Chapter 9 : Conflict

123 13 1
                                    

"Jangan taruh tanganmu di pelatuk senjata kalau kau belum siap menembakkannya" Ucap Robert mengajari Jimmy langkah terakhir dalam menggunakan senjata.
"Menembak seseorang bisa berarti mengakhiri nyawanya. Luka tembakan akan sangat susah sembuh, tidak seperti di film. Dan sekali kau tertembak, pendarahannya akan susah dihentikan." Sambungnya.
Jimmy hanya mengangguk sambil melihat sekitarnya dengan teropong senapan itu.

Mereka
berdua kini berada di atap hotel tempat mereka tinggal. Matahari siang berada di atas kepala mereka, menandakan ini adalah tengah hari.
"Sudah berapa kali kau menembakkan senjata ini?" Tanya Jimmy pada Rober tanpa mengalihkan perhatiannya di senapan itu.
"Cukup sering. Aku mahir menembakkannya" Ucap Robert sambil menutup sedikit matanya karena silau. Cahaya matahari memang panas siang ini, mengalahkan hawa di dekat perbukitan yang dingin.
"Darimana kau belajar?" Tanya Jimmy sekali lagi pada Robert. Kini pandangan Jimmy tertuju pada Robert. Matanya juga ditutup sedikit karena silau.
"Aku belajar dari ayahku. Dia seorang komandan militer" Ujarnya dengan percaya dirinya tersenyum

Sementara itu, Nite sedang berjalan-jalan di dalam hotel dengan Yui. Setiap orang yang melihat mereka akan menyangka mereka sebuah pasangan. Padahal nyatanya, mereka hanyalah teman dekat -atau setidaknya itu yang mereka berdua pikirkan-.
"Jadi ... Bagaimana menurutmu? Apa kita harus tinggal disini atau kita lebih baik pergi saja beberapa hari lagi?" Tanya Yui pada Nite. Pandangan mereka berdua tetap fokus ke depan biarpun mereka berbicara.
"Entahlah. Bagaimana denganmu? Apa kau tetap ingin ke kota atau mau diam disini?" Tanya Nite balik pada Yui.

Mereka memang telah banyak melenceng dari jadwal perjalanan mereka. Andai saja mereka masih punya mobil mereka, pasti kini mereka sekarang sudah berada di dalam kota. Semua kekacauan ini sungguh mengganggu perjalanan mereka.
"Aku ... Ingin bertemu keluargaku. Aku ingin pergi ke kota saja. Kau boleh tinggal disini" Jawab Yui atas pertanyaan Nite dengan nada datar.
"Jangan aneh-aneh. Di luar sana kau pasti mati kalau sendirian. Bukannya merendahkanmu, tapi di luar sana itu berbahaya sekarang. Kau perlu seseorang yang bisa kau percaya di sampingmu, Yui" Ucap Nite dengan tegas. Pandangannya mengarah ke wajah Yui.

Yui memang seorang wanita yang tangguh, dia bukan tipe wanita yang senang pergi berbelanja di mall mewah. Lahir di keluarga yang kurang berkecukupan membuatnya harus bisa beradaptasi dengan sekitarnya. Memang keluarganya tidak miskin, tapi keluarga Yui juga tidak kaya. Keluarga itu berada di level peralihan.
Namun seberapapun tangguhnya Yui, dunia sekarang ini penuh dengan orang jahat. Entah itu benar-benar 'orang' atau bukan.
Yui perlu seseorang yang bisa dia percayai untuk selalu berada di sisinya, dan untuk Yui sekarang, Nite lah orang itu.

"Yui, aku akan mulai bersiap-siap untuk pergi besok. Aku juga mau tanya Jimmy apa dia mau ikut atau tinggal" Ujar Nite disambil memegang bahu Yui. Jari-jarinya bersentuhan dengan rambut Yui yang hitam dan halus.
"Kau tolong cari informasi soal Ghost dari Carrey yah, Yui" Pinta Nite seraya menepuk bahu Yui dua kali, layaknya seseorang yang mengandalkan sahabatnya dalam suatu masalah yang serius.
"Oke, Nite. Aku juga akan cari tau jika ada beberapa pakaian yang tidak dipakai. Mungkin ada yang pas untuk ukuran kita" jawab Yui pada Nite sebelum ia meluncur pergi ke kantor Carrey.

Kembali lagi di lantai teratas, Robert dan Jimmy sedang menghisap rokok racikan Lee. Keduanya nampak sangat menikmati rokok itu. Jimmy terus menghisap rokok itu satu batang demi satu batang. Sedangkan Robert bermain-main dengan asap rokok yang ia hembuskan dari dalam mulutnya. Bagi mereka, inilah hiburan di tengah dunia yang hancur ini. Keduanya duduk santai, senapan Robert ada di antara mereka berdua. Biarpun sedang merokok, sebetulnya mereka juga berjaga-jaga jika ada seseorang yang muncul di luar hotel. Tapi tidak ada seorang pun yang lewat, memberi waktu bagi mereka untuk bersantai.

"Hey ... Kau disini rupanya, Jimmy. Aku mencarimu kemana-mana dan ternyata kau sedang asik merokok disini" Ucap Nite sambil menutup hidungnya dengan tangan kirinya, berusaha menghalangi asap rokok masuk ke saluran pernafasannya.
"Memang kenapa, Nite? Kau mau melarangku merokok?" Tanya Jimmy dengan nada menantang. Ia tidak mau berdiri dari posisi santainya, karena ia sangat menikmati kesantaian yang dia miliki sekarang.
"Lupakan saja ... Ngomong-ngomong, aku dan Yui akan pergi ke kota besok. Kau mau ikut atau tinggal?" Ucap Nite menatap Jimmy yang fokus ke rokoknya. Kini dia sudah berlebihan, dia telah ketagihan dengan produk perusak paru-paru itu sampai-sampai dia tidak mau berpaling sebentar hanya untuk melihat lawan bicaranya.

Ghostly PsychosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang