yang menghilang entah kemana, bangunan terbakar, orang-orang yang mati ditembaki sampai ke jeritan jeritan orang yang berlarian, semuanya sangat membebani Nite.

"Hey bajingan ... kau tidak mau membuka mulut hah? Aku tidak main-main. Aku akan menembakmu kalau aku muak denganmu dan pasti kau mati"

Memang benar ...
Satu tembakan. Satu tembakan saja akan membunuhnya dan setelah itu entah apa yang terjadi pada mayatnya. Ditiru oleh ghost? Dimakan oleh kawanan anjing liar? Hanya Tuhan yang tau pasti ...

Setidaknya kini dia punya 1 hal yang pasti : dia akan terus tutup mulut. Memberitau lokasi Charles si pemimpin kota ini dapat membahayakan lebih banyak nyawa.

"Aku hitung ... 3!" Ucap laki-laki brutal itu sambil menekankan senjatanya lagi ke kepala Nite, kini tepat di lubang telinganya.
Hawa panasnya dapat terasa dengan jelas di telinganya.

"2!! Aku tidak main-main!!" Ucapnya, kini ia menginjak tangan Nite yang berdarah, membuat teriakan keras keluar sekali lagi.

"1... Time out. Masih bungkam?" Ucapnya.
Nite tak menjawab, dia hanya memegangi tangannya yang berdarah, rasa sakit begitu menguasai dirinya. Dia bukan seorang prajurit elit seperti di televisi yang bisa bertahan dan terus bertarung biarpun telah ditembak.

Dia manusia biasa. Dia hanya seorang remaja yang bingung. Amat sangat bingung.

"Begitu ya? Ya sudah. Selamat tinggal ..." ucapnya..
Sebutir peluru pun ditembakkan, menembus tengkorak dan otak, mengakhiri nyawa secepat kilat.

--------------------------------------------------

"Asap? Apa mereka sedang kebakaran?"
"Entah pokoknya menurutku kita harus memeriksanya. Mungkin Nite berada disitu kan ..." saran Annie menanggapi nada terkejut Jimmy.

"Well... Heisenberg memang tempat tinggal lama Nite, dan sekarang memang organisasi kita menarget untuk menghancurkan perumahan Ghost di Heisenberg. Tapi belum tentu Nite dibawa ke sana kan?" Ucap Jimmy sambil menaruh rokoknya di tempat puntungnya.

"Jimmy! Bukan cuma soal Nite! Disana ada berpuluh-puluh manusia!" Ucap Annie agak membentak Jimmy yang sedang bermalas-malasan.

"Manusia yang akan menjadi musuh kita kan? Kau tau kan kalau kurang dari sebulan lagi kita akan menyerang tempat itu?" Ucap Jimmy, nada bicaranya masih santai. Ia mengambil sebatang rokok lagi dari kantong bajunya.

"Terserah! Aku akan bilang pada Drake si ketua itu saja!" Ucapnya meninggalkan Jimmy sendirian.

'Tch.. dasar laki-laki tidak becus. Kemarin dia bilang dia akan membantuku, kini dia lebih memilih malas-malasan di kamarnya. Mana nafasnya bau rokok lagi!' Ejek Annie dalam hati seraya berjalan dengan langkah kaki yang cepat ke arah ruangan Drake.

Ghostly PsychosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang